Berbahasa roh sebagai identitas Insan Pentakosta

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal30 Mei 2021
PenulisPdm Dio Angga Pradipta, MTh
Renungan khusus lainnya

Jika kita berbicara tentang identitas insan Pentakosta, maka pengajaran yang paling sentral adalah baptisan Roh Kudus. Pemahaman Baptisan Roh Kuduslah yang menjadikan kegerakan Pentakosta di dunia berkembang pesat dan sekaligus yang menopang kegerakan ini sampai sekarang. Di sini kita akan membahas mengenai apa itu baptisan Roh Kudus, tanda awal baptisan Roh Kudus, serta manfaat berbahasa Roh.

Pengakuan iman GBI berbunyi:

Baptisan Roh Kudus adalah karunia Tuhan untuk semua orang yang telah disucikan hatinya; tanda awal baptisan Roh Kudus adalah berkata-kata dengan bahasa roh sebagaimana diilhamkan oleh Roh Kudus.”

Baptisan Roh Kudus yang dimaksud adalah pengalaman dipenuhi oleh Roh Kudus setelah seseorang lahir baru atau menerima keselamatan seperti yang dialami oleh para murid-murid Yesus.

Yesus menyuruh murid-murid-Nya menunggu di Yerusalem untuk dipenuhi oleh Roh Kudus yang dijanjikan oleh Bapa. Maka para murid berdoa, memuji, dan menantikan datangnya janji Bapa itu. Tiba-tiba pada hari Pentakosta, janji Bapa digenapi,

“Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain.”
(Kisah Para Rasul 2:4)

Para murid sudah percaya kepada Yesus, sehingga baptisan Roh Kudus yang diberikan di sini berbeda dengan karya Roh Kudus yang masuk ke hati setiap orang ketika mereka mulai percaya kepada Yesus.

Baptisan Roh Kudus kepada orang yang sudah percaya

Ada 2 kejadian lain di dalam kitab Kisah Para Rasul, di mana orang yang takut akan Tuhan dilawat oleh Roh Kudus.

  • Keluarga Kornelius.
    Kornelius tercatat adalah seseorang yang
    takut akan Allah dan senantiasa berdoa kepada Allah. (Kisah Para Rasul 10:2)
    Allah mendengar doanya, dan dalam sebuah penglihatan Kornelius diminta untuk memanggil Petrus ke rumahnya. Ketika Petrus datang dan berkhotbah, tiba-tiba;
    “… turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. (ayat 44)
    Bagaimana Petrus dan teman-teman Yahudinya tahu itu karunia Roh Kudus? Karena mereka melihat dan mendengar:
    “… orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. (ayat 46)
  • Para murid di Efesus.
    Dalam perjalanannya, Paulus singgah ke Efesus dan bertemu dengan orang-orang percaya di kota itu. Paulus bertanya,
    Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?
    (Kisah Para Rasul 19:2)
    Para murid tersebut menjawab, bahwa mereka belum pernah mendengar tentang Roh Kudus, dan mereka hanya dibaptis air. Maka Paulus segera menumpangkan tangan atas mereka dan;
    “… turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.” (ayat 6)

Berbahasa Roh adalah tanda awal seseorang dibaptis Roh Kudus. Ini adalah pemberian dari Bapa kepada setiap orang percaya yang mau, dan hari-hari ini betapa pentingnya kita banyak berdoa dan berbahasa Roh—khususnya di tengah situasi pandemi yang masih ada saat ini.

Manfaat berbahasa roh

Mengapa penting untuk orang percaya mengalami Baptisan Roh Kudus? Ada 2 manfaat utama yang dapat dirasakan, yaitu:

#1 Membuat hidup kita semakin intim dengan Bapa dan menjadi kuat di dalam Dia

Bahasa roh adalah pemberian dari Bapa agar kita bisa lebih intim di dalam persekutuan dengan-Nya.

1 Korintus 14:2 menjelaskan bahwa orang yang berbahasa roh, mereka berbicara langsung kepada Bapa— roh yang ada dalam diri kita mengucapkan hal-hal yang rahasia kepada Bapa. Apa sih hal yang rahasia itu?

Di dalam Roma 8:26, Paulus berkata bahwa Roh membantu di dalam kelemahan kita berdoa. Ketika kita berdoa dengan akal budi, mungkin ada hal-hal yang tidak terucap atau keluhan-keluhan yang tidak tersampaikan. Nah, berbahasa roh mengeluarkan keluhan-keluhan terdalam kepada Bapa secara langsung. Bukankah ini sebuah persekutuan yang indah?

Berbahasa roh juga penting di dalam membangun kekuatan rohani kita.

Di dalam 1 Korintus 14:4 dikatakan,

Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri.

Kata 'membangun' di sini memiliki gambaran seperti orang yang sedang membangun rumah. Mulai dari temboknya, strukturnya, semua dibangun sampai kokoh.

Berbahasa roh itu seperti membangun kekuatan rohani dari dalam, membangun iman kita. Kalau iman kita kuat, rohani kita kokoh dari dalam, maka serangan dan tekanan apapun dari luar akan sanggup kita hadapi. Paulus mengalami banyak tekanan dan penderitaan di dalam melayani Tuhan. Dia pernah,

Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
tiga kali aku didera,
satu kali aku dilempari dengan batu,
tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
(2 Korintus 11:24-25)

Bagaimana dia bisa kuat menghadapi itu semua? Saya yakin kehidupannya yang intim dengan Roh Kudus memberikan kekuatan dari dalam untuk terus melayani.

#2 Memberikan kuasa serta keberanian untuk menginjil dan menyelesaikan Amanat Agung

Dalam Kitab Kisah Para Rasul, ada pola yang berulang-ulang terlihat. Orang yang dipenuhi Roh Kudus diberi keberanian untuk menginjil.

Dalam Kisah Para Rasul 4:8, tertulis Petrus dalam kepenuhan Roh Kudus bersaksi dengan berani mengenai Yesus. Apa respon orang Saduki? Ayat 13 mencatat:

“… sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes.

Sesudah insiden di sidang itu, para murid berkumpul untuk berdoa dan Kisah Para Rasul 4:31 mencatat,

mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”

Wow! Para murid yang dipenuhi Roh Kudus bukan saja diberi kuasa untuk melakukan tanda dan mujizat, tetapi diberi keberanian untuk memberitakan Firman Allah. Keberanian dari Roh Kuduslah yang diperlukan untuk kita menyelesaikan Amanat Agung di era Pentakosta Ketiga ini.

Peringatan untuk tidak merendahkan Roh Kudus

Di dalam Matius 12:32, Yesus memberikan peringatan keras kepada mereka yang menghujat Roh Kudus. Kata 'menghujat' di sini memiliki arti sempit dan arti luas.

  • Secara sempit kata 'menghujat' di sini bisa diartikan “melecehkan dan merendahkan pribadi Roh Kudus”. Orang-orang yang mungkin tidak percaya kepada kuasa Roh Kudus, sehingga di dalam hidupnya kerap merendahkan dengan kata-kata dan perbuatan. Ini juga bisa disebut mendukakan hati Roh Kudus. (Efesus 4:30)
  • Arti luas dari 'menghujat' adalah orang-orang yang terus menerus menolak karya Roh Kudus dalam hidupnya. Dia mungkin melihat tanda dan mujizat dilakukan, pemberitaan Injil diberikan, tetapi hatinya terus menerus menolak suara Roh Kudus yang lembut. Sampai pada akhir hidupnya, dia menolak keselamatan, dan tidak dapat diampuni lagi.

Jangan sampai kita mendukakan Roh Kudus, apa lagi menghujat-Nya.

Bagaimana caranya agar kita bisa dibaptis Roh Kudus dan mendapatkan karunia berbahasa Roh? Caranya adalah dengan meminta kepada Bapa yang baik. Yesus berkata,

Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
(Lukas 11:13)

Sambil menantikan baptisan Roh Kudus, jangan pasif, tetapi teruslah berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dengan akal budi kita. Bapa pasti akan memberikan karunia Roh Kudus pada waktunya. Haleluya. (DAP)