Daud menyatakan Allah sebagai Tuhannya (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 09
Revisi sejak 16 Juli 2018 10.07 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, --ada kegentaran dari segala pihak! --mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" (Mazmur 31:14-15)

Hidup di dalam kasih karunia adalah melihat Allah sebagai yang melakukan pekerjaan-Nya di dalam dan melalui hidup kita. Salah satu kesaksian hidup Daud yang memperlihatkan bahwa ia hidup dalam kasih karunia adalah bagaimana Daud selalu menyatakan Tuhan sebagai Allah-nya. “Aku berkata: "Engkaulah Allahku!”

Kesaksian Daud ini bukanlah sekedar suatu ritual agama, yang diucapkan ketika dalam kondisi aman dan nyaman. Namun, Daud menyatakan ini dalam kondisi terancam dan seolah-olah tanpa ada jalan keluar. Ketika Daud menyuarakan kesaksian ini, beberapa orang sedang berusaha untuk melawan dia. “Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik.” Situasinya begitu buruk sehingga ketakutan melingkupi Daud. “Ada kegentaran dari segala pihak!” Musuh-musuh Daud bermufakat untuk menyerang Daud. “Mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku.” Bahkan mereka bermaksud untuk membunuh Daud. “Mereka bermaksud mencabut nyawaku.”

Daud sering ada dalam situasi seperti ini. Salah satu bentuk konflik yang Daud hadapi adalah tuduhan bahwa Tuhan sudah meninggalkan dia. “Sebab musuh-musuhku berkata-kata tentang aku, orang-orang yang mengincar nyawaku berunding bersama-sama dan berkata: "Allah telah meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang melepaskan dia!” (Mazmur 71:10-11).

Konflik yang lain mengancam nyawa Daud secara langsung. Daud harus melarikan diri dari Raja Saul yang sudah ia layani dengan setia. Judul dari Mazmur pasal 59 menggambarkan hal ini. “Miktam dari Daud, ketika Saul menyuruh orang mengawasi rumahnya untuk membunuh dia” (Mazmur 59:1).

Musuh Daud yang lain datang dari keluarganya sendiri. Hal ini terjadi ketika anak kandung Daud sendiri ingin mengambil alih tahtanya. “Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku” (Mazmur 3:2). Judul dari Mazmur ini memperlihatkan bahwa anaknya, Absalom, yang memimpin orang-orang ini. “Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya” (Mazmur 3:1).

Dalam setiap pengkhianatan yang keji dan menyakitkan ini, Daud selalu berpaling kepada Allah sebagai Tuhannya. “Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!” (Mazmur 31:15). “Allahku, segeralah menolong aku!” (Mazmur 71:12). “Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku” (Mazmur 59:2). “Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku!” (Mazmur 3:8).

Doa

Ya Allah, aku juga ingin mengakui Engkau sebagai Tuhanku ketika aku menghadapi lawan yang menyerang aku. Bahkan ketika hatiku hancur karena pengkhianatan yang sangat menyakitkan, aku tetap akan mengakui Engkau sebagai Tuhan yang berkuasa dan berdaulat atas semua aspek hidupku. Amin.

Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, --ada kegentaran dari segala pihak! --mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku. Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" (Mazmur 31:14-15) Hidup di dalam kasih karunia adalah melihat Allah sebagai yang melakukan pekerjaan-Nya di dalam dan melalui hidup kita. Salah satu kesaksian hidup Daud yang memperlihatkan bahwa ia hidup dalam kasih karunia adalah bagaimana Daud selalu menyatakan Tuhan sebagai Allah-nya. “Aku berkata: "Engkaulah Allahku!”