Tantangan = Berkat!

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Juli 2013 05.38 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd unified info)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?" (Keluaran 15:22-24)

Pendahuluan

Kisah keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, menjadi gambaran bagi kita tentang bagaimana perjalanan kehidupan orang percaya yang harus melewati banyak tantangan untuk melihat dan menerima berkat dari Tuhan. Setiap orang percaya harus mampu menghadapi semua tantangan dalam kehidupannya. Bangsa Israel telah menyeberangi Laut Teberau yang di pimpin oleh Musa dengan penyertaan Tuhan. Mereka melintasi Laut Teberau dengan selamat, suatu tantangan telah dapat mereka lewati. Sungguh merupakan suatu kemenangan dan sukacita besar bagi mereka. Setelah itu, mereka harus meneruskan perjalanannya dengan menghadapi tantangan lain. Bangsa Israel banyak mengalami peristiwa-peristiwa, dan menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya untuk mencapai tanah perjanjian, yaitu Tanah Kanan.

Mungkin kita pun mengalami hal yang sama seperti bangsa Israel. Masuk dari satu tantangan ke tantangan berikutnya. Yang menjadi permasalahan, apakah kita menyerah atau terus maju? Apa reaksi yang sering muncul ketika tantangan ada di depan mata Anda? (Sharingkan)

Isi dan sharing

Bagaimana mengubah tantangan menjadi berkat dalam hidup kita?

  1. Menyadari bahwa tantangan adalah kesempatan
    Banyak dari kita sering menganggap bahwa tantangan itu adalah sesuatu yang harus dihindari bukan untuk dihadapi, sehingga ketika tantangan itu ada, kita lebih cenderung untuk menghindar. Prinsip yang harus dimiliki, kita harus menganggap bahwa tantangan adalah kesempatan untuk menuai berkat dari Tuhan. Ketika kita mempunyai paradigma yang sudah diubahkan, maka masalah atau tantangan seberat apapun dapat kita hadapi, karena dibalik tantangan ada kesempatan untuk mendapatkan berkat dari Tuhan.
  2. Jangan bersungut-sungut (Keluaran 15:24)
    Berapa banyak waktu yang kita pakai untuk mengeluh dan bersungut-sungut ? Ini sebuah pertanyaan yang harusnya muncul ketika kita akan bersaat teduh dan saat merebahkan diri untuk tidur di malam hari. Berapa banyak kita mengeluh atau bersungut-sungut tentang pekerjaan, tentang waktu yang dihabiskan untuk mengurus rumah tangga, anak-anak mengeluh karena harus mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan lain-lain. Dan hal itu berlangsung sepanjang hari. Bangsa Israel pun mengeluh dan bersungut-sungut setelah semua yang telah Allah lakukan bagi mereka saat seharusnya mereka berterima kasih dan menaati-Nya. Akhirnya karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan mereka, seluruh generasi itu tidak pernah mencapai Tanah Perjanjian. Pada zaman sekarang ini, banyak juga orang yang sering bersungut-sungut sehingga mereka kehilangan berkat-berkat Allah. Sikap semacam ini seharusnya tidak dimiliki oleh setiap orang percaya. Seberapa sering Anda bersungut-sungut dalam satu hari? Usaha apa yang akan Anda lakukan agar tidak sering bersungut-sungut dan mengeluh? (Sharingkan dengan terbuka bersama sesama anggota COOL).

Kesimpulan dan saling mendoakan

Tantangan akan selalu ada dalam setiap kehidupan umat manusia. Satu hal yang perlu kita sadari, Tuhan Yesus selalu menyertai kita.