Keintiman yang intens dan berkualitas

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 31 Juli 2023 09.25 oleh Sari (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Sebuah hubungan bukan sekedar membutuhkan intensitas tetapi juga kualitas. Apalah artinya sering bertemu namun tidak berkualitas, sekedar berjumpa untuk berbincang ringan, sekedar menyapa dan tidak membangun kedalaman dalam hubungan. Namun dibalik itu, hubungan yang memiliki kualitas baik juga umumnya dibangun dari pertemuan yang intens.

Dalam membangun hubungan dengan TUHAN, tentu kita ingin membangun hubungan yang membuat kita semakin hari semakin erat, semakin akrab, semakin intim dengan Tuhan Yesus. Artinya kita memiliki hubungan yang intens dan berkualitas.

Bagaimana kita membangun hubungan yang intens dan berkualitas dengan Tuhan Yesus? Jawaban yang pertama dan utama tentu adalah KASIH. Kasih membuat kita terbakar dengan gelora semangat, kasih merupakan ‘sumber bahan bakar' yang memastikan kita terus menerus terbakar, terus ‘on fire'. Dalam Yohanes 2:17 dinyatakan: "Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Yang dalam beberapa versi terjemahan bahasa Inggris juga dituliskan: "I am on fire with passion for your house." Dan "My love for your house burns in me like a fire." Ketika api kasih mulai memudar, kita perlu kembali mengalami kobaran kasih yang mula-mula. Dan jangan pernah membiarkan hal-hal yang membuat kasih kita menjadi padam. Kekecewaan, kepahitan, kenajisan, fokus hidup yang teralihkan, adalah beberapa hal yang dapat membuat orang kehilangan kasih yang semula, sehingga tidak dapat membangun hubungan yang intens dan berkualitas dengan Tuhan.

Selanjutnya, untuk dapat memiliki hubungan yang intens dan berkualitas dengan Tuhan Yesus tentu kita harus bertumbuh secara rohani. Sebab hubungan yang intens dan berkualitas adalah hubungan yang bertumbuh makin lama makin dewasa secara rohani. Kedewasaan rohani membuat kita memiliki hubungan yang stabil, konsisten, kontinu. Hubungan yang dewasa bukanlah hubungan yang dipengaruhi oleh perasaan yang ‘up and down", yang kadang harmonis tapi seringnya ‘ngambek'. "Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, (Kolose 1:9-10)

Memberi diri adalah hal ketiga yang perlu kita lakukan untuk memiliki hubungan yang intens dan berkualitas. Memberi diri berarti kita memiliki kesediaan dan kerelaan untuk membayar harga berapa pun yang dibutuhkan untuk membuat kita makin memiliki keintiman dan kedalaman dengan TUHAN. Suasana dan kondisi hati kita tidak selalu mendukung kita untuk intim dengan TUHAN dua puluh empat jam sehari. Kita menghadapi pergumulan, proses dalam kehidupan yang membuat kita rasanya memerlukan ‘tenaga ekstra' untuk tetap bergerak maju. Atau ujian berkat, dimana kita mengalami kelimpahan, berkat secara materi yang datang secara bertubi-tubi, yang bisa saja mengalihkan kita dari TUHAN karena terkesima dan mabuk berkat. Namun semuanya itu dapat diantisipasi jika kita konsisten mendedikasikan hidup kita. Kita mau terus mengejar hadirat-Nya setiap saat dan seumur hidup kita, sebagimana dinyatakan oleh Firman-Nya.

Mulutku penuh dengan puji-pujian kepada-Mu, dengan penghormatan kepada-Mu sepanjang hari. (Mazmur 71:8)

Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. (Mazmur 146:2).

(DL)

Sebuah hubungan bukan sekedar membutuhkan intensitas tetapi juga kualitas.