Dalam Yesus ada kepastian

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 30 Juli 2021 13.46 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari
Background 2021 The Year of Integrity.jpgBackground 2021 The Year of Integrity.jpg
Renungan khusus
Tanggal13 Juni 2021
PenulisPdt Dr Rudi Darmawan
Voice of PentecostVoice of Pentecost 54 (Zevanny Michele)
Sebelumnya
Selanjutnya

Pertanyaan yang sering timbul dalam benak orang muda adalah: “Bagaimana masa depanku, cerah atau suram?” Pada dasarnya tidak seorang pun yang dapat memastikan apa yang akan terjadi pada kehidupannya di masa depan, bahkan satu jam ke depan pun orang tidak tahu apa yang akan terjadi. Ketidakmampuan mengetahui akan masa depan inilah yang membuat banyak orang menjadi takut dan kuatir akan kehidupan mereka kelak, ditambah lagi dengan situasi dunia yang semakin tidak kondusif dan tidak lagi ideal. Dalam situasi seperti ini orang terus bertanya-tanya; bagaimana keadaannya di masa depan.

Apa kata Alkitab mengenai masa depan seseorang ini? Apakah Tuhan memberikan petunjuk mengenai masa depan? Apakah Tuhan menuntun hidup orang-orang, terutama generasi muda untuk menuju masa depan yang lebih baik? Apakah ada kepastian di dalam Tuhan? Jika ada, bagaimana cara kita mengetahuinya? Sebelum mengetahui masa depan, kita akan melihat sekilas kehidupan hari ini.

Gaya hidup hari-hari ini

Beberapa dekade terakhir, teknologi maju dengan sangat pesat. Adanya internet, smartphone serta komputer, mengubah cara hidup manusia secara drastis. Apa yang dulu dirasa tidak mungkin atau hanya ada dalam cerita fiksi, sekarang menjadi nyata. Dengan segala kemudahan yang tersedia, orang dapat melakukan banyak sekali pekerjaan atau aktivitas melalui komputer atau HP-nya. Tanpa sadar, kondisi ini mengubah gaya hidup orang, terutama orang-orang muda. Bagaimana kondisi kehidupan secara umum orang-orang muda sekarang?

  1. Kompetitif
  2. Dengan kemajuan yang ada, orang-orang semakin berkompetisi satu dengan yang lain. Orang berusaha sekeras-kerasnya, berpikir dengan lebih kritis, bekerja dengan lebih cerdas untuk mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya. Di satu sisi banyak inovasi timbul dari kondisi ini. Di sisi lain, banyak orang menjadi kelelahan karena bekerja terlalu keras bahkan menjadi workaholic atau gila kerja. Hal yang mendasari adalah takut tersaing oleh yang lain.

    Ada istilah FOMO di kalangan anak muda, singkatan dari fear of missing out, maksudnya perasaan bahwa orang lain yang mem-posting kehidupan pribadi mereka di media sosial untuk dipertontonkan lebih berbahagia hidupnya. Orang yang melihat posting-an tersebut merasa mereka tidak sekaya, sebahagia atau seberuntung orang yang di medsos tersebut. Mereka menjadi pihak yang kalah dan kemudian berusaha untuk menyamai atau melebihi. Ini adalah bagian dari gaya hidup yang kompetitif.

  3. Konsumtif
  4. Kemajuan teknologi tentu memudahkan pola hidup yang konsumtif, dalam arti orang lebih mudah belanja dan mencoba hal-hal baru. Sekarang orang dapat berbelanja di mana saja, kapan saja. Barang atau makanan yang dihasilkan di belahan dunia yang lain, dapat segera muncul di depan kita. Teknologi memungkinkan semua hal itu. Di sisi lain aktivitas belanja tentu membutuhkan uang untuk mewujudkannya. Dengan munculnya inovasi dalam teknologi keuangan, maka kemudahan membayar atau kredit membuat tingkat konsumsi makin tinggi.

    Pola hidup yang kompetitif dan konsumtif membutuhkan biaya yang besar. Akibatnya orang-orang berusaha mendapatkan uang lebih banyak lagi. Ditambah dengan banyaknya jumlah angkatan kerja yang produktif membuat persaingan semakin ketat, dan orang-orang semakin sulit mendapatkan uang.

    Dari sini, akan timbul pertanyaan; apakah nantinya akan hidup berkecukupan atau mengalami kekurangan? Apakah akan punya rumah atau tidak? Orang-orang bertanya-tanya apakah masa depan mereka akan lebih baik atau lebih buruk. Apakah di dalam Tuhan ada kepastian untuk hidup nyaman dan sejahtera?

Tuhan tahu masa depan kita

Pada dasarnya manusia dari zaman dahulu sampai sekarang tidak tahu apa yang akan terjadi besok, sehingga berusaha mencari tahu. Tuhan yang menciptakan manusia-lah yang tahu masa depan kita itu.

Tuhan memberikan informasi mengenai hari depan seseorang melalui Firman-Nya. Contohnya kepada Yusuf, Tuhan memberikan informasi mengenai masa depannya dengan cara Yusuf mendapat mimpi dari Tuhan.

Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (Kejadian 17:6-7)

Semula Yusuf belum mengetahui apa arti dari mimpi itu. Namun secara perlahan Yusuf mulai menyadari bahwa Tuhan memiliki masa depan tertentu baginya.

Kisah hidup Yusuf berlanjut dengan serangkaian kesulitan yang semakin hari semakin memburuk. Saudara-saudara Yusuf membencinya, karena Yakub lebih mengasihi Yusuf. Mereka lebih benci lagi kepada Yusuf, ketika Yusuf mendapatkan mimpi tersebut dan menceritakannya. Karena mimpi itulah, maka saudara-saudaranya berniat membunuh Yusuf, namun akhirnya menjual Yusuf sebagai budak di tanah Mesir. Lebih buruk lagi, Yusuf dimasukkan ke dalam penjara.

Sampai di titik ini, hidup Yusuf bertentangan dengan mimpi yang didapatnya. Namun dalam semua peristiwa itu, Tuhan selalu menyertai Yusuf. Pada akhirnya, Yusuf tiba di masa depan yang luar biasa sebagai wakil Firaun, sesuai dengan mimpi yang Tuhan berikan.

Tuhan menuntun kita ke masa depan

Apakah ada kepastian mengenai masa depan yang baik di dalam Tuhan? Bagaimana kita mengetahui tuntunan Tuhan mengenai masa depan kita?

  1. Masa depan ada di dalam tujuan
  2. Ketika seseorang membuat barang atau program komputer atau aplikasi HP, tentu ada manfaat atau tujuannya. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan tertentu. Tuhan men-design kita secara spesifik untuk menghidupi tujuan tersebut. Masa depan kita terletak di dalam tujuan itu. Jadi kita perlu mengetahui tujuan kita, agar mengerti masa depan kita. Orang yang menjalani tujuan itu, berarti sudah berjalan pada arah yang tepat menuju ke masa depannya.

  3. Tuhan memberi informasi melalui Firman-Nya
  4. Kepada hamba-hamba-Nya atau nabi-nabi atau murid-murid, Tuhan selalu berkomunikasi dengan mereka. Tentu saja dengan cara komunikasi yang berbeda-beda. Ketika Tuhan memanggil mereka untuk menjalani panggilannya, di situlah Tuhan menunjukkan masa depan mereka.

    Kepada kita sekarang, prinsip yang sama Tuhan terapkan. Tuhan mempunyai tujuan atas hidup kita, maka Tuhan memanggil kita untuk menunjukkan masa depan kita. Ketika mendengar Firman melalui ibadah (online atau onsite), membaca Alkitab atau menyembah secara pribadi, biarlah telinga rohani kita terbuka kepada suara Tuhan.

  5. Dibutuhkan ketaatan
  6. Respon kita ketika dipanggil oleh Tuhan sangat menentukan apakah kita masuk dalam masa depan yang Tuhan rancang atau tidak. Respon yang dikehendaki oleh Tuhan adalah kita taat kepada Firman-Nya.

Apakah ada kepastian mengenai masa depan di dalam Tuhan? Jawabannya ada. Tuhan sudah merancang masa depan yang penuh harapan bagi kita. Yang diperlukan adalah kita mengerti tujuan itu dengan cara mendengar suara Tuhan dan menaati-Nya. Tuhan akan menuntun kita ke dalam masa depan yang penuh harapan. Tuhan Yesus memberkati. (RD)

Video

Pertanyaan yang sering timbul dalam benak orang muda adalah: “Bagaimana masa depanku, cerah atau suram?”