Yesus Kristus Imam Besar Agung kita

Dari GBI Danau Bogor Raya
< Ayo Saat Teduh‎ | 04
Revisi sejak 18 Juli 2018 11.46 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibrani 4:14-16)

Yesus sebagai Imam Besar kita adalah sebuah kebenaran agung yang mendewasakan kita di dalam iman dan menarik kita lebih intim lagi kepada Dia. Ketika kita melihat keagungan-Nya dalam jabatan itu, kita akan menjadi lebih kuat berpegang kepada iman kita. “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita." Yesus sudah berhasil mengerjakan misi-Nya untuk menebus kita. Dia datang dan mati sebagai korban atas dosa-dosa kita. Ia bangkit dalam kemenangan atas dosa dan maut. Dia naik ke sorga, duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa. Jika kita sudah mengetahui hal ini, kita akan semakin kuat di dalam iman kepada Dia.

Lebih lagi, Imam Besar kita bukan yang tidak mengerti kebutuhan dan kelemahan kita. “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita." Iblis sudah mencobai Yesus dengan segala cara. Ia menghadapi apa yang kita hadapi, jadi secara pribadi, Yesus sangat mengerti pergumulan yang kita alami. Namun yang paling penting adalah bahwa Yesus tidak pernah jatuh dan menyerah kepada serangan dari Iblis: “Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." Jadi, Dia tidak saja mengerti tantangan yang kita hadapi, Ia juga menyediakan kemenangan atas tantangan itu.

Oleh karena itu, kita diberikan jalan untuk menghampiri Allah, melalui Imam Besar Agung kita, dengan tidak ragu-ragu, supaya kita bisa mendapatkan kebaikan dan kasih karunia di saat kita membutuhkan pertolongan. “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." Allah mengatur alam semesta ini dari tahta kasih karunia. Kasih karunia ini hanya dapat dinikmati oleh mereka yang hidup dalam perjanjian baru kasih karunia. Kasih karunia ini cukup untuk membenarkan dan menguduskan semua orang yang dengan rendah hati mengandalkan Tuhan. Kasih karunia yang ditawarkan di sini bukanlah kasih karunia untuk keselamatan mula-mula. Tetapi, untuk menolong orang-orang yang sudah ditebus ketika mereka menyadari ketidakmampuan mereka dalam menjalani hidup di dunia ini. Kita diundang untuk mendekat kepada Dia dalam keintiman dan menikmati kepenuhan-Nya di dalam hidup kita.

Doa

Tuhan Yesus, Imam Besar Agungku, aku memuji kebesaran-Mu. Engkau yang maha mengerti, maha baik, maha pemenang dan penuh kasih karunia. Tuhan, banyak sekali yang aku butuhkan dalam kehidupanku sebagai orang percaya. Oleh karena itu aku mendekat kepada Mu dalam keyakinan bahwa kasih karunia-Mu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhanku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibrani 4:14-16) Yesus sebagai Imam Besar kita adalah sebuah kebenaran agung yang mendewasakan kita di dalam iman dan menarik kita lebih intim lagi kepada Dia.