Ayo sembahyang

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 29 November 2023 15.26 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."

Kejadian 22:5

Pendahuluan

Mungkin kita berpikir bahwa sembahyang adalah bagian dari ibadah keagamaan yang telah ditetapkan oleh agama terkait dengan waktu-waktu pelaksanaannya. Bahkan orang-orang Yahudi pada zaman dulu melaksanakan sembahyang dalam waktu-waktu tertentu juga. Namun jika kita melihat dari ayat Kejadian 22:5 diatas, jelaslah bahwa sembahyang sudah dilaksanakan bahkan sebelum diatur dalam Taurat. Untuk kita yang hidup dalam perjanjian baru, sudahkah kita memiliki waktu berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan setiap harinya? Sharingkan

Isi dan sharing

Berikut beberapa makna sembahyang untuk kita dapat mengerti dan lakukan dalam kehidupan ini:

  1. Merendahkan diri
  2. Merendahkan diri dihadapan Tuhan, mengakui kedaulatan Tuhan dalam hidup kita, menyadari bahwa Dia tidak dapat dibandingkan dan disandingkan dengan siapapun. Dalam bahasa aslinya merendahkan diri ditunjukkan dalam sikap tubuh kita dalam sembahyang yakni tersungkur, menjadi rata dengan tanah, bersujud, bertelut. Namun demikian tentu bukan sekedar sikap badan kita tetapi terlebih adalah sikap hati kita kepada-Nya. Keduanya saling terkait. Sikap hati yang merendahkan diri dihadapan Tuhan salah satunya adalah seperti yang dinyatakan dalam makna dalet dalam abjad Ibrani, yakni merasa miskin dihadapan Tuhan. Mari kita simak apa yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Lukas 18:10-14 dan bedakan mana yang memiliki sikap hati sembahyang, mana yang tidak diantara orang Farisi dan pemungut cukai. Sudahkah kita memiliki sikap hati seperti pemungut cukai yang merendahkan diri dihadapan Tuhan? Sharingkan.
  3. Menyembah
  4. Menyembah adalah sebuah kata kerja yang melibatkan 2 sikap pribadi yakni pribadi yang melakukan penyembahan dan pribadi yang menerima penyembahan. Para penguasa di dunia sejak zaman dunia kuno sampai dengan dunia modern sekarang ini ada yang merasa layak untuk menerima penyembahan dari manusia lain karena memiliki kekuasaan, padahal kekuasaannya sangat terbatas. Itu sebabnya penyembahan hanya layak diberikan kepada TUHAN, sebab Dia memiliki kuasa yang tidak terbatas. Penyembahan kita kepada Tuhan adalah segala apa pun yang kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan serta hidup berpadanan dengan Injil/Firman-Nya. Termasuk di dalamnya adalah doa, pujian dan penyembahan yang kita naikkan kepada-Nya sebagai ibadah kita. Menyembah yang merupakan sembahyang adalah penyembahan yang kita lakukan dengan kerendahan hati serta kesatuan hati. Bukan dalam kesombongan dan keegoisan dengan motif mengejar keuntungan atau kepentingan pribadi. Saat kita sembahyang, menyembah kepada-Nya, kita mencari Tuhan, kita mengejar hadirat-Nya dalam hidup kita. Sebab itulah jati diri kita yang sesungguhnya. Setelah manusia diciptakan, Tuhan menempatkan manusia di Taman Eden (in His presence). Hadirat Tuhan adalah habitat kita yang sesungguhnya, kita tidak bisa jauh dari hadirat-Nya. Itu sebabnya, ayo kita sembahyang. Sudahkah kita memiliki kehidupan yang menyembah Tuhan senantiasa? Sharingkan

Kesaksian

Apa yang Anda rasakan ketika sungguh-sungguh sembahyang/berdoa kepada Tuhan? Ceritakan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Milikilah sikap hati seperti pemungut cukai yang selalu merasa miskin dihadapan Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati.

Jadwal

  • 01 Des: Materi COOL
  • 08 Des: Materi COOL
  • 15 Nov: Doa
  • Libur natal, sampai jumpa di tahun 2024