Apakah Tuhan mengontrol segala sesuatu? (Eloy Zalukhu, MBA)
Ringkasan Khotbah | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 23 Januari 2022 |
Gereja | GBI Jemaat Induk Danau Bogor Raya |
Lokasi | Online |
Kota | Bogor |
Video | YouTube |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Shalom, Bapak, Ibu, Saudara kita sama-sama merenungkan Firman Tuhan dan hari ini kita mengangkat tema Apakah Tuhan mengontrol segala sesuatu.
Bapak/Ibu, ketika Anda tersenyum karena saya meminta untuk tersenyum lalu mengangkat tangan kanan itu terjadi dalam kontrol anda atau di dalam kontrol Tuhan? Ini pertanyaan filosofis sekaligus teologis.
Saya mulai memikirkan pertanyaan ini sejak saya masih kuliah, tahun 2000 saya mulai gelisah dengan pertanyaan ini. Sejak itu saya sudah sangat suka dengan buku-buku motivasi, dan jika kita berbicara mengenai motivasi maka salah satu yang sangat penting di dalam pengajaran motivasi adalah ambil tanggung jawab 100%.
Saya datang dari satu desa yang sampai hari ini belum ada aspal. Lahir sebagai anak ke 13 dari 13 bersaudara, ditinggal ayah meninggal dunia karena waktu itu beliau sakit dan saya kehilangan papa di usia 9 bulan. Tetapi di dalam anugerah Tuhan saya dapat ke Jakarta, dapat sekolah di Jakarta, bahkan dengan pertolongan para orang Amerika yang tidak ada hubungan darah dapat menyekolahkan saya selama 6 tahun sampai di Australia. Saya mulai bertanya “Ada apa ini?”. Jika motivasi mengatakan “You can do it, take 100% responsibilities.” Tapi dari perjalanan hidupku saya sadar sekali saya dapat ke Jakarta bukan karena aku hebat, dapat disekolahkan ke Australia bukan karena saya mendapat nilai-nilai bagus di sekolah.
Maka muncul pertanyaan itu. “Apakah Tuhan mengontrol segala sesuatu?” Jawaban Bapak/Ibu/Saudara terhadap pertanyaan ini menentukan bagaimana Anda merespon kehidupan dan menentukan bagaimana Bapak/Ibu membuat berbagai keputusan.
Theocentric Motivation
Bapak/Ibu theocentric motivation akhirnya menjadi panggilan hidupku karena saya melihat harus ada integrasi antara motivasi yang diajarkan oleh motivator populer itu tetapi juga apa yang dikatakan oleh Kitab Suci mengenai kehidupan manusia. Saya mengatakan harusnya dimulai dari Tuhan berdaulat atas semua yang terjadi dalam hidup manusia tetapi di tengahnya ada masalah, yaitu dosa. Jawaban dari dosa ini adalah cinta. Tetapi tidak dapat dipungkiri pengajaran motivasi berbicara mengenai the power of mind, kekuatan sikap, bagaimana meresponi segala sesuatu. Hari ini Bapak/Ibu saya mau membantu Bapak dan Ibu untuk menyampaikan hasil pergulatanku selama 22 tahun terakhir dan menjawab pertanyaan tadi. Bapak dan Ibu ada satu ayat di dalam Firman Tuhan yang mengatakan:
- Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
Ini theocentric, spiritual, Tuhan berdaulat. Dia memberikan berkat kepada siapa yang dia mau bahkan ketika sedang tidur. Tetapi Bapak dan Ibu kita juga tahu pada:
- "… jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
Bagaimana kita mensinkronkan di tahun 2022? Sementara saya mengajarkan di berbagai perusahaan sebagai seorang theocentric motivator khususnya ketika berbicara kepada teman-teman sales. Saya tidak mungkin mengatakan tidak perlu prospecting karena Tuhan memberikan berkat ketika kamu sedang tertidur. It doesn’t work. Ada 3 hal untuk mensinkronkan ini:
#1 Tuhan mengontrol segala sesuatu, sekaligus manusia bebas memilih
Tuhan mengontrol segala sesuatu tetapi disaat yang sama kita diberi kesempatan untuk memilih dalam kehendak bebas. Bahkan seorang filsuf Perancis kehilangan imannya karena pertanyaan ini. Dia mengatakan jika Tuhan itu ada yaitu Tuhan yang berdaulat dan mengontrol segala sesuatu itu artinya manusia tidak mungkin memiliki kebebasan. Tapi jika ternyata manusia memiliki kebebasan, itu artinya Tuhan yang mengontrol segalanya pasti tidak ada. Sampai hari ini banyak orang yang akhirnya terbagi dalam kelompok yang mengatakan tidak mungkin Tuhan mengontrol segala sesuatu. Ini adalah perdebatan antara kedaulatan Tuhan dengan kebebasan manusia.
Tetapi ternyata kita melihat dari Alkitab, dari Kejadian sampai Wahyu tidak pernah Alkitab menyuruh kita memilih salah satu dari dua pilihan. Tuhan katakan sejak Kejadian sampai Wahyu adalah Tuhan berdaulat 100% atas dunia yang Dia ciptakan di saat yang sama Tuhan memberikan kebebasan kepada umat manusia. Bagaimana mungkin ketika saya mengangkat tangan kiri saya di dalam kebebasan saya sekaligus Allah sedang mengontrol. Memang ini pekerjaan Tuhan, bukan pekerjaan kita.Kesimpulannya Bapak dan Ibu, Saudara jangan memilih salah satu karea Alkitab mengajarkan dua-duanya. Teman-teman, Bapak/Ibu/Saudara, ada empat kemungkinan mengapa kehendak bebas harus ada karena kita percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia:
God created you to love you
Tuhan dapat memilih sejak awal tidak menciptakan manusia. Tetapi kenapa Tuhan menciptakan manusia dalam pengajaran theocentric motivation and leadership dikatakan “God created you to love you.” Kemudian kita memantulkan cinta itu kepada Tuhan dan seluruh umat manusia apapun iman, agama, keyakinannya. Jadi Bapak dan Ibu ada cinta di sana. Jika Tuhan menentukan sejak awal manusia tidak diciptakan tidak perlu ada kata cinta karena tidak ada manusia di dalamnya untuk dicintai dan mencintai.
Manusia diberi kemampuan berpikir, beremosi, berkehendak
Tuhan dapat saja menciptakan manusia tetapi tidak memiliki kemampuan memilih, berpikir, berperasaan, berlogika. Itu artinya sama dengan batu karang atau kursi yang sedang Saudara duduki. Jika itu yang terjadi tidak perlu ada kata cinta karena kita tidak dapat merasakannya.
Manusia memiliki pilihan
Tetapi Bapak dan Ibu, Saudara, yang ke-3, kemungkinannya Tuhan menciptakan umat manusia dan diberikan kemungkinan untuk memilih yang baik. Jika tidak punya pilihan artinya bukan pilihan. Bapak/Ibu yang sudah bersuami-isteri jika ada orang lain menyukai anda, anda dapat memberikan cinta itu karena jika teman-teman, Bapak, dan Ibu, tidak dapat memberikan cinta itu kepada yang lain maka ada orang yang sedih. Sedih tidak boleh ada di dunia yang ketiga semua harus berbahagia. It doesn’t work.
Jadi Saudara agar cinta itu dapat hidup dan dipraktekan, Tuhan harus menciptakan manusia dan seluruh alam semesta ini di dalamnya ada kemampuan untuk berpikir, berperasaan, artinya dapat memilih yang baik dan yang jahat. Namun Bapak/Ibu pasti tahu ada konsekuensi dari semua ini, malaikat yang diciptakan dengan kehendak bebas ternyata salah menggunakan pilihan kebebasannya ketika dia berkata “Aku sudah punya banyak pasukan mengapa aku harus menyembah Tuhan lagi?” Akhirnya dia menjadi fallen angel. Adam dan Hawa juga diciptakan dan diberikan kebebasan untuk memilih karena di mana ada kebebasan untuk memilih, disitu cinta dan kasih sayang yang murni dimungkinkan untuk hadir.
Sehingga Bapak dan Ibu, ini pertanyaan jika di dalam buku Theocentric Motivation and Leadership ada bab yang kelima kalimatnya “God did not created satan.” Setan adalah efek samping dari kehendak bebas. Jadi jika Bapak dan Ibu mau lepas dari penderitaan dunia, kesulitan dan pergumulan tidak akan mungkin sampai kiamat. Bapak dan Ibu Albert Einstein pernah mengatakan kalimat yang bagus “Jika saya diberikan waktu satu jam untuk menyelesaikan satu masalah, maka 55 menit pertama saya akan pakai untuk mencari akar masalahnya. Baru 5 menit terakhir saya gunakan untuk menyelesaikan masalahnya.” Jangan sampai kita habis waktu untuk menyelesaikan masalah yang ternyata masalahnya fenomena bukan masalah inti. Masalah inti dari umat manusia adalah dosa, sebagai efek samping dari kehendak bebas. Cabut kehendak bebasnya tidak ada cinta. Jadi selama Tuhan mau mencintaimu dan mencintaiku, Tuhan ingin kita merasakan cintanya kita pantulkan dan cintai Dia serta sesama maka cinta itu harus ada syaratnya yaitu dunia diciptakan dengan free will. Kebebasan untuk memilih.
#2 God decrees and God permits
Yang kedua, Bapak dan Ibu, kita mengenal ada God decrees dan God permits. Di dalam Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi tetapi juga Allah berdaulat, maka Bapak dan Ibu kita harus memahami mana yang Tuhan tetapkan dan yang Tuhan ijinkan. Saya membaca satu buku yang mengubah hidup saya pada tahun 2000 dari Charles Swindoll judulnya adalah The Mystery of God’s Will. Di dalam buku itu saya belajar mengenai ada hal-hal yang Tuhan decrees. Saya lahir dari papa mama yang mana, suku yang mana, di tahun berapa, Tuhan decrees. Tetapi ada hal-hal yang Tuhan ijinkan terjadi. Ketika saya masuk dalam kenakalan dan Tuhan ijinkan itu terjadi dan kita tahu Roma 8:28, Tuhan renda semuanya untuk kemudian menjadi kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Bapak dan Ibu God decrees dan God Permits, ada dalam:
- “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi.”
Yang pertama, keputusan siap untuk berkumpul dan membunuh Yesus? Ini adalah kebebasan manusia berdoa namun perhatikan kalimat berikutnya:
- Untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu."
Yang ajaib, Bapak dan Ibu, di dalam Tuhan menggenapi rencana keselamatan-Nya bagi dunia, dia mengerjakannya bukan dengan membuang kebebasan manusia tetapi dengan menggunakannya untuk mencapai rencanaNya. Jikalau dosa terbesar yang pernah terjadi di sejarah umat manusia yaitu tangan manusia berdosa membunuh Anak Allah yang adalah Allah sendiri dan Tuhan mengontrol semua itu. Saudara-Saudaraku yang ada dalam ruangan ini dan di rumah pikirkan apa kondisi hidup Saudara saat ini yang engkau berpikir Tuhan tidak mungkin mengontrol hal yang satu ini. Saya belajar Bapak dan Ibu dari seorang pemikir teolog besar Charles Spurgeon beliau mengatakan kalimat penting sekali “Partikel-partikel atom, terkecil, debu-debu ini, dia terbang dan melayang di udara tidak ada satupun diantaranya yang terbang tanpa Tuhan mengontrolnya. Jadi jika partikel kecil yang bahkan tidak terlihat oleh mata dan dosa terbesar yang pernah terjadi di dalam sejarah umat manusia yaitu Anak Allah dibunuh oleh tangan manusia, Tuhan mengontrol di dalamnya. Adakah satu saja kejadian dalam hidup Saudara dan saya hari ini yang menurut Saudara lepas dari kontrol Tuhan? Tidak ada.
#3 Tuhan mengasihi, tuntas tanpa syarat, tanpa batas
Yang terakhir yang harusnya memberi kita ketenangan hari ini dan seterusnya dalam hidup. Allah yang mengasihimu dan mengasihiku. Tuntas adanya tanpa syarat, dan tanpa batas.
Penutup
Yesus Tuhan Allah kita mengontrol segala sesuatu 100% di saat yang sama manusia memiliki pilihan, Tuhan menggenapi rencanaNya dalam hidupmu dan hidupku termasuk melalui COVID-19 ini, bukan dengan membuang kebebasan dan membuang setan, tetapi menggunakannya. Karena itu yang tercatat dalam Roma 8:28.
Tuhan dapat memakai segala sesuatu mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Yang kedua, ada hal-hal yang Tuhan tetapkan terjadi dalam hidupmu dan hidupku tetapi ada hal-hal yang Tuhan izinkan dan kita seringkali tidak tahu yang mana yang Tuhan tetapkan dan yang mana yang Tuhan izinkan but you don’t have to know. Saudara dan saya tidak harus mengetahuinya karena Allah yang berdaulat ini mengasihimu dan mengasihiku.
- Sehingga Yusuf ketika dibuang oleh Saudara-Saudaranya pasti berdoa “Tuhan, tolong lepaskan aku.” Tuhan tidak jawab dan lepaskan, karena Tuhan menggunakan Saudara-Saudaranya Yusuf untuk menggenapi rencana Allah bagi satu kaum agar Yusuf menjadi pemimpin istana Mesir.
- Bahkan ketika di Taman Getsemani Yesus mengatakan “Tuhan jikalau boleh lepaskanlah cawan ini dariku.” Tuhan tidak jawab, karena di dalam sepinya Tuhan, Tuhan sedang menggenapi rencana-Nya di dalam hidupmu dan hidupku. Saudara-Saudara tidak ada satu hal pun yang acak bagi Tuhan.
Saya rindu Saudaraku, Bapak, dan Ibu semuanya, mau membangun relasi dengan Tuhan. Karena ketika hanya ketika engkau benar-benar mengetahui bagaimana Ia mencintaimu, engkau dan aku akan melewati tahun 2022 dengan berbagai tantangan dan perubahannya. Tetap teguh dalam iman bahwa tidak ada satupun yang terjadi entah itu Tuhan tetapkan atau ijinkan yang keluar dari cintaNya kepadamu. Tuhan berkati. (MGT)