Lima alasan kita memuji dan menyembah Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal06 Februari 2022
PenulisPdp Dio Angga Pradipta, MTh
Renungan khusus lainnya

Sejak awal pembentukan jemaat GBI Jalan Jendral Gatot Subroto, pujian dan penyembahan adalah nadi utama dalam ibadah. Pujian dan penyembahan dipandang bukan hanya sebagai bagian dari liturgi saja, tetapi menjadi momen perjumpaan antara Tuhan dengan jemaat. Lawatan dan kuasa Roh Kudus terjadi begitu kuat dalam sesi pujian dan penyembahan sehingga jemaat juga merasakan secara nyata hadirat Tuhan di gereja.

Penekanan pujian dan penyembahan tidak hanya diperuntukkan untuk pelayan, pemuji dan penyembah saja, tetapi setiap orang percaya diajak untuk mengalami dan hidup akrab dengan hadirat Tuhan setiap harinya.

Bagi kita yang sudah cukup lama berada di gereja ini mungkin sudah paham kenapa kita sangat menekankan tentang penyembahan, tetapi generasi yang baru, yaitu anak-anak muda, mungkin masih ada yang bertanya: “Kenapa sih kita harus menyembah Tuhan?” atau “Kenapa gereja kita selalu bicara mengenai pujian dan penyembahan?” Setidaknya ada 5 alasan mengapa kita menyembah Tuhan.

Lima alasan mengapa kita menyembah Tuhan

#1 Kita diciptakan untuk memuliakan Dia

Di dalam ayat Yesaya 43:6-7 dikatakan bahwa:

Aku akan berkata kepada utara: Berikanlah! dan kepada selatan: Janganlah tahan-tahan! Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!

Ayat ini mengajarkan bahwa hidup kita seharusnya membawa kemuliaan bagi Tuhan. Ada banyak cara untuk kita membawa kemuliaan bagi Tuhan, salah satunya adalah dengan menyembah Tuhan lewat suara kita.

Bayangkan, betapa spesialnya manusia: diciptakan dengan pita suara dan kemampuan artikulasi nada. Bahkan telinga kita bisa membeda-bedakan melodi. Kita diciptakan dengan tangan dan kaki untuk bergerak dan berjalan. Nah, sekarang kita menggunakan semua pemberian Tuhan tersebut: baik suara, telinga, tangan, dan kaki untuk memuliakan Tuhan lewat pujian dan penyembahan.

#2 Karena karya-Nya yang luar biasa dalam hidup kita

Kita telah ditebus dengan darah-Nya, dan menjadi umat kepunyaan-Nya, seperti yang tertulis di dalam 1 Petrus 2:9,

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kalau kita baca bahasa Inggrisnya dari terjemahan NIV, dikatakan:

that you may declare the praises of Him who called you out of darkness... Wow!

Kita dipanggil dan dipilih untuk mendeklarasikan puji-pujian tentang Allah yang begitu besar dan luar biasa. Bagaimana kita mendeklarasikan puji-pujian tentang Allah? Yaitu dengan memuji dan menyembah Dia dengan segenap kekuatan kita.

Tuhan Yesus menebus kita di atas kayu salib supaya kita dipindahkan dari kerajaan gelap kepada terang-Nya yang ajaib. Bukankah sebuah kehormatan jika kita bisa menggunakan hidup ini untuk mendeklarasikan puji-pujian kepada-Nya? Keselamatan itu mahal harganya, dan kita tidak mampu membayar itu-- karena kasih karunia dan melalui imanlah kita diselamatkan. Respon orang percaya yang sudah diselamatkan adalah mengisi hidupnya dengan pujian dan penyembahan kepada Tuhan.

#3 Karena itu perintah Tuhan sendiri

Jikalau kita membaca di dalam kitab Mazmur 150, ada banyak sekali kata-kata ‘Pujilah!’ Bahkan ada lebih dari 10 kali kata pujilah digunakan dalam Mazmur 150 di antaranya adalah:

  • “Pujilah Tuhan dengan tipuan sangkakala” (ay. 3)
  • “Pujilah Tuhan dengan ceracap yang berdenting” (ay. 5)
  • “Pujilah Tuhan dengan rebana dan tari-tarian” (ay. 4)

Kalau bahasa Indonesia menggunakan imbuhan akhir “-lah” artinya itu adalah perintah. Bukankah kita perlu melakukan perintah Tuhan, Saudara? Mazmur 103:1 juga berkata, Pujilah TUHAN, hai jiwaku Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

Bukan hanya dengan alat musik dan tari-tarian, tetapi kita juga memuji Tuhan dengan segenap jiwa dan batinku. Itulah mengapa gereja kita menekankan sekali dalam pujian dan penyembahan. Kapan terakhir kali kita menyembah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa?

Mungkin sebagian kita berkata: “Ah, suaraku tidak bagus” atau “Ah, aku tidak suka nyanyi”. Apa pun alasan kita, suka atau tidak suka, perintah Tuhan tetap sama: Pujilah Dia! Memuji dan menyembah Tuhan bisa dikatakan sebagai sebuah ketaatan kepada kebenaran Firman. Dan kita tahu ketaatan kepada perintah-Nya membawa berkat tersendiri.

#4 Karena Dia senang melihat anak-anak-Bya menyembah dan memuji Dia

Di dalam Mazmur 147:1 dikatakan,

Sungguh bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah

Mari kita tarik perspektif kita ke dalam paradigma yang baru. Selama ini kita mungkin melihat penyembahan dari sisi manusianya: kita yang membawa persembahan ke mezbah Tuhan, kita yang bekerja dan mengusahakan agar terlihat indah.

Tetapi pernahkah kita merenungkan penyembahan dari sisinya Tuhan? Bahwa Allah melihat penyembahan dari anak-anak-Nya itu baik dan indah; sebuah dupa yang harum di depan takhta-Nya. Allah tidak memusingkan suara kita bagus apa tidak, tetapi Allah lebih melihat hati setiap kita.

Firman Tuhan di dalam 1 Samuel 16:7 jelas mengatakan bahwa manusia melihat apa yang di depan matanya, tetapi Allah melihat hati. Sebagai orangtua jasmani, tentu kita senang kalau anak-anak kita mengucapkan hal-hal yang baik tentang kita bukan? Terlebih lagi Bapa kita yang baik, Dia melihat penyembahan itu indah adanya.

#5 Karena di sorga kelak akan ada puji-pujian untuk selama-lamanya

Wahyu 5:13 berkata:

Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!

Kita menyembah Tuhan karena kita sedang mempersiapkan untuk kekekalan nanti. Kalau di dunia ini kita tidak suka dan tidak mau menyembah Tuhan, bagaimana nanti kita di sorga? Justru dunia adalah tempat latihan, persiapan untuk kita memasuki kekekalan, untuk memuji dan menyembah Tuhan selama-lamanya. Penekanan kepada kata ‘Anak Domba’ kembali menjelaskan karya keselamatan dari Yesus yang sempurna menebus dosa umat manusia di atas kayu salib. Dan setiap orang yang percaya adalah ‘imamat yang Rajani’ yang diberikan akses 24/7 untuk mempersembahkan korban syukur dan puji-pujian kepada Tuhan.

Penutup

Sebagai rangkuman, ada 5 alasan kenapa kita menyembah Tuhan:

  1. Karena kita diciptakan untuk kemuliaan nama-Nya
  2. Karena kita telah ditebus lunas dengan darah-Nya
  3. Karena Tuhan memberikan perintah untuk memuji Dia
  4. Karena Allah senang mendengar umat-Nya memuji dan menyembah Dia
  5. Karena kita akan menyembah Tuhan dalam kekekalan untuk selama-lamanya

Semoga dalam memasuki Tahun Paradigma yang Baru, kita diberikan Roh hikmat dan wahyu yang lebih lagi untuk bisa mengenal Dia dengan benar. Pengenalan akan Allah akan selalu membawa manusia tersungkur di kaki-Nya dan menyembah Dia. Haleluya, Amen! (DAP)

Sejak awal pembentukan jemaat GBI Jalan Jendral Gatot Subroto, pujian dan penyembahan adalah nadi utama dalam ibadah. Pujian dan penyembahan dipandang bukan hanya sebagai bagian dari liturgi saja, tetapi menjadi momen perjumpaan antara Tuhan dengan jemaat. Lawatan dan kuasa Roh Kudus terjadi begitu kuat dalam sesi pujian dan penyembahan sehingga jemaat juga merasakan secara nyata hadirat Tuhan di gereja.