Pemulihan hati bapa (KOM 320.1)
“Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
Tujuan
Menuntun peserta untuk memiliki pandangan yang benar tentang Allah serta membangun hubungan yang intim dan intens dengan DIA.
Perbedaan yang sangat mendasar antara Kekristenan dan agama-agama lain adalah bahwa kita memiliki Tuhan sebagai Juruselamat dan Bapa kita. Pada kenyataan nya banyak orang Kristen menghidupi Kekristenannya tanpa mengalami perjumpaan pribadi dengan Bapa Ilahinya, sehingga mereka sebenarnya hanya beragama Kristen. Kekristenan tipe ini tidak mempunyai potensi pertumbuhan rohani yang sehat.
Tiga tingkatan pengenalan akan Allah
- Kekristenan anak-anak
- Kekristenan orang muda
- Kekristenan yang dewasa
Mengenal Bapa nya hanya sebagai provider.
Bergaul dengan Firman dan Roh Kudus yang mendidik hatinya di dalam perjalanan rohaninya.
Menaruh pengenalan akan Allah sebagai pengejaran tertinggi dalam hidupnya.
Memiliki hubungan dengan Tuhan sebagai Bapa
- Diangkat sebagai Anak Yoh 1:12
- Mendekat kepada Bapa Yoh 14:16
- Menyembah kepada Bapa Yoh 4:23-24
- Berdoa kepada Bapa Mat 6:6
Kata “kuasa” dalam Yohanes 1:12 bahasa Gerika nya adalah "exousia"; dikhususkan dalam konteks kemampuan. Maknanya adalah dalam area kekuatan, hak, yurisdiksi, potensi, kebebasan, potensi, dan pengaruh yang didelegasikan.
Di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus, kita beroleh jalan untuk mendekat dan memiliki hubungan yang intens dengan Bapa.
Sebagai ciptaan-Nya yang tertinggi, kita didesain serupa dengan peta dan citra Allah sendiri, sehingga menjadi compatible dengan Dia.
Tidak seperti iman dan kepercayaan lain, Tuhan Yesus menyatakan bahwa doa kita merupakan komunikasi antara seorang anak dengan bapanya.
Struktur keluarga ilahi
- Bapa berperan sebagai seorang Ayah Yoh 14:6; Ef 3:14-15
- Roh Kudus berperan sebagai seorang Ibu Yes 66:13
- Kita berperan sebagai seorang anak Kel 19:5
Hak dan tanggung jawab seorang ayah dalam keluarga adalah sebagai pengayom dan provider.
Hak dan tanggung jawab seorang ibu dalam keluarga adalah memberikan tuntunan, nasehat dan semangat yang baru.
Hak dan tanggung jawab seorang anak dalam keluarga adalah menerima segala bentuk sumber daya dari ‘ayah dan ibu’ nya, yaitu provisi dan didikan.
Mitos tentang citra Bapa
Iblis berusaha menyusupkan pandangan yang salah tentang karakter Bapa kepada kita dengan maksud menjauhkan kita dari DIA. Sebenarnya semua sifat-sifat tersebut adalah sifat-sifat iblis sendiri.
- Otoriter
- Ingkar janji
- Suka mencela
- Kasar dan kaku
- Kasih yang bersyarat
- Menilai dari permukaan
Lebih mementingkan kuasa dari pada melayani, padahal Tuhan Yesus mengajarkan bahwa siapapun yang mau menjadi pemimpin haruslah menjadi pelayan.
Menggunakan segala cara untuk mengelabui manusia; padahal Tuhan setia kepada janji-Nya sendiri.
Suka merendahkan dan melecehkan manusia sehingga tidak punya keberanian dan keyakinan untuk melangkah dalam hidupnya, padahal Tuhan Yesus mengundang siapa saja yang berbeban berat, yang lemah dan yang letih lesu; agar datang kepada-Nya.
Dalam membangun hubungan, jauh dari sikap dan sifat yang lemah lembut dan rendah hati.
Selalu ada hidden scenario dibalik kebaikan yang diberikan.
Menghargai orang yang memiliki banyak kekayaan, kedudukan, prestasi, kecerdasan dan sejenisnya.
Akibat gambaran yang salah
- Tidak dapat mengenal Allah dengan tepat 1 Yoh 2:12-14
- Tidak dapat mempercayakan hidup kepada Allah 2 Tim 1:11-12; Flp 3:10
- Tidak dapat mengasihi Allah dan sesama Rom 8:14-15; Yoh 15:9
- Tidak mau hidup bagi Tuhan Yoh 14:9-12
- Tidak memiliki kebahagiaan dalam hidupnya
Iblis selalu berusaha menyimpangkan persepsi kita tentang kepribadian Allah yang sesungguhnya.
Sulit meyakini bahwa Allah adalah Pribadi yang sepenuhnya setia di dalam menepati janji-janji-Nya.
Gambaran yang terbatas dan tidak sempurna tentang kepribadian Bapa menyulitkan orang percaya untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan jiwanya, serta mengasihi sesama manusia sebesar kasihnya kepada dirinya sendiri.
Merasa tidak perlu mengabdikan hidup sepenuhnya kepada Tuhan.
Menjalani kehidupannya sebagai seorang anak yatim piatu atau anak tiri secara rohani.
Citra Allah yang sejati
- Mengayomi Yoh 17:15
- Dapat dipercaya 2 Tim 2:13; Mzm 12:7-8
- Menghargai anak-Nya
- Penuh perhatian Mat 6:32
- Penuh pengampunan 1 Yoh 1:9
- Menerapkan disiplin dengan kasih Why 3:19; Ibr 12:10-11
- Membangun komunikasi Mzm 18:7
- Kasih yang tidak bersyarat 1 Yoh 4:8
- Mengamati motivasi kita 1 Sam 16:7b
Allah sebagai pencipta alam semesta, menggunakan otoritas itu demi keselamatan dan kebaikan hidup kita.
Setiap janji dan nubuatan dalam Firman-Nya pasti digenapi.
Keselamatan dan kehidupan orang-orang tebusan-Nya berharga di mata Allah.
Dia adalah El Shaddai yang mau dan sanggup memenuhi segala kebutuhan hidup kita.
Setiap kali kita jatuh dalam dosa – lalu bertobat, pengampunan-Nya selalu tersedia bagi kita.
Kuk Kristus adalah hal-hal yang kita pelajari dan latih demi kebaikan hidup kita sendiri, di mana Tuhan Yesus adalah mentor yang lemah lembut dan rendah hati.
Itulah sebabnya setiap kali kita berdiam diri dan masuk ke dalam hadirat-Nya, kita selalu mengalami lawatan dan jamahan-Nya.
DIA mengutus anak-Nya yang tunggal untuk menjadi penebus dosa kita, supaya kita yang berdosa dapat memperoleh jalan pembenaran.
Di hadapan Bapa, isi hati kita lebih utama daripada kinerja, prestasi, reputasi, status sosial dan keelokan fisik kita.
- Mengakui dan mengampuni perbuatan bapa jasmani
- Mohon ampun atas pandangan yang salah tentang Bapa
- Belajar mengenal Bapa
- Membangun hubungan yang intim
Menerima orang tua kita apa adanya serta memahami ketidaksempurnaan setiap orang.
Mengakui kekeliruan dan kesalahpahaman kita, dan semua pikiran perasaan serta perbuatan kita di masa lalu akibat dari kekeliruan tersebut.
Lebih banyak bergaul dengan Firman Tuhan sebagai langkah maju dalam pengenalan akan Tuhan.
Lebih banyak menghampiri dan berdiam diri di bawah kaki-Nya, serta memandang wajah-Nya.
Perenungan
Apakah selama ini ada persepsi kita tentang Allah yang sulit terwujud dalam hati kita, yang mungkin diakibatkan oleh pengalaman-pengalaman ‘buruk’ yang pernah terjadi dalam hidup kita, sehingga kita tidak bisa mengenal Allah sebagai Bapa yang seutuhnya?
Aplikasi
Buat pengakuan pribadi dan bereskan itu di hadapan Tuhan.
Sumber
- Abraham Lalamentik dan Tim (Oktober 2020). "320.1 Pemulihan hati bapa". The Soldier (edisi ke-1 (ebook), Oktober 2020). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-20-1.