Ketidakpercayaan adalah penghalang mujizat

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 November 2010 17.05 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Ketidakpercayaan adalah penghalang mujizat
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeNovember 2010
MingguII (2010-45)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      “Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.” (Markus 6:5-6)

      Ke mana pun Yesus pergi dalam perjalanan pelayanannya selalu terjadi mujizat-mujizat yang luar biasa. Bahkan di Kapernaum mereka berkata “yang begini belum pernah kita lihat” karena takjubnya akan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Banyak orang-orang sakit berbondong-bondong untuk mengalami kuasa Tuhan dan mereka semua disembuhkan. Tetapi ayat di atas dikatakan dengan jujur dan apa adanya bahwa didaerah Nazareth tempat Yesus dibesarkan dan saudara-saudara kandung Yesus bertempat tinggal tidak terjadi satu mujizat pun. Sungguh aneh dan bertentangan dengan daerah-daerah lain di mana mereka dengan dahsyat dan melimpah mengalami berbagai mujizat. Bagaimana dengan COOL saudara apakah juga tidak terjadi satu mujizat pun?

      Penyebab orang-orang Nazaret tidak mengalami kuasa Kristus karena mereka tidak percaya bahwa Yesus sanggup melakukan mujizat bagi dirinya, oleh karena mereka hanya memandang Yesus sebagai manusia biasa tanpa kuasa dan kemuliaan seperti saudara-saudaranya yang lain di sekitar mereka. Ketidakpercayaan menjadikan mereka tidak mengalami mujizat.

      Mengapa mereka tidak percaya?

      1. Melihat Yesus sebagai manusia yang terbatas

      Pernyataan yang ditulis dalam ayat di atas menyebutkan pandangan orang-orang Nazaret bahwa Yesus sama seperti adiknya (saudaranya) seperti diri mereka sendiri dan hanya manusia biasa. Benar Yesus adalah manusia, tetapi Dia juga Tuhan dan ketaatan-Nya kepada BAPA yang menyebabkan diri-Nya setelah dibaptis mengalami kepenuhan Roh Kudus. Roh Kudus yang ada dalam diri-Nya yang menggenapi nubuatan Yesaya 61 untuk membebaskan orang-orang yang tertawan termasuk oleh sakit penyakit.
      Pandangan yang keliru jika kita membatasi atau meragukan bahkan tidak mempercayai bahwa Kristus sanggup dan mampu melakukan semua janji Firman-Nya ke dalam hidup kita. Yesus adalah Tuhan yang tidak pernah berubah: Dia mampu dan bisa menggenapi janji-Nya tahun ini Pemulihan dan Kelimpahan serta mujizat-mujizat yang luar biasa.

      2. Menerima keadaan sebagai takdir hidup

      Banyak orang ketika menghadapi pergumulan tidak mau dengan sekuat tenaga untuk melewati atau memenangkan pergumulan dengan cara mempercayai Kuasa Yesus, tetapi melihat pergumulan itu sebagai takdir sehingga mereka menyerah, pasrah dan tidak memiliki keyakinan bahwa itu dapat diubah. “Ini takdir, suratan hidup dan nasibku”—sehingga mereka tidak percaya bahwa kondisinya dapat berubah dan mengalami pemulihan.
      Rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan, kejahatan bahkan sesuatu yang buruk bagi hidup kita, dibalik sesuatu yang terjadi ada kebaikan Tuhan, menjadi percayalah dengan segenap hatimu kepada Kuasa Kristus supaya mujizat itu terjadi. Bangkit dari keterpurukan dan kehancuran, percaya bahwa pemulihan dan kelimpahan masih berlangsung dan dapat terjadi dalam diri kita.

      Kesimpulan

      Di Nazaret pelayan mujizat Yesus tidak terjadi oleh karena mereka tidak percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan mereka. Cara pandang yang keliru dan penerimaan keadaan sebagai takdir atau nasib mempengaruhi mereka untuk menjadi tidak percaya pada kuasa Yesus. Perbaharui pola pikir kita dan setiap kita direncanakan oleh Tuhan keadaan yang sangat baik dan penuh damai sejahtera, olehnya percayai bahwa Yesus mampu melakukan mujizat apa pun bagi diri kita.

      Yesus aku percaya (4x)
      Kau pulihkan, sembuhkan, mujizat, di dalam hidupku
      Haleluya... terpujilah Tuhan...

      Sumber