Berjalan di jalan yang belum pernah dilalui

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 Oktober 2024 13.15 oleh Leo (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Berjalan di jalan yang belum pernah kita lalui tentu bukanlah hal yang mudah. Kita akan merasakan ketidaknyamanan karena merasa asing dan memikirkan bahaya atau ancaman yang mungkin menghadang di depan kita.

hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."

Yosua 3:4

Pendahuluan

Berjalan di jalan yang belum pernah kita lalui tentu bukanlah hal yang mudah. Kita akan merasakan ketidaknyamanan karena merasa asing dan memikirkan bahaya atau ancaman yang mungkin menghadang di depan kita. Belum lagi jika kita tersesat dan hilang arah dalam perjalanan kita.

Bangsa Israel, di bawah kepemimpinan Yosua, bersiap untuk menyeberangi sungai Yordan untuk masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka akan menempuh jalan yang belum pernah mereka lalui sebelumnya.

Demikian juga dalam kehidupan, tidak jarang kita dipanggil oleh Tuhan untuk menempuh jalan yang belum pernah kita lalui, yang membutuhkan keputusan besar, menghadapi tantangan baru, dan perubahan yang tidak terduga.

Isi dan sharing

Menghadapi situasi yang seperti demikian, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang perlu kita lakukan, yaitu:

  1. Percaya kepada Tuhan
  2. Tabut perjanjian melambangkan hadirat Tuhan. Dalam perjalanan kita yang belum pernah dilalui, kita harus menjaga jarak dengan tabut dan tetap mengikuti arahan-Nya. Dalam hal ini kita harus percaya kepada Tuhan, bahwa Dia tidak mungkin menuntun kita ke arah yang salah atau menjerumuskan kita ke dalam bahaya. Hal ini membutuhkan iman dan ketaatan. Percaya bahwa Tuhan tahu jalan yang terbaik untuk kita.

    Bahkan ketika kita diajak berputar menempuh rute yang lebih jauh seperti halnya bangsa Israel di padang gurun, itu semua demi kebaikan bagi bangsa Israel itu sendiri (baca: Keluaran 13:17-18). Tuhan berjalan di depan mereka dan menyatakan kuasa-Nya yang dahsyat (Keluaran 14:14-31).

  3. Mengandalkan Tuhan
  4. Orang yang percaya kepada Tuhan pasti mengandalkan Tuhan. Ketika kita tidak tahu apa yang ada di depan, kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Bukan mengandalkan diri sendiri.

    Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
    Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
    Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;

    (Amsal 3:5-7)

    Tuhan berjanji untuk menyertai kita di setiap langkah, sehingga kita tidak perlu takut menghadapi jalan yang belum pernah kita lalui. Tuhan ada bersama kita. Mari kita mengandalkan Tuhan dan melangkah dengan mantap dan keyakinan karena Dia menyertai kita.

  5. Taat akan pimpinan Roh Kudus
  6. Tabut Tuhan sebagai lambang kehadiran dan penyertaan Tuhan sesungguhnya ada dalam diri orang percaya, Dialah Roh Kudus, Allah yang berdiam dalam diri kita (Yohanes 14:17). Roh Kudus akan memimpin kita dalam kebenaran, menunjukkan kepada kita jalan yang benar bahkan dalam situasi yang kita belum pernah alami.

    Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (Yohanes 16:13)
    Taat akan pimpinan Roh Kudus membutuhkan kepekaan dalam mendengar suara Roh Kudus dan ketaatan yang radikal, meskipun jalan yang dihadapi terasa sulit atau menakutkan, kita tetap harus melangkah. Dengan demikian, laut Merah (Keluaran 14) atau sungai Yordan (Yosua 3) yang ada di hadapan kita akan terbelah dan memberikan jalan yang belum pernah kita lihat sebelumnya, untuk kita berjalan melaluinya.

Kesaksian

Setiap anggota COOL yang hadir saat ini, tentunya punya pengalaman “berjalan di jalan yang belum pernah di lalui.” Apa yang Anda lakukan? Apakah yang kita lakukan sama dengan ketiga hal telah kita bahas? Sharing-kan.

Kesimpulan dan saling mendoakan

Berjalan di jalan yang belum pernah dilalui bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Namun, dengan iman, mengandalkan Tuhan dan ketaatan kepada Roh Kudus, kita dapat berjalan dengan keyakinan bahwa Dia memimpin kita ke tempat yang terbaik. Minta Tuhan untuk memberikan keberanian dan iman serta mempercayai penyertaan-Nya dalam setiap langkah kita.

Jadwal