Tinggalkan tindakan yang sia-sia

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 November 2010 17.04 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Tinggalkan tindakan yang sia-sia
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeNovember 2010
MingguIII (2010-46)
Sebelumnya
    Selanjutnya
      “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus dalam seluruh hidupmu, sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab AKU kudus.” (1 Petrus 1:14-16)
      Panggilan hidup orang Kristen setelah mereka menerima keselamatan dari Tuhan Yesus adalah menjalani hidupnya dengan kekudusan. Ini adalah gaya hidup orang Kristen dan diinginkan Allah dari kita semua. Mengapa? Karena hidup di bawah kuasa dosa tidak hanya akan membuat diri kita menderita, tetapi kita juga akan berada di bawah ancaman yang membawa kita kepada kematian kekal (berpaling dari kasih karunia Allah). Dosa membuat hidup kita sia-sia; segala tindakan yang kita lakukan dalam dosa pun adalah tindakan yang sia-sia. Tuhan Yesus memang menyelamatkan kita dari dosa, namun tugas kita untuk mengerjakan anugerah keselamatan itu dengan hidup dalam kekudusan dan meninggalkan semua tindakan/perbuatan yang sia-sia.

      Ada 3 (tiga) hal penting yang perlu kita ketahui mengenai “tindakan/perbuatan yang sia-sia” menurut kebenaran Firman Tuhan:

      1. Tindakan yang hanya mementingkan diri sendiri (1 Korintus 15:9-10)

      Tuhan memberikan kasih karunia dan berkat kepada kita karena kasih-Nya. Namun jangan sampai justru kita hanya mengejar berkat-Nya saja, apalagi jika itu hanya untuk memuaskan keinginan kita semata. Kita bekerja keras karena kita telah menerima kemampuan untuk bekerja dari Tuhan. Tindakan-tindakan kita hendaklah untuk memuliakan nama Tuhan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Bagaimana hal itu dapat terjadi? Yaitu dengan menjadikan Tuhan sebagai fokus hidup kita.

      2. Hidup tanpa dasar yang jelas/pasti (Yesaya 55:11)

      Dasar hidup yang sejati bagi anak-anak Tuhan adalah Firman Tuhan. Firman Tuhan-lah yang memberikan kita kepastian dan kita mendapatkan hasil yang jelas. Seluruh Firman Tuhan diberikan-Nya kepada kita untuk kita dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat setiap saat. Namun yang banyak terjadi hari-hari ini, banyak anak-anak Tuhan yang walaupun berkata “percaya” tetapi dalam kesehariannya tidak menjadikan Firman Tuhan sebagai landasan yang jelas. Mereka menganut cara, falsafah dan pandangan dunia dengan sebagai akibatnya hidup mereka tidak lagi kokoh namun banyak tergoncang. Padahal di dunia ini hanya ada satu yang pasti dan kokoh, dan tidak pernah tergoncangkan, yaitu Tuhan dan seluruh Kebenaran-Nya.
      Berpegang pada cara pandang dan tindakan yang benar menurut dunia adalah perbuatan sia-sia. Namun hidup dalam dasar yang jelas, yaitu Firman Tuhan, memberikan fondasi yang kuat dan hasil yang pasti.

      3. Tidak menyelesaikan apa yang sudah dimulai (Galatia 3:3)

      Teks di atas jelas menyatakan bahwa orang bodoh adalah orang yang tidak menyelesaikan apa yang sudah ia mulai kerjakan. Kita memulai lembaran hidup kita yang baru ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Kita diberi kekuatan dan kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas kita dan kita menerima baptisan-Nya. Setiap hari kita semakin melangkah menuju semakin serupa dengan Kristus. Namun adalah suatu kebodohan kalau ternyata kita mengakhiri perjalanan rohani kita dengan nafsu kedagingan, padahal kita sudah memulainya di dalam Roh.
      Perbuatan kedagingan apa pun –termasuk hal-hal yang mementingkan kesenangan duniawi seperti obsesi/hobby yang berlebihan, mengidolakan seseorang sampai tergila-gila, membiarkan emosi/kemarahan menguasai perilaku, dan sebagainya– adalah suatu kemunduran dalam perjalanan rohani kita. Jangan jadi orang bodoh dengan tidak menyelesaikan dengan baik perjalanan rohanimu.

      Penutup

      Semua perbuatan dan tindakan yang sia-sia haruslah kita tinggalkan agar kita menjadi berarti di hadapan Tuhan. Yang Tuhan banggakan dari anak-anak-Nya bukanlah prestasi, kekayaan atau keberhasilan, tetapi ketika anak-anak-Nya hidup kudus di hadapan-Nya dan di hadapan orang lain. Dengan kekuatan sendiri memang sulit, tetapi karena Tuhan senantiasa menyertai kita maka tidak ada yang mustahil dan kepada kemenanganlah Dia menuntun hidup kita. Amin.

      Bukan dengan barang fana, Kau menebus dosaku
      Dengan barang yang mahal, tiada noda dan cela

      Bukan dengan emas perak, Kau menebus diriku
      Dengan segenap kasih dan pengorbanan-Mu

      Kutelah mati dan tinggalkan
      Cara hidupku yang lama
      Semuanya sia-sia dan tak berarti lagi

      Hidup ini kuletakkan pada mezbah-Mu ya Tuhan
      Jadilah padaku seperti yang Kau ingini

      Sumber