Janganlah bersungut-sungut

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 4 Februari 2011 05.03 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Janganlah bersungut-sungut
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeFebruari 2011
MingguI (2011-05)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      “Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.” (1 Korintus 10:10)
      Zaman akhir ini ada banyak kejadian dan peristiwa serta persoalan yang terjadi dengan tidak terduga bahkan tidak diharapkan melanda anak-anak TUHAN. Reaksi dan respon terhadap persoalan salah satunya adalah bersungut-sungut atau marah dan kecewa. Tetapi ayat di atas menasehati kita untuk tidak memberi respon dengan persungutan. Paulus mengingatkan jika meresponi suatu permasalahan dengan sikap persungutan maka, pernah terjadi orang-orang yang bersungut-sungut dibinasakan. Oleh karenanya firman TUHAN ini mengingatkan kita: apapun yang sedang terjadi dalam hidupmu “Janganlah bersungut-sungut”.

      Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel pernah meresponi kejadian dan keadaan dengan cara bersungut-sungut, seperti yang terdapat dalam:

      1. Keluaran 15:24, “Bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa...
      2. Keluaran 16:2, “Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaat Israel..
      3. Bilangan 11:1, “Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN..

      Ayat-ayat di atas menunjukkan sikap bangsa Israel, oleh karena:

      1. Kehausan maka mereka bersungut-sungut,
      2. Bosan makan manna dan ingin makan daging, maka mereka bersungut-sungut,
      3. Bersungut-sungut karena nasib buruk mereka.

      Bersungut-sungut artinya menggerutu, mengeluh dengan suara yang kecil sebagai suatu perlawanan kepada ALAH. Persungutan Israel terjadi karena ketidakpercayaan mereka terhadap firman TUHAN. Akibat persungutan maka yang baik menjadi tidak baik: menyebabkan mereka dibinasakan. Bagaimana supaya tidak bereaksi dengan bersungut-sungut, terhadap persoalan yang terjadi?

      1. Mengucap syukur (I Tesalonika 5:18)
        Adalah reaksi yang baik ketika diperhadapkan dengan persoalan yang kita tampilkan adalah “Ucapan Syukur.” Itu artinya kita bisa menerima kejadian apapun dan situasi apapun dengan hati yang lapang dan teguh bahwa kejadian apapun itu baik.
      2. Ingat segala sesuatu mendatangkan kebaikan (Roma 8:28)
        Kalau kita memahami kebenaran ini, maka kita mengerti bahwa “Masalah itu hanya menjadi bungkus dari kebaikan ALLAH.” Di dalam setiap persoalan ada kebaikan ALLAH di dalamnya bagi kita, untuk itu tidak usah bersungut-sungut sebab kita akan menerima kebaikan di dalam masalah itu.
      3. Hati-hati dengan mulut kita (Amsal 18:21)
        Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, jika kita suka menggemakannya maka akan memakan buahnya, olehnya hati-hati dengan perkataan kita ketika meresponi suatu persoalan atau kejadian. Apa yang kita katakan akan berdampak dalam hidup kita, mengenai perkataan harus hati-hati sehingga kita tidak mengalami dampak yang buruk.

      Peneguhan

      Di dalam tahun Multiplikasi dan Promosi ini, kita juga akan diperhadapkan dengan situasi, keadaan dan kejadian yang tidak terduga. Oleh karenanya respon kita janganlah bersungut-sungut, menggerutu dan ngedumel sebagai sikap pemberontakan terhadap ALLAH dan firman-Nya. Bersyukurlah, mengertilah bahwa di balik masalah ada kebaikan TUHAN dan hati-hati dengan perkataanmu sebab itu sangat berdampak kepada kita.

      Sumber