Salib: Tanda kemenangan orang berdosa

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
RK.jpgRK.jpg
Renungan khusus
Tanggal12 Juni 2011
Renungan khusus lainnya

"Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga" (Lukas 24:51)

Sebagaimana telah dinubuatkan dalam kitab Yesaya, bahwa akan lahir seorang putera di mana lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Demikian juga disampaikan, bahwa Ia akan dihina, dihindari orang, penuh kesengsaraan, dianiaya dan bahkan orang akan mendapatkan kuburnya di antara orang-orang fasik.

Apa yang telah disampaikan di dalam kitab Yesaya telah dikonfirmasi oleh Tuhan sendiri, di mana Yesus berkata: "Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." (Lukas 9:22)

Ia mati seperti domba yang disembelih agar menjadi penyelamat bagi manusia. Namun karya keselamatan yang dikerjakan-Nya tidak berhenti sampai di situ saja, karena Ia bangkit dalam Kemenangan.

Misi dalam Kebangkitan

Kematian Yesus telah membuat semua orang menjadi gusar. Ketekunan murid-murid Yesus pun tidak menjawab tentang apa yang akan terjadi setelah kematian-Nya. Mereka telah memperdebatkan tentang siapa yang akan memperoleh kedudukan terhormat dalam Kerajaan itu (Matius 18:1), demikian pula ibu dari dua orang murid Yesus yang telah berusaha mempengaruhi Yesus agar memberikan kedudukan terhormat di dalam Kerajaan itu kepada kedua puteranya (Markus 10:37; Matius 20:21). Murid-murid yang paling vokal di antara semua yang pernah mengelukan Yesus ketika memasuki Yerusalem, dengan berseru, ‘Diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud’ (Markus 11:10).

Kematian Yesus telah menghancurkan semua pengharapan ini. Ketika Yesus ditangkap para laskar Bait Allah, murid-murid-Nya meninggalkan-Nya dan lari menyelamatkan diri, sebab jika tidak, mereka juga akan ditangkap dan dipenjarakan (Markus 14:50).

Namun beberapa hari kemudian, semuanya itu berubah. Orang-orang Galilea yang tadinya kalut ini mulai mengumandangkan berita baru di Yerusalem. Mereka menegaskan bahwa Yesus itu benar Mesias (Kisah 2:36) dan kematian-Nya ada dalam rencana dan kehendak Allah, walaupun secara manusiawi tindakan penyaliban itu merupakan pembunuhan keji yang tidak dapat dimaafkan. (Kisah 2:23).

Bangkitnya Yesus pada hari ke-3, merupakan suatu peristiwa langka dalam kehidupan manusia secara umum. Hal ini sangat sulit diterima oleh pikiran manusia modern; namun, peran kebangkitan itu membantu memfokuskan perhatian kita kepada tokoh utama sejarah penebusan. Dalam 1 Korintus 15:14, dikatakan oleh Paulus bahwa jika Yesus tidak dibangkitkan dari kematian, maka sia-sialah iman kita. Dapatkah iman kepada Allah yang hidup itu terganggu oleh realitas atau ketidaknyataan suatu peristiwa?

Pemahaman kita mengenai kebangkitan Yesus merupakan permasalahan yang jauh lebih besar daripada kebangkitan itu sendiri, karena ini adalah mencakup sifat dasar Allah dan karya penebusan-Nya. Alkitab menegaskan bahwa Allah adalah Pribadi yang hidup, pencipta dan pemelihara seluruh unsur kehidupan, yang tidak dapat disetarakan dengan ciptaan-Nya.

Salib sebagai Kemenangan Kita

Seperti yang telah kita ketahui bahwa ada banyak oknum yang terlibat dalam peristiwa penyaliban Yesus. Di antaranya para ahli Taurat, Imam kepala, Pilatus, orang-orang Yahudi dan juga para serdadu-serdadu. (Yohanes15:1-2)

Mereka berhasil membuat Yesus yang tak bersalah menjadi tersangka dari perbuatan yang tidak pernah Dia lakukan. Ia tak bersalah sama sekali, hal ini dibuktikan dengan jawaban Pilatus; Lalu Pilatus bertanya kepada mereka: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" (Yohanes 15:14).

Memang Yesus bukan penjahat, tak ada kesalahan apapun yang ditemukan di dalam Dia. Justru mereka melihat Yesus menyembuhkan orang sakit serta banyak mengadakan mujizat. Hari itu kedengkian yang diciptakan manusia membuat mereka berhasil menyalibkan Dia. Sekalipun demikian, justru karena Dia di Salib maka semua manusia mendapatkan kemenangan. Dengan dengki manusia menyalibkan Dia, tetapi dengan setia Ia memikul Salib yang tidak harus Dia tanggung. Dosa kitalah yang di pikul-Nya. Ketika Ia naik ke Sorga kita tidak ditinggalkan tanpa sebuah alasan, dan kita yang tinggal di bumi memiliki pengharapan dan akan di genapi.

Sehingga,

#1 Ada jaminan bagi kita

Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus memberikan jaminan bagi kita yaitu agar kita mendapatkan tempat yang telah dijanjikan-Nya kepada manusia.

Yohanes 14:1-3, Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada."

Hal inilah yang membuat kita harus terus menjaga iman percaya kepada janji Tuhan. Dia bukanlah Allah yang ingkar kepada perkataan-Nya, asal kita juga tidak ingkar kepada Iman kita. Dan hanya orang-orang yang setia kepada Tuhanlah yang akan menerima tempat terbaik itu.

Oleh sebab itu kita harus meresponi kebangkitan Tuhan dengan baik dengan terus tekun melakukan segala yang telah dipesankan Tuhan kepada kita untuk terus memberitakan Injil kepada segala mahluk (Markus.16:15). Kita memang hidup sementara di bumi dan kelak kita akan kembali bersama-sama dengan Dia di rumah kekal.

#2 Tidak takut menjalani kehidupan

Kurang lebih tiga setengah tahun lamanya perjalanan pelayanan Yesus dan murid-murid-Nya, kini saatnya Yesus akan meninggalkan mereka dan juga kita. Namun sebelum Ia terangkat ke sorga, Ia tidak pergi begitu saja sebab Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan tinggal bersama-sama dengan kita. Itu sebabnya ketika Yesus terangkat ke sorga mereka tidak takut, malahan Roh Kudus yang ditinggalkan-Nya membuat kita akan menjadi saksi bagi Kebangkitan Tuhan kepada seluruh bangsa. Kita tidak perlu khawatir akan kehidupan ini sekalipun Yesus tidak lagi di bumi namun pemeliharaan-Nya akan tetap ada dalam kita.

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)

#3 Supaya kita dapat melihat dan bertemu Dia kembali

Tidak seorang pun yang tahu waktu dan saatnya Yesus datang kembali. Akan tetapi setelah Yesus terangkat ke sorga, malaikat telah berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan datang kembali dengan cara yang sama seperti mereka melihat Dia naik ke sorga. (Kisah 1:11). Karena waktu yang tidak diketahui ini, maka timbul banyak pandangan miring mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali. Apakah benar Ia akan datang kembali, yang kita terima dalam Alkitab; bahwa Ia akan datang seperti pencuri. Oleh sebab itu kita harus hidup dengan senantiasa berjaga-jaga. Kita berjaga-jaga secara fisik dan secara rohani di mana kita selalu memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.

Marilah dengan sikap yang benar dan dengan hati yang berjaga-jaga kita menantikan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya. Jangan kita lalai atau dibutakan oleh godaan duniawi. Iblis menginginkan kita untuk tidak berjaga-jaga, tetapi Tuhan Yesus mengingatkan kita bahayanya jika tidak berjaga-jaga. Tuhan segera datang, berjaga-jaga. Janganlah kiranya Iman kita tidur, agar ketika Tuhan menjemput kita kembali Ia menemukan hidup kita benar di hadapan-Nya.

Kita telah mengerti apa yang telah Tuhan lakukan kepada kita, tidak ada satu manusia pun yang bisa selamat tanpa anugerah Tuhan. Sudah seharusnya respon kita selain mengucap syukur untuk salib itu, juga lebih memberi makna atas hidup kita hari ini. Salib yang dipikul-Nya telah membuat kita bebas sebagai tawanan dosa dan kita menerima keselamatan. Salib adalah kemenangan kita. Kenaikan Kristus, menjadikan kita semua dapat kembali ke rumah Bapa di surga, suatu jalan yang baru dan yang hidup. (Ibrani 12:20).

Sumber

  • [ES] (13 Juni 2024). "Renungan Khusus". Warta Jemaat. GBI Jalan Gatot Subroto. Diakses pada 11 Juni 2011.