Melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini (Pdt Dr Ir Niko Njotorahardjo)
Pesan Gembala Pembina | |
---|---|
Ibadah | Ibadah Raya |
Tanggal | Minggu, 15 Agustus 2021 |
Gereja | GBI Danau Bogor Raya |
Lokasi | Online |
Kota | Bogor |
Video | YouTube |
Khotbah lainnya | |
| |
|
Shalom, Tuhan Yesus mengingatkan kita mengenai persyaratan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Seperti yang dituliskan dalam Matius 7:21-23. Tuhan Yesus berkata:
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah aku bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Di sini Tuhan Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melakukan kehendak Bapa yang di sorga merupakan suatu syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Perlu diingat, hal ini tidak berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha sendiri atau dengan kekuatan sendiri. Dalam Efesus 2:8-10 Paulus berkata,
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, …
Karena kita ini buatan Allah…”
Kita mampu melakukan kehendak Tuhan dan menjalankan hidup benar oleh karena kasih karunia yang kita responi dengan iman. Tuhan senantiasa menyediakan kemampuan untuk menaati Dia. Karena itu, kita yang hidupnya intim dengan Tuhan, oleh karena kasih karunia-Nya akan mampu melakukan kehendak Bapa di sorga.
Tuhan Yesus mengingatkan bahwa pada hari-hari terakhir akan ada "banyak orang", sekali lagi saya katakan ada banyak orang di dalam gereja, yang melayani dan percaya bahwa mereka adalah hamba-hamba Tuhan, tetapi justru Tuhan Yesus tidak pernah mengenal mereka.
Kita diingatkan agar jangan sampai hal ini terjadi kepada kita. Kita harus sungguh-sungguh taat kepada kebenaran Firman Tuhan dan tidak menganggap keberhasilan dalam pelayanan sebagai standar untuk menilai hubungan atau keintiman dengan Tuhan.
Ketika orang-orang itu berkata: “Tuhan, bukankah kami bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat, demi nama-Mu?” Di situ Tuhan Yesus berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Di sini Alkitab mengajarkan kepada kita, bahwa khotbah yang berapi-api, bersemangat, membuat mujizat, bisa berasal dari Iblis. Rasul Paulus mengingatkan, bahwa Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang. Jadi, jangan heran kalau pelayan-pelayan Iblis menyamar sebagai pelayan-pelayan Tuhan.
Paulus menerangkan bahwa apa yang tampaknya seperti urapan yang penuh kuasa ternyata dapat merupakan pekerjaan Iblis. Kadang-kadang kita bertanya: “Mengapa pengkhotbah yang hidupnya tidak benar bisa memberi dampak yang luar biasa kepada seseorang yang sungguh-sungguh mengejar kebenaran Tuhan?”
Memang kadang-kadang Tuhan ijinkan hal-hal seperti ini terjadi. Pengertiannya adalah; Tuhan tidak mendukung sang pengkhotbah yang tidak benar, tetapi Dia tetap mendukung kebenaran Alkitab dan mereka yang menerima kebenaran itu dengan iman.
Tuhan pernah berkata tentang Daud dalam Kisah Para Rasul 13:22,
“Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
Jadi, Tuhan berkenan kepada Daud karena Daud melakukan kehendak-Nya. Kehendak Tuhan yang mana? Kisah Para Rasul 13:36 berkata: “Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya...” Jadi, di sini dijelaskan Daud tidak melakukan kehendak Allah pada zaman orang lain, tetapi pada zamannya, yaitu apa yang Allah kehendaki pada waktu itu.
Saya pribadi merindukan untuk mendengarkan Tuhan berkata kepada saya: “Aku telah menemukan Niko bin Njotorahardjo, orang yang berkenan di hati-Ku dan melakukan kehendak-Ku pada zaman ini.” Apakah Saudara juga merindukan hal yang seperti itu?
Nyanyi:
Ku mau hidup seturut kehendak Tuhan
Ku mau memberi semua yang ku dapat berikan
Ku mau cinta Dia lebih dari semua
Ku tak dapat membalas kasih-Nya
Melakukan kehendak Bapa
Enam hari sebelum Paskah Tuhan Yesus datang ke Betania, di mana Lazarus pernah dibangkitkan. Mereka mengadakan perjamuan untuk Tuhan Yesus. Marta melayani Dia. Di tengah-tengah perjamuan itu, Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Tuhan Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak narwastu itu semerbak di seluruh rumah itu.
Yudas Iskariot, salah seorang murid Tuhan Yesus, berkata:
“Kenapa minyak narwastu itu tidak dijual saja dengan harga 300 dinar dan uangnya bisa diberikan kepada orang-orang miskin.”
Yudas berkata seperti ini bukan karena dia memperhatikan nasib orang-orang miskin, tetapi karena dia akan mencuri uangnya kalau minyak narwastu itu dijual. Tuhan Yesus berkata:
“Sudahlah, biarlah dia melakukan hal itu untuk mengingatkan hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.”
Kemudian Tuhan Yesus meneruskan:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukan oleh Maria ini akan disebut juga untuk mengingat dia.”
Wow! Ini suatu penghargaan yang luar biasa yang diberikan Tuhan Yesus kepada Maria.
Sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh Maria sehingga Tuhan Yesus memberikan penghargaan seperti itu? Yang dilakukan oleh Maria dengan mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak narwastu itu adalah menjawab kebutuhan Tuhan Yesus pada waktu itu.
Maria sebenarnya melakukan kehendak Tuhan Yesus pada waktu itu. Tuhan Yesus tahu bahwa sebentar lagi Dia akan mati dengan mengalami penderitaan yang luar biasa.
Ingat Saudara bahwa Tuhan Yesus selain 100% Allah dan Dia juga 100% manusia seperti kita. Dalam keadaan-Nya yang seperti itu, Dia butuh ada orang yang menguatkan, menghibur Dia dan Maria menjawab apa yang Tuhan Yesus butuhkan.
Maria melakukan kehendak Tuhan Yesus pada waktu itu. Tuhan Yesus berkata bahwa apa yang dilakukan oleh Maria dengan mencurahkan minyak narwastu ke kaki Tuhan Yesus dan menyeka dengan rambutnya adalah persiapan untuk hari penguburan-Nya. Sebenarnya setiap kali kita memberitakan Injil, Tuhan Yesus menghendaki agar kita memberitakan tentang apa yang dilakukan oleh Maria, yaitu mengingatkan agar kita melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini.
Seperti apa yang Tuhan Yesus katakan dalam Matius 7:21-23 tadi, yaitu bahwa hanya orang yang melakukan kehendak Bapa yang di sorga akan masuk dalam Kerajaan Sorga. Hanya orang yang melakukan kehendak Bapa yang akan ikut dalam pengangkatan. Saudara mau ikut dalam pengangkatan? Yang mau katakan: Amin!!
Nyanyi:
Ku mau mengikuti kehendak-Mu, ya Bapa
Ku mau selalu menyenangkan hati-Mu
Ku mau mengikuti kehendak-Mu, ya Bapa
Ku mau selalu menyenangkan hati-Mu
Apa kehendak Bapa pada zaman ini?
Apa yang menjadi kehendak Bapa di sorga pada zaman ini? Pada awal tahun 2009 Tuhan berbicara kepada saya dengan sangat serius dari Wahyu 3:11a, “Aku datang segera...” Saya gemetar dan bertanya: “Tuhan, apa yang akan Tuhan lakukan dan apa yang harus saya kerjakan?” Sekitar 6 bulan kemudian Tuhan baru menjawab pertanyaan saya dengan berkata: “Aku akan mencurahkan Roh-Ku. Aku akan mencurahkan Roh-Ku," kata Tuhan. "Pada saat Aku mencurahkan Roh-Ku, maka akan terjadi seperti dalam Yoel 2:28-32.”
Pada waktu Roh Kudus dicurahkan, ada 3 tanda yang akan terjadi:
- Anak-anak, pemuda dan orang tua akan dipakai Tuhan secara luar biasa.
- Mujizat-mujizat akan terjadi secara luar biasa.
- Goncangan-goncangan juga akan terjadi secara luar biasa.
Melalui tiga tanda ini Yoel 2:32 akan terjadi, yaitu akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Jadi akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran. Katakan: Amin!
Sejak tahun 2009 itu, hampir di setiap khotbah, saya pasti mengingatkan tentang goncangan yang akan terjadi. Lebih dari 10 tahun saya mengingatkan tentang akan terjadinya goncangan-goncangan ini. Jadi salah satu tanda pencurahan Roh Kudus yang akan terjadi adalah goncangan yang dahsyat. Tahun 2013 Tuhan memberikan nama pencurahan Roh Kudus ini sebagai Pentakosta Ketiga.
Dan goncangan dahsyat yang Tuhan maksudkan ternyata adalah pandemi COVID-19 yang saat ini sedang melanda di seluruh dunia. Jadi, pandemi COVID-19 ini adalah salah satu tanda bahwa Pentakosta Ketiga sedang dicurahkan.
- Pentakosta Ketiga akan membangkitkan penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.
- Pentakosta Ketiga akan membangkitkan generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa. Gerakan yang akan terjadi akan dimotori oleh generasi Yeremia ini.
- Pentakosta Ketiga akan memberikan kuasa… memberikan kuasa... untuk menyelesaikan Amanat Agung dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.
Hari-hari ini Tuhan menghendaki agar:
- Kita berseru dalam doa supaya Pentakosta Ketiga ini digenapi.
- Kita berdoa dengan bertalu-talu supaya pandemi ini segera berakhir.
Kita boleh berdoa supaya terjadi seperti pada pandemi tahun 1918 yang disebut Flu Spanyol, di mana pada puncak gelombang kedua virus sedang menyerang dengan dahsyatnya, tiba-tiba berhenti, karena virusnya hilang entah ke mana. Kita juga harus berdoa untuk pemerintah Indonesia dan pemerintahan semua negara supaya diberikan hikmat untuk mengatasi pandemi ini.
Nyanyi:
Dengarlah doaku, Ya Tuhan doaku
Biar semua suku bangsa datang menyembah-Mu
Yesus, Yesus mulia nama-Mu
Yesus, Yesus mulia nama-Mu
Mulia nama-Mu
Pandemi COVID-19
Tahun 2020 seorang hamba Tuhan mendapat penglihatan tentang Jakarta saat dia berkhotbah. Dia berkata bahwa dia dibawa ke satu tempat yang namanya Jakarta dan dia tidak tahu bahwa ada tempat yang namanya Jakarta. Di sana dia melihat ada angin dari Tuhan yang sedang bertiup di Jakarta dan sekitarnya. Ada goncangan besar terjadi. Dia mengajak untuk berdoa bagi Jakarta dan Indonesia.
Hari-hari ini apa yang dilihat oleh hamba Tuhan ini memang sedang terjadi di Jakarta dan Indonesia. Dengan adanya varian Delta, maka pandemi di Indonesia menjadi semakin parah. Indonesia pernah sebagai ranking pertama dalam penularan virus harian di dunia ini. Demikian juga dalam hal kasus kematian karena COVID ini, Indonesia pernah menjadi yang terbanyak di dunia. Indonesia juga pernah disebut sebagai episentrum COVID-19 dunia. Ini gambaran tentang keadaan Indonesia hari-hari ini yang sedang digoncang secara luar biasa.
Banyak orang yang ketakutan, kuatir, kebingungan, stress, depresi, cemas, bosan, jenuh. Banyak juga yang terkena dampak krisis ekonomi. Banyak di antara kita yang melihat datang nya kematian secara tiba-tiba terhadap orang-orang yang hubungannya dekat dengan kita. Banyak yang bersaksi: "Saya baru saja berbicara dengan dia, sekarang tiba-tiba dia sudah tidak ada lagi."
Yang paling menonjol dalam pandemi COVID-19 ini dibandingkan dengan pandemi tahun 1918 yang disebut sebagai Flu Spanyol; bukan jumlah orang yang meninggal, karena yang meninggal dalam COVID-19 ini relatif sedikit dibandingkan dengan Flu Spanyol. Tetapi yang menonjol adalah tingkat depresi, stress, kecemasan, yang tertinggi dalam sejarah, yaitu mencapai 25% pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2017 yang hanya 3,44 %. Depresi ini pasti disebabkan karena melihat dan mengalami hal-hal yang disebutkan tadi. Jadi kalau kita melihat karakteristik dari pandemi COVID-19 ini, jelas Tuhan menghendaki adanya suatu pertobatan.
Pada hari Minggu, 11 Juli 2021, jam 2 siang, Dirjen Bimas Kristen dan Dirjen Bimas Katolik, Kementerian Agama Republik Indonesia, mengajak semua umat Kristen dan Katolik untuk berdoa bersama-sama di rumah masing-masing. Kita berdoa dan melakukan seperti yang dituliskan dalam 2 Tawarikh 7:13-14. Saya percaya Tuhan mendengar doa kita.
Melalui segala peristiwa yang terjadi karena pandemi COVID-19 ini, Tuhan juga mengingatkan kita sebagai manusia; Tuhan memperlihatkan kepada kita betapa rapuhnya manusia itu.
Kalau kita membaca dalam kitab Mazmur dikatakan bahwa:
- Manusia itu seperti mimpi, seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang lewat. Jadi artinya tiba-tiba tidak ada lagi.
- Manusia itu seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.
- Manusia itu seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
Saya percaya melalui pandemi ini, kita diingatkan kembali bahwa kematian bisa datang dengan tiba-tiba kapan saja. Pertanyaannya: “Apakah kita sudah tahu dengan pasti ke mana kita akan pergi setelah ini?” Hanya ada 2 tempat tujuan: sorga atau neraka.
Hari-hari ini Tuhan mengingatkan kita: “Bukan hanya orang yang berseru: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Saya berdoa setiap kita akan berkata: “Tuhan, saya akan melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini.” Yang mau melakukan kehendak Tuhan pada zaman ini: Mari, angkat tangan, saya akan berdoa buat Saudara.
Nyanyi:
Ini aku Tuhan
Utuslah aku
Sampai generasiku dis’lamatkan
Ini aku Tuhan
Utuslah aku
Sampai generasiku dis’lamatkan
Video
- Halaman dengan argumen ganda di pemanggilan templat
- Pages using DynamicPageList3 parser function
- ArticleLink pages that already existed
- Khotbah
- Khotbah Niko Njotorahardjo
- Khotbah 2021
- Khotbah GBI Danau Bogor Raya
- Khotbah Ibadah Raya
- Ibadah Raya
- Unified info article
- Unified info article 2021
- Article 2021
- Pesan Gembala