Ayo sembahyang
Materi COOL Umum | |
---|---|
Tanggal | Jumat, 01 Desember 2023 |
Penulis | Departemen COOL |
Unduh | Google Drive |
| |
|
Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." (Kejadian 22:5)
Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Pendahuluan
Mungkin kita berpikir bahwa sembahyang adalah bagian dari ibadah keagamaan yang telah ditetapkan oleh agama terkait dengan waktu-waktu pelaksanaannya. Bahkan orang-orang Yahudi pada zaman dulu melaksanakan sembahyang dalam waktu-waktu tertentu juga.
Jika kita melihat dari ayat Kejadian 22:5 di atas, jelaslah bahwa sembahyang sudah dilaksanakan bahkan sebelum diatur dalam Taurat. Untuk kita yang hidup dalam Perjanjian Baru, sudahkah kita memiliki waktu berdoa, memuji, dan menyembah Tuhan setiap harinya? Sharingkan.
Isi dan sharing
Berikut beberapa makna sembahyang untuk kita dapat mengerti dan lakukan dalam kehidupan ini:
- Merendahkan diri
- Menyembah
Merendahkan diri di hadapan Tuhan, mengakui kedaulatan Tuhan dalam hidup kita, menyadari bahwa Dia tidak dapat dibandingkan dan disandingkan dengan siapapun.
Dalam bahasa aslinya merendahkan diri ditunjukkan dalam sikap tubuh kita dalam sembahyang yakni tersungkur, menjadi rata dengan tanah, bersujud, bertelut.
Namun demikian tentu bukan sekedar sikap badan kita tetapi terlebih adalah sikap hati kita kepada-Nya. Keduanya saling terkait. Sikap hati yang merendahkan diri di hadapan Tuhan salah satunya adalah seperti yang dinyatakan dalam makna dalet dalam abjad Ibrani, yakni merasa miskin di hadapan Tuhan.
Mari kita simak apa yang disampaikan Tuhan Yesus dalam Lukas 18:10-14 dan bedakan mana yang memiliki sikap hati sembahyang, mana yang tidak di antara orang Farisi dan pemungut cukai. Sudahkah kita memiliki sikap hati seperti pemungut cukai yang merendahkan diri di hadapan Tuhan? Sharingkan.
Menyembah adalah sebuah kata kerja yang melibatkan 2 sikap pribadi yakni pribadi yang melakukan penyembahan dan pribadi yang menerima penyembahan.
Para penguasa di dunia sejak zaman dunia kuno sampai dengan dunia modern sekarang ini ada yang merasa layak untuk menerima penyembahan dari manusia lain karena memiliki kekuasaan, padahal kekuasaannya sangat terbatas.
Penyembahan hanya layak diberikan kepada Tuhan, sebab Dia memiliki kuasa yang tidak terbatas. Penyembahan kita kepada Tuhan adalah segala apa pun yang kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan serta hidup berpadanan dengan Injil/Firman-Nya. Termasuk di dalamnya adalah doa, pujian dan penyembahan yang kita naikkan kepada-Nya sebagai ibadah kita.
Menyembah yang merupakan sembahyang adalah penyembahan yang kita lakukan dengan kerendahan hati serta kesatuan hati; bukan dalam kesombongan dan keegoisan dengan motif mengejar keuntungan atau kepentingan pribadi. Saat kita sembahyang, menyembah kepada-Nya, kita mencari Tuhan, kita mengejar hadirat-Nya dalam hidup kita. Itulah jati diri kita yang sesungguhnya.
Setelah manusia diciptakan, Tuhan menempatkan manusia di Taman Eden (in His presence). Hadirat Tuhan adalah habitat kita yang sesungguhnya, kita tidak bisa jauh dari hadirat-Nya. Itu sebabnya, ayo kita sembahyang.
Sudahkah kita memiliki kehidupan yang menyembah Tuhan senantiasa? Sharingkan.
Kesaksian
Apa yang Anda rasakan ketika sungguh-sungguh sembahyang/berdoa kepada Tuhan? Ceritakan.
Kesimpulan dan saling mendoakan
Milikilah sikap hati seperti pemungut cukai yang selalu merasa miskin di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Jadwal
- 01 Des: Materi COOL
- 08 Des: Materi COOL
- 15 Des: Doa
- 22 Des: Libur Natal dan Tahun Baru
- 29 Des: Libur Natal dan Tahun Baru