Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 08.31 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayub 2:9)

Pendahuluan

Wanita Allah, orang yang sungguh-sungguh hidupnya beriman kepada Tuhan dapat terlihat dari bagaimana reaksinya ketika sesuatu yang buruk terjadi di dalam dirinya dan di dalam keluarganya. Perkataan-perkataan apa yang kita keluarkan bila usaha suami sedang bangkrut atau suami sakit-sakitan sehingga keuangan habis untuk pengobatan, bahkan di saat anak-anak memberontak dan menjadi nakal sehingga tidak terkendali, perkataan apa yang keluar dari mulut kita?. Istri Ayub menghadapi masalah di saat semua harta benda habis dan anak-anak meninggal seketika itu juga dan harta benda ludes. Dari orang terkaya menjadi orang termiskin. Masalah yang dihadapinya sangat berat sehingga hal itu membuat hati istri Ayub menjadi pahit sehingga lupa suami dan juga kepada Tuhan. Namun, selanjutnya firman Tuhan berkata: “Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya'''.

Isi

Apa yang kita lakukan ketika keadaan memburuk?

  1. Berseru kepada Tuhan (Mazmur 50:15)
  2. Reaksi yang benar ketika masalah datang, berdoa minta Tuhan memberi kekuatan, sebab Tuhan selalu perduli dengan orang yang memanggil nama-Nya dengan hancur hati dan tangan-Nya tak pernah terlambat untuk menolong.
  3. Melakukan Firman Tuhan ( 1 Petrus 3:1-7)
  4. Tunduk kepada suami bukanlah pilihan tetapi itu adalah perintah Tuhan untuk mendapatkan hidup yang berkemenangan. Tunduklah di dalam segala sesuatu dan bersukacitalah pada saat melakukannya supaya kuasa Allah turun dalam keluarga. Jangan pernah keluar perkataan mendikte atau membantah suami, agar suami dapat tenang dan bijaksana untuk mengambil keputusan sehingga doa-doa suami tidak terhalang.
  5. Perkataan yang benar (Yakobus 3:2-6)
  6. Perhatikan saat kita berbicara, jangan suka menambahi dan mengurangi. Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya ia adalah orang yang sempurna. Matius 12:35-36, Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat”.

Kesimpulan

Wanita Allah, orang mengenal siapa engkau dari perkataanmu. Hati-hatilah dengan perkataanmu, jangan berbicara mengeluarkan kata-kata sembarangan. Setiap ucapan harus diperhatikan (Matius 12:36-37).

Mari sama-sama berjanji untuk berkata benar dan saling mendoakan.

Catatan

  • 20 April 2012: Pengarahan COOL Wanita
  • 24 April 2012: Ibadah WBI (Kartini+Paskah)