Berintegritas di tengah krisis hidup

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal02 Mei 2021
PenulisPdt Dr Johannes SP Rajagukguk, ST, CBC
Voice of PentecostVoice of Pentecost 43 (Zefanny Michelle Listando)
Renungan khusus lainnya

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

(Mazmur 1:1-6)

  1. Ujian integritas sedang datang
  2. Pesan Tuhan yang menjadi tema tahun 2021 menegaskan bahwa tahun ini adalah tahun Integritas. Secara profetik, ini berarti bahwa kunci kemenangan di tahun ini terletak dari dapat atau tidaknya seseorang memberi respon yang sesuai dengan Integritas Kristiani dalam tiap aspek kehidupannya. Setiap orang Kristen diharapkan mampu berintegritas di keluarganya, di pekerjaannya, di sekolah, di gereja dan di mana saja, bahkan terutama saat tidak ada orang lain.

    Integritas adalah hasil pembentukan dan tidak otomatis bisa dimiliki seseorang. Pembentukan Integritas membutuhkan ujian, membutuhkan proses dan membutuhkan waktu. Dalam keadaan normal, bisa saja seseorang terlihat memiliki kualitas kepribadian yang baik. Namun ujianlah yang akan membuktikan misalnya, apakah seseorang itu berjalan di jalan orang fasik? Apakah seseorang yang diuji itu berdiri di jalan orang berdosa? Apakah seseorang itu termasuk yang duduk di antara pencemooh? (Mazmur 1:1) Apakah seseorang yang terlihat baik akan tetap baik saat dalam tekanan? Apakah seseorang yang loyal akan tetap loyal dalam keadaan kekurangan? Apakah seseorang jadi berkompromi dengan dunia saat sakit atau saat gagal atau saat miskin mendadak? Integritas akan menunjukkan kualitas pribadi yang teruji dari seseorang.

    Berapa lama proses pembentukan integritas ini diperlukan? Kalau tema ini dijadikan tema khotbah 1 bulan, maka fokus pembentukan karakternya hanya 30 hari. Tetapi karena ini menjadi tema tahunan, maka proses pembentukan waktunya diperlukan 365 hari.

    Dengan ujian atau proses selama itu, pembentukan Integritas membutuhkan energi tambahan dalam menjalaninya. Seseorang yang sedang dibentuk Integritasnya memerlukan asupan kekuatan spiritual, kekuatan kejiwaan dan kekuatan fisik. Asupan diperlukan di awal proses, di tengah ujian hingga akhirnya menang untuk berbuah; untuk respons benar ataupun untuk kuat menanti hingga janji Tuhan digenapi.

  3. Perhatikan akarmu
  4. Pemazmur menggambarkan hidup seorang yang benar, seperti orang yang memiliki kualitas teruji sebagaimana digambarkan dalam Mazmur 1:1. Seorang yang benar dijelaskan pemazmur sebagai seorang yang tidak tergoda untuk berkompromi dengan nilai kefasikan, dengan dosa bahkan kumpulan cemooh. Artinya, orang benar adalah orang yang berintegritas. Apakah resepnya untuk memiliki kualitas integritas seperti itu?

    Di ayat 2, Pemazmur menjelaskan alasan seseorang memiliki kualitas itu. Orang itu dikatakan memiliki kesukaan akan Firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam. Kata kesukaan berasal dari kata Ibrani Chephets (Konkordansi STRONG: “gembira, kesukaan, merindukan, di dalamnya menemukan kesukaan, memandang berharga”). Orang itu menemukan kesukaan ketika bertemu dengan Firman Tuhan. Seolah ada kepuasan dan kegembiraan ketika membacanya atau memegangnya. Kondisi ini hanya mungkin dimiliki oleh seorang yang sudah menjadikan Firman Tuhan kebutuhannya tiap hari yang berharga.

    Sementara, kata merenungkan berasal dari kata Ibrani Hagah (Konkordansi STRONG: “menggumamkan, merenungkan, memperkatakan, mengerang, membayangkan”). Isi Firman yang dibaca tidak berhenti di hati saja, tetapi digumamkan, diucapkan atau bahkan diteriakkan demi perenungan. Peristiwa dalam pembacaan dibayangkan situasinya demi memperoleh pemahaman. Orang benar merenungkannya selama siang dan malam. Hal ini menggambarkan usaha seseorang untuk memahami sesuatu, dengan tekad dan kesungguhan. Hanya mereka yang bersungguh hati mencari Tuhan dan kehendak Tuhan yang akan melakukannya.

    Kedua kata di atas; kesukaan dan merenungkan, menggambarkan suatu hubungan yang dimiliki orang berintegritas itu dengan Tuhan, dengan Firman Tuhan.

    Hubungan yang kuat ini digambarkan dengan pohon yang ditanam di tepi aliran air di ayat 3. Untuk hidup, jelas sebuah pohon akan membutuhkan air. Namun, betapa beruntungnya pohon yang ditanam di tepi aliran air. Ia tidak membutuhkan waktu relatif terlalu lama dan usaha terlalu dalam untuk akarnya mencari air. Air mengalir yang selalu baru itu membawa kesegaran, mineral, dan makanan yang diperlukan pohon agar dapat hidup. Bila pohon itu hidup dengan baik, pohon itu dapat bertumbuh dan pohon itu pasti berbuah.

  5. Gaya hidup orang berintegritas
  6. Ayat 2 dan 3 di atas, menggambarkan hubungan yang erat antara keberadaan seorang benar/berintegritas, dengan gaya hidup ber-saat teduh, membaca Alkitab, mendapat rhema dan merenungkan apa yang diterimanya itu siang dan malam. Dikatakan gaya hidup, karena semua hal di atas dilakukan setiap hari. Bagaikan pohon ditanam di tepi air, gaya hidup orang itu membuat ia tertanam tidak jauh dari Firman Tuhan.

    Mungkinkah hal ini terjadi begitu saja? Bisa saja hal ini dimulai oleh sebuah cinta mula-mula seseorang pada Tuhan. Cinta itu perlu dipelihara. Pada kenyataannya, setelah beberapa waktu, seorang benar perlu membangun disiplin rohani untuk memelihara cintanya. Disiplin rohani dalam pembacaan dan perenungan Firman Tuhan akan membangun dan mempertahankan gaya hidup orang berintegritas.

    Disiplin rohani tidak terjadi dengan sendirinya. Disiplin rohani ber-saat teduh dan merenungkan Firman ini perlu upaya untuk membangunnya. Tubuh manusia dapat dilatih untuk mendukung disiplin ini bila orang itu memiliki waktu yang tetap dalam melakukannya. Sebuah survei psikologi menjelaskan bahwa hanya membutuhkan waktu sekitar 90 hari yang konsisten agar sebuah kebiasaan baru terbentuk. Artinya, yang dibutuhkan dalam hal ini hanya kemauan dari seseorang itu sendiri.

  7. Dampak berakar di tepi aliran air
  8. Ayat ke 3, menjelaskan bahwa kondisi tertanam di tepi aliran air dibutuhkan untuk sebuah pohon dapat berbuah pada musimnya.

    “Jikalau kamu tinggal dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan , yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yohanes 15:7-8)

    Yesus dalam Injil Yohanes 15:7-8 menjelaskan hubungan sebab akibat yang erat antara gaya hidup merenungkan Firman dengan berbuah dalam kehidupan. Alkitab mengajarkan tentang beberapa buah yang dapat dihasilkan seseorang dalam hidupnya, dan buah-buah ini diinginkan Tuhan untuk dihasilkan oleh tiap umat-Nya:

    • Buah pertobatan
    • Buah kehidupan
    • Buah karakter
    • Buah jiwa-jiwa

    Dampak lain dari kondisi tertanam di tepi aliran air adalah daya tahan yang tinggi terhadap berbagai situasi kehidupan yang tidak baik atau tidak nyaman. Ayat 3 menjelaskan dengan “tidak layu daunnya”. Kesegaran daun pohon itu tidak ditentukan oleh teriknya matahari yang mengundang ancaman kekeringan.

Situasi yang tidak mudah bisa datang, seperti saat pandemi COVID-19 dan resesi ekonomi hari-hari ini. Ancaman penyakit yang membawa kematian, ketakutan, tekanan dan lain sebagainya dapat saja mengganggu integritas seseorang untuk kompromi dengan dosa, untuk menyakiti sesama, untuk putus pengharapan atau tidak percaya lagi pada Tuhan.

Tuhan lewat pemazmur hendak mengatakan pada kita bahwa hubungan seseorang dengan Tuhan yang dibangun lewat gaya hidup cinta akan Firman Tuhan, bukan hanya memastikan orang itu berbuah, tapi juga melindungi orang itu agar tetap dapat berintegritas. Di mata Tuhan, orang seperti ini dipandang dan dijanjikan, apa saja yang ia perbuat berhasil. Mari perhatikan akar kita, perhatikan gaya hidup kita, perhatikan hubungan kita dengan Firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. (JR)