Jangan izinkan hatimu pahit! (Josua Iwan Wahyudi)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 17 Juni 2012 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Graha Amal Kasih |
Kota | Bogor |
Khotbah lainnya | |
Sebelumnya |
|
Selanjutnya |
|
Shalom, saya ingin membagikan mengenai seseorang dalam Alkitab yang sungguh luar biasa, Daud. Saya kira tidak ada orang yang tidak mengenal Daud. Bahkan Yesus dikatakan sebagai anak Daud. Dalam masa Alkitab, nama seorang ayah penting sekali.
Shalom, saya ingin membagikan mengenai seseorang dalam Alkitab yang sungguh luar biasa, Daud. Saya kira tidak ada orang yang tidak mengenal Daud. Bahkan Yesus dikatakan sebagai anak Daud. Dalam masa Alkitab, nama seorang ayah penting sekali. Kalau kita baca, selalu seseorang itu disebut sebagai siapa bin siapa. Orang selalu dikenal dengan nama ayahnya. Tapi Yesus sampai hari ini lebih sering dikenal sebagai Yesus anak Daud, bukan Yesus anak Yusuf. Di gereja, tidak ada lagu Yesus anak Yusuf, tapi lagunya selalu Yesus anak Daud. Padahal, lebih aneh lagi, dalam Matius kalau kita baca mengenai silsilah Yesus, jarak antara Yesus dengan Daud itu 25 keturunan!
1 Samuel 22:1-2, perikopnya Daud di gua Adulam,
Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
Ayat ini menurut saya lucu, tapi luar biasa. Dikatakan bahwa Daud menjadi pemimpin dari kira-kira 400 orang yang dalam kesukaran, dikejar-kejar piutang, dan sakit hati.
Kisah ini ada dalam masa hidup Daud ketika dia dikejar-kejar sebagai buronan. Satu hari Tuhan akan menggantikan Raja Israel Saul dengan Daud. Saat itu Daud baru berusia belasan tahun. Setelah diurapi jadi raja, Daud tidak langsung jadi Raja. Masih ada sekian jeda waktu hingga dia akhirnya benar-benar menjadi raja. Raja Saul yang merasa cemburu akan Daud, kesal sekali, timbul kebencian pada Daud, dan akhirnya Saul mengejar-ngejar Daud. Daud pun melarikan diri dari Saul yang sebenarnya adalah ayah mertuanya sendiri. Bahkan bisa dikatakan alasannya tidak jelas karena Daud tidak melakukan kesalahan kepada Saul.
Saat bersembunyi sebagai buronan, salah satunya, Daud pernah bersembunyi di Gua Adulam. Gua ini yang tampaknya tempat favorit orang-orang bermasalah. Ada yang dikejar-kejar debt collector, ada yang sakit hati, dan banyak orang-orang yang dalam kesukaran. Itulah isi Gua Adulam! Sehingga, ketika Daud masuk ke situ, sebetulnya dia masuk dalam situasi yang tidak baik. Yang menarik, di antara 400 orang dalam Gua Adulam ini ternyata kemudian menjadi tentara-tentara pertamanya Daud!
Kalau Anda pelajari sejarahnya, di antara 400 orang ini terdapat 30 Jendral Daud yang sangat terkenal. Mereka adalah 30 orang Jendral yang perkasa, dan di antaranya ada 3 yang paling tangguh. Para Jendral ini begitu luar biasa, sehingga satu saja bisa bunuh ratusan-ribuan musuh.
Pertanyaannya, kenapa orang-orang yang sebetulnya ber-"masa depan suram", "madesu", ini bisa muncul sebagai pahlawan-pahlawan luar biasa yang memenangkan peperangan?
Ternyata, ketika mereka bertemu Daud dan Daud menjadi pemimpin mereka, terjadi perubahan! Apa yang hebat dari Daud yang bisa mengubah mereka? Padahal kondisi Daud saat itu sama saja, orang yang sedang dikejar-kejar. Daud tidak datang ke Gua Adulam sebagai Raja atas Israel. Daud saat itu datang bukan sebagai orang yang berkemenangan, tapi sebagai orang buronan! Jadi mungkin saja orang-orang di Gua Adulam itu berkata, "Ah, kamu juga sama saja dengan kami, buronan!"
Lalu, kenapa seorang diri Daud bisa mengubah 400 orang ini?
Saudara, sebetulnya Gua Adulam adalah cermin dunia ini hari-hari ini. Orang kepahitan di mana-mana, orang dikejar-kejar hutang di mana-mana, penuh dengan masalah. Bukan hanya dikejar hutang, bahkan orang-orang yang dalam kesukaran.
Hari-hari ini makin banyak orang dalam kesukaran. Dan Anda diutus Tuhan sebagai Daud ke dunia ini untuk menjadi pemimpin mereka! Amin! Pertanyaannya, bagaimana Daud bisa melakukan itu? Supaya setiap orang yang ketemu dengan kita, bisa kita bawa kepada kemenangan demi kemenangan. Ada kunci mengapa Daud bisa mengubah 400 orang itu menjadi orang-orang yang berkemenangan.
Daud memiliki potensi sakit hati
Kalau Anda lihat hidup Daud, Daud sebetulnya punya potensi sakit hati yang luar biasa. Pertama, Daud ditolak oleh keluarganya sendiri.
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
Waktu Nabi Samuel datang ke rumah Isai, saat itu Tuhan mau memilih langsung calon raja. Isai menyuruh semua anaknya tampil, kecuali Daud. Bayangkan, kalau Anda seorang ayah, dan dikatakan bahwa salah satu anak Anda akan diangkat menjadi raja, pasti Anda akan memanggil semua anak Anda! Harusnya Isai menyuruh semuanya, tapi ini aneh, dia menyuruh semua keluar kecuali Daud! Ternyata bapaknya sendiri tidak terlalu peduli dengan Daud.
Daud bisa saja tersinggung sebagai anak. Daud punya kesempatan untuk sakit hati oleh ayahnya sendiri karena dia tidak dianggap sebagai anak yang berpotensi. Ayahnya berpikir bahwa Daud tidak punya potensi. Saat itu Daud diremehkan dan tidak dianggap ayahnya sendiri.
Kemudian, saat perang dengan Goliat, Daud diremehkan oleh kakaknya sendiri.
Isai berkata kepada Daud, anaknya: "Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu.
Sedang ia berbicara dengan mereka, tampillah maju pendekar itu. Namanya Goliat, orang Filistin dari Gat, dari barisan orang Filistin. Ia mengucapkan kata-kata yang tadi juga, dan Daud mendengarnya. Ketika semua orang Israel melihat orang itu, larilah mereka dari padanya dengan sangat ketakutan.
Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran." (1 Samuel 17:17, 23-24, 26, 28)
Lihat, selain ayah, kakaknya sendiri pun meremehkan Daud. Lebih lagi, kalau kita baca kisah selanjutnya, bahkan Saul, ayah mertuanya sendiri mau membunuh dia!
Kesaksian pribadi
Ayah saya setelah bercerai dengan ibu saya, meninggalkan ibu saya dengan keempat anaknya. Seluruh uang di rekening bank dibawa oleh dia. Nilainya tidak sedikit, mencapai miliaran rupiah. Bahkan kami anak-anaknya pernah mau dimasukkan penjara, hanya dengan "perbuatan tidak menyenangkan".
Waktu saya usia TK, saya pernah lihat papa saya marah, emosional sekali, membanting mama saya di depan mama saya, bahkan sampai mau mematahkan tangannya. Sepanjang belasan tahun, konflik seperti itu adalah makanan sehari-hari. Papa saya bisa marah kapan saja. Setelah dilepaskan, terlihat tangan mama saya biru-biru. Dia pergi sendiri naik becak ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Waktu itu saya masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi.
Suatu kali, kakak saya pulang dari Jakarta ke Madiun, ke rumah kami saat itu, dan membawa sepatu Reebok. Begitu pun ayah saya bisa begitu marah.
Masa-masa remaja saya sampai kuliah awal-awal, saya sangat pahit dengan Papa saya. Saya sulit sekali punya pemimpin pria, karena bagi saya, pemimpin pria itu identik dengan Papa saya. Buat saya, orang dewasa itu seperti Papa saya.
Kakak saya yang pertama, sudah begitu pahit dengan Papa saya, ternyata dia juga kemudian kepahitan dengan Papa mertuanya sendiri. Satu kali, Papa mertuanya jatuh dalam bisnis. Kemudian karena kakak saya cukup berhasil dengan bisnisnya, dia memberikan jalan untuk bisnis yang sama kepada Papa mertuanya. Tapi kemudian Papa mertuanya itu malah memakan area kakak saya. Jadi, dengan Papa tidak baik, bahkan dengan Papa Mertuanya pun mengalami kondisi yang buruk. Istrinya bersaksi, saking kepahitannya, dia bisa mimpi buruk dan bisa tahu-tahu bangun hampir mencekik istrinya sendiri.
Kalau Anda bertemu Mama saya, Anda bisa ketemu orang yang sangat pahit hati. Selama 40 tahun dia disakiti oleh suaminya, sehingga dia begitu pahitnya. Saya tidak pernah bertemu orang lain yang lebih pahit hati dari Mama saya. Dia begitu sering menceritakan kepahitan demi kepahitan yang dialaminya dari Papa saya.
Kuncinya adalah pilihan Daud!
Saudara, Daud bisa punya sakit hati dan pahit hati. Tapi Daud tidak datang sebagai orang yang sakit hati ke Gua Adulam itu. Itu sebabnya dia bisa memulihkan 400 orang yang sakit hati itu!
Selama Anda belum membereskan pahit hati dalam diri Anda, Anda tidak bisa membebaskan orang lain.
Saya pernah ketemu Pendeta yang tiap minggu khotbahnya menjelek-jelekkan Pendeta lainnya. Saudara, Firman Tuhan katakan, mata air yang tawar tidak mungkin mengeluarkan air yang pahit (Yakobus 3:11). Tapi kalau hati Anda pahit, Anda akan memahitkan orang lain. Betapa banyak generasi muda kepahitan gara-gara orang tua mereka juga pahit!
Saya pernah ketemu dengan seorang Ibu yang konseling. Dia pernah begitu marah dengan anak perempuannya, lalu dia bawa ke kamar mandi, diikat dengan tali rapia. Anak itu lalu dilecut dengan air dari gayung. Menyakitkan anaknya. Setelah melakukan itu, dia sendiri begitu menyesali kejadian itu. Dia bertanya-tanya, kenapa dia bisa melakukan sampai seperti itu. Waktu saya menggali, dia baru ingat, waktu kecilnya dia pernah diperlakukan dengan mirip oleh Mamanya sendiri. Waktu dia kecil, dia pernah dirantai di dalam kamar mandi dan disemprot dengan air dari selang.
Hati-hati, kalau Anda pahit hati dengan seseorang, Anda bisa melakukan hal yang mirip dengan dia!
Kuncinya, Daud tidak mengizinkan hatinya menjadi pahit dengan siapa pun, tidak dengan ayahnya, kakaknya, dan juga tidak dengan Tuhan.
Semakin Anda pahit, Anda akan menjumpai dunia ini semakin buruk. Lepaskan rasa pahit itu, izinkan Roh Kudus memurnikan hati Anda. Firman Tuhan katakan, hanya orang yang suci hatinya yang bisa melihat Allah. Kalau mau melihat mujizat dalam keluarga Anda, sucikan hati Anda, jangan biarkan hidup dengan kepahitan!
Amin.