Penyalur kasih dan mujizat Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 8 Juni 2011 04.49 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Penyalur kasih dan mujizat Tuhan
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeJuni 2011
MingguI (2011-22)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      Ketika TUHAN YESUS berjalan di atas muka bumi ini, ada dua ciri khusus atau tanda-tanda yang menyertai seluruh pelayanan-Nya, yaitu Kasih dan Mujizat. Ketika IA naik ke sorga – yang peristiwanya telah kita peringati beberapa hari yang lalu – maka IA menjanjikan bahwa ROH KUDUS akan turun atas kita dan ketika hal itu terjadi maka kita akan menerima Kuasa-Nya dan kita akan menjadi saksi-saksi-Nya sampai ujung-ujung Bumi (Kisah 1:8). Ketika para murid dan generasi sesudahnya menerima pengurapan dari ROH KUDUS, mereka pun mulai menyatakan jalan kebenaran dengan Kasih dan Mujizat TUHAN, sama seperti (bahkan lebih) dari apa yang pernah TUHAN YESUS lakukan.

      Dalam nats yang kita baca di atas, dari kisah pelayanan Paulus di Efesus dan sekitar Asia Kecil, kita mendapatkan pelajaran yang berharga mengenai prinsip-prinsip kalau kita melayani TUHAN melalui sesama:

      1. TUHAN melakukan pengurapan, kasih dan mujizat-Nya melalui kita anak-anak-Nya (ayat 6 dan 11).

      Pengurapan, kasih, dan mujizat masih ada hingga hari ini karena TUHAN yang kita sembah adalah ALLAH yang hidup dan sama dari dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. TUHAN-lah yang memberikan pengurapan, kasih dan mujizat, tetapi IA melakukannya melalui kita anak-anak-Nya. Ini adalah prinsip yang dipegang teguh oleh TUHAN. DIA bisa saja melakukan segala sesuatu sendirian, tetapi TUHAN memilih untuk bersama-sama kita melayani banyak orang. Kitalah yang digunakan TUHAN sebagai alat untuk menyalurkan pengurapan, kasih dan mujizat kepada banyak orang. Ini adalah suatu kehormatan besar bagi kita dan jika benar-benar menyadari hal ini, maka seharusnya kita tidak berpangku tangan dan hanya menantikan berkat semata (padahal kita dapat menjadi berkat bagi orang lain), tetapi seharusnya kita:

      • Berdoa bagi mereka yang membutuhkan-Nya
      • Ulurkan tangan bagi mereka yang memerlukan-Nya
      • Urapi mereka yang merindukan-Nya
      • Bernubuat bagi mereka yang menantikan peneguhan-Nya

      Ingatlah, ALLAH telah memberkati kita oleh karena itu marilah kita menjadi berkat bagi orang lain, yaitu dengan menunjukkan bahwa pengurapan, kasih dan mujizat ALLAH masih ada bagi mereka dan ALLAH rindu agar mereka pun merasakan berkat tersebut. Inilah juga artinya kita menjadi saksi-saksi ALLAH.

      2. Tetaplah teguh melayani walaupun mungkin ada orang-orang yang tetap bersikeras hati dan menolak pelayanan/kasih TUHAN melalui kita (ayat 9)

      Satu hal yang harus kita ingat bahwa kita dapat mengubah manusia. Hanya TUHAN yang dapat melakukannya, dan itu pun TUHAN masih memberi kebebasan kepada manusia untuk menetapkan pilihannya. Mungkin dalam pelayanan kita, kita sering bertanya-tanya mengapa ada orang tertentu yang sudah kita layani sebaik-baiknya dan dengan segala macam cara tetap saja tidak berubah. Faktanya memang demikian adanya. ALLAH tidak pernah memaksa siapa pun untuk menerima-Nya, tetapi yang memilih menerima-Nya maka pengurapan, kasih dan mujizat-Nya tersedia bagi mereka. Akan ada saja orang-orang yang mengeraskan hati terhadap pelayanan TUHAN. Apa yang harus kita lakukan jika berhadapan dengan situasi ini?

      • Tetap layani dengan kasih, setidaknya dengan tekun bawa dalam doa.
      • Jangan habiskan waktu untuk satu orang ini sehingga engkau tidak menjangkau orang-orang lain, tetapi dengan bijak mencari tuntunan TUHAN sehingga engkau tahu kapan/tiba saatnya engkau menyerahkan orang itu kepada tangan TUHAN dan engkau mulai mencari jiwa-jiwa lain yang merindukan TUHAN.
      • Tetap tekun dan penuh pengharapan, karena kita pegang janji TUHAN bahwa tidak akan ada pernah ada kata-kata pemberitaan Firman TUHAN dan pelayanan kita lakukan dalam nama TUHAN yang akan kembali dengan sia-sia.

      3. Apapun yang ada pada kita saat ini dapat TUHAN pergunakan untuk menyatakan kasih dan mujizat-Nya (ay.12)

      Bukankah menarik bahwa bahkan saputangan Paulus pun menjadi berkat bagi banyak orang? Ini bukan berarti selanjutnya kita harus pakai saputangan untuk memberkati orang, tetapi artinya apa pun – ya, apa pun! – yang ada pada kita sekarang dapat TUHAN (dan kita) pergunakan untuk menyatakan kasih dan mujizat-Nya. Kesaksian: seorang wanita penjual es krim selalu memberikan kata-kata berkat kepada pembeli es krimnya, sampai akhirnya seorang Gubernur di Thailand diberkati oleh es krim dan perkataan berkat ibu ini sehingga sang Gubernur ini pun bertobat. Seorang pemabuk bertobat ketika membaca ayat Alkitab yang ditulis pada sebuah kantung belanjaan yang entah bagaimana bisa mendarat di tangannya. Dan banyak lagi.

      Hari-hari ini saya percaya TUHAN memberikan banyak berkat bagi kita. Pertanyaannya, apakah berkat-berkat itu kita nikmati sendiri atau kita gunakan untuk menyalurkan dan menyatakan kasih/mujizat TUHAN. Tanpa kita sadari, kita hari-hari ini mempunyai banyak cara dan akses untuk menjadi berkat. Handphone, BB, dan bahkan facebook (bagi yang punya) dapat menjadi berkat melalui kata-kata yang dikirim dalamnya. Ini salah satu contoh saja. Kalau engkau mau apa yang ada padamu menjadi berkat, serahkanlah pada TUHAN dan minta hikmat dari-Nya bagaimana agar yang ada padamu itu dapat menjadi saluran kasih dan mujizat-Nya.

      Amin.


      Sbab engkau (aku) kan mengembang ke kanan ke kiri
      Keturunanmu(ku) kan memperoleh bangsa-bangsa
      Dan mendiami kota-kota sunyi, siapkanlah dirimu(ku)

      TUHAN ini kami hambaMu,
      Jadilah sesuai kehendakMu
      Kami siap jalankan firman-Mu,
      -Nyatakanlah kemuliaanMu

      Sumber