Teguh dalam damai sejahtera

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Yesaya 26:3,12

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami.

Perjalanan hidup tidak selalu baik-baik saja seperti yang kita ingini. Ada kalanya menghadapi kesulitan dan masalah. Namun sebagai anak-anak Tuhan yang memiliki Bapa sorgawi yang setia menyertai, selalu ada pengharapan dan kekuatan untuk melewati badai dan persoalan. PenyertaanNya membuat kita berkemenangan.

Ketika keadaan yang dihadapi nampak makin buruk, kita bisa jadi panik dan khawatir. Ada banyak masalah yang bisa menimpa kehidupan, mungkin dalam keuangan, usaha yang sepi, utang yang nampak begitu besar, mungkin kesehatan yang memburuk, anak yang memberontak, pasangan yang selingkuh, dan keadaan harga-harga di pasar yang mahal, semua itu jika dibiarkan menguasai pikiran akan membuat kehilangan damai sejahtera dan pengharapan. Jangan ijinkan kekhawatiran memerintah atas hidup kita, melainkan pilih untuk damai sejahtera Kristus yg memerintah kehidupan.

Dalam terjemahan bahasa Inggris untuk "yang hatinya teguh, dijagai dengan damai sejahtera " dikatakan: yang pikiran dan perhatiannya tetap tinggal di dalam Tuhan, dijagai dengan damai sejahtera.

Di tengah keadaan dan masalah yang belum terselesaikan, kita tidak jadi terhanyut dalam khawatir, melainkan teguh dalam damai sejahtera dan berjalan di atas masalah, ketika memilih menjaga pikiran tetap tertuju kepada Tuhan Yesus, dan kita tinggal di dalam Tuhan Yesus dalam hubungan yang benar dan intim.

Untuk itu, inilah yang perlu kita lakukan.

  1. Tidak membesarkan masalah
  2. Ketika sedang dalam masalah, cenderung pikiran dan imajinasi melambung dan mereka-reka masalah itu lebih besar dan menakutkan. Contohnya, ketika dua belas pengintai diutus Musa mengintai negeri Kanaan, mereka membesar-besarkan musuh dengan berkata, semua penduduknya raksasa, dan kami nampak seperti belalang di hadapan mereka.

    Bilangan 13:32-33

    "Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. ndan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami. Jangan ijinkan."

  3. Tidak bersandar kepada kepintaran manusia
  4. Kitab Amsal memberitahukan agar tidak mengandalkan pikiran dan kepintaran manusia. Kita memposisikan mau seperti anak kecil di hadapan Bapa di sorga.

    Amsal 3:5,7

    "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan."

  5. Mengenakan pikiran/paradigma Kristus.
  6. Ketika mengenakan pikiran selaras dengan pikiran Kristus, kita bisa melihat dalam pengharapan dan keyakinan, bahwa apa yang Dia lakukan di waktu lampau, pertolongan dan perbuatanNya yang ajaib akan dilakukanNya juga bagi kita.

    Filipi 2:5

    "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."

Kalau dulu Dia bisa mengubah air jadi anggur, membangkitkan yang mati hidup kembali, badai yang bergelora jadi teduh, maka sekarangpun Dia sanggup mengubah persoalan dan pergumulan kita menjadi berkat dan kemenangan kita.

Terimalah: '"Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:7) Amin. (MG).

Perjalanan hidup tidak selalu baik-baik saja seperti yang kita ingini. Ada kalanya menghadapi kesulitan dan masalah. Namun sebagai anak-anak Tuhan yang memiliki Bapa sorgawi yang setia menyertai, selalu ada pengharapan dan kekuatan untuk melewati badai dan persoalan. PenyertaanNya membuat kita berkemenangan.