Kemerdekaan Kristen (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 10 Oktober 2024 08.38 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "Pdt Ir Sutadi Rusli" menjadi "Pdt Sutadi Rusli")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Galatia 5:1, Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.

Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda. Pada tanggal 17 Agustus 1945 maka di deklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia lewat pidato Presiden pertama, yaitu Ir. Soekarno. Saat itulah bangsa Indonesia mengalami kemerdekaan. Kemerdekaan adalah saat di mana sebuah Negara meraih hak kendali penuh atas seluruh wilayah bagian negaranya. Dan saat di mana seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain (kebebasan). Dan sekarang kita memperingati HUT kemerdekaan RI yang ke-62.

Itulah gambaran kehidupan orang percaya, pada waktu kita percaya kepada nama Tuhan Yesus, masih terlalu banyak pola kehidupan kita terus terjajah. Sehingga firman Tuhan membuka jalan supaya kita sungguh-sungguh mengalami kemerdekaan. Jika masih ada yang belum sungguh-sungguh, Tuhan mau kita semua mengalami kemerdekaan itu. Bukan lagi dijajah oleh kuasa iblis, dijajah oleh karakter-karakter yang jelek, dan nafsu-nafsu jahat. Dan Tuhan mau kita mengalami benar-benar kemerdekaan sejati, karena Dia segera datang untuk menjemput kita.

Apa yang harus kita lakukan?

Ada dua hal yang harus kita lakukan, yaitu:

  1. Orang Kristen sepatutnya "Berdiri Teguh"
  2. Jangan mau dijajah lagi

Orang Kristen sepatutnya "Berdiri Teguh"

Galatia 5:1a: "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh…"

Waktu saya baca dan dengar ayat ini, saya ingat ada ayat di mana ini merupakan gambaran dua macam orang Kristen yang terdapat di dalam Matius 7:24-27, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Dikatakan ada "dua macam dasar" orang Kristen:

  1. Orang Kristen yang berdiri teguh/kuat mendirikan rumahnya di atas batu. Bagi setiap orang yang mendengar perkataan Tuhan dan melakukannya adalah orang bijaksana, disaat hujan turun lebat dan datanglah banjir lalu angin melanda rumah itu tetap berdiri kokoh/tidak akan rubuh(teguh), sebab didirikan di atas batu.
  2. Orang Kristen yang berdiri tentu tidak teguh/lemah (loyo) mendirikan rumahnya di atas pasir. Namun sebaliknya yang tidak mendengar perkataan Tuhan dan melakukannya akan rubuh rumahnya, sebab didirikan di atas pasir.

Ini gambaran mengenai rumah rohani kita yang diuji lewat goncangan badai.
Secara fisik kelihatan sama, kontruksinya sangat kuat, kecanggihan arsiteknya hebat, dan bahan-bahannya sama. Akan terlihat dan teruji pada saat hujan lebat. Ketika gempa terjadi menimpa di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengakibatkan rumah tempat tinggal penduduk hancur total, itu akibat dari fondasinya yang tidak kuat dan dinding rumahnya terbuat dari bilik.

Bagaimana rumah rohani/kekristenan kita? Justru di uji pada saat ada hujan badai dan gempa yang dahsyat. Ini tentu berbicara mengenai masalah dan segala ujian. Tuhan mau kita tetap berdiri teguh, sebab rumah kita dibangun di atas batu. Lalu bagaimana cara kita membangun rohani/kekristenan kita di atas batu..!

Untuk membangun rohani adalah saat kita melakukan firman Tuhan.

Di dalam Yakobus 1:25, mengatakan: "Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya".

Kita harus merenungkan Firman Tuhan supaya di hayati. Orang yang menelitinya harus juga bertekun di dalamnya sehingga dia melakukannya. Firman Tuhan menjadi hukum kehidupan dengan maksud memerdekakan kita dari dosa dan kuasa iblis, dunia dan hawa nafsu. Orang yang melakukan firman Tuhan akan bahagia oleh perbuatannya. Orang itu bertahan dalam pencobaan, yaitu tidak berdosa. Dia akan menikmati kebahagiaan dengan Tuhan.

Waktu kita sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan. Saya merasakan tidak akan diberkati kalau hanya bisa kotbah saja, tanpa melakukan atau menerapkan firman Tuhan. Saya mengakui, bahwa yang Tuhan berikan kepercayaan sebagai Gembala di rayon 7 ini sebagai manusia biasa saja. Saya sama dengan jemaat Tuhan yang ada sekarang, tidak ada bedanya, merasakan lelah, rasa mengantuk, rasa lapar dan lain sebagainya. Ibadah yang sejati adalah menyenangkan hati Tuhan. Beribadah bukan hanya ke gereja saja, atau rajin di gereja, orang ini hanya beragama. Dia membaca firman Tuhan, tetapi tidak menyadari bahwa tanpa penerapan firman Tuhan, usahanya sia-sia.

Saya mengajak jemaat Tuhan untuk memperagakan melalui sepuluh jari yang mempunyai fungsinya masing-masing. Jari jempol di gambarkan bapa/ibu, jari telunjuk kakak/saudara, jari tengah pribadi kita sendiri, jari manis ikatan pernikahan yang tidak bisa dipisahkan/lekat, dan jari kelingking adalah anak. Penjelasannya ada dua jari yang tidak bisa dibuka (melekat), yaitu: jari tengah dan jari manis. Artinya ikatan pernikahan yang dipersatukan di dalam nama Tuhan Yesus tidak pernah dapat dipisahkan oleh siapa pun, kecuali maut yang menjemput. Mari kita terapkan yaitu: suami mengasihi isteri dan isteri tunduk kepada suami supaya kita semua diberkati. Beribadah yang murni dihadapan Allah adalah orang yang berbuat baik, baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Beberapa kesaksian yang sungguh-sungguh pelaku firman Tuhan, di antaranya:

  • Kejujuran seorang mahasiswa (Bandung) yang menemukan kartu ATM dimesinnya yang lupa diambil dan di non-aktifkan, dengan saldo 7.900.000. Walaupun mengalami kekurangan untuk membayar utang-utangnya, dia tetap teguh untuk tidak mengambilnya bahkan mengembalikan kepada pemiliknya. Posisi seperti orang inilah yang berbahagia, menang dari pergumulannya. Tuhan lah memberikan kekuatan baginya.
  • Sering kali kita diperhadapkan sesuatu yang tiba-tiba saja datang dan Tuhan mau, apakah kita berhasil atau tidak? Kita menjadi orang-orang berbahagia waktu kita disanggupkan oleh Roh Kudus untuk menjadi pelaku firman Tuhan. Seorang pemudi berusia 45 tahun dilamar oleh seorang pemuda non-kristen yang kaya raya (lebih muda). Dengan dijanjikan fasilitas yang lengkap, baik rumah mewah, mobil, deposito dan lain sebagainya. Tetapi ia menolak lamaran itu lantaran harus meninggalkan kepercayaan kepada Yesus. Sebab ia selalu ingat kasih dari pada Tuhan yang begitu besar dan "hidup yang kekal". Tetap percaya Yesus sebab mempunyai hidup yang kekal (gadis ini sangat berbahagia sebab lulus dalam ujian pencobaan).
  • Juga ada seorang tukang jaga rumah duka bersaksi bisa melihat roh. Jika ada orang meninggal yang non-Kristen ada sesuatu yang unik, dia sering kali melihat roh orang yang meninggal itu berdiri di samping peti jenazah sambil melihat jasadnya. Tetapi jika setiap orang Kristen yang meninggal, dia tidak pernah melihat rohnya. Firman Tuhan berkata: "kita pulang ke rumah Bapa di surga", sebab telah disediakan tempat oleh-Nya untuk kita di sana .

Jangan Mau Dijajah Lagi

Galatia 5:1b, "…dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan".

Saya mengutip dari ayat ini "jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan" menjadi "jangan mau dijajah lagi" supaya jangan mau lagi diperhambakan oleh dunia. Iblis punya target utama dan tujuan utama untuk kita yaitu supaya kita jatuh ke dalam dosa. Sehingga firman Tuhan katakan iblis seperti singa yang mengaum-ngaum. Ia berkeliling sepanjang hari (24 Jam) untuk mencari celah/lengah, bila ada celah segera masuk membuat porak-poranda. Saya ingatkan supaya hari-hari ini lebih waspada, jangan beri sedikit pun peluang. Sebab segala macam cara/pola ada hipno terapi, hipno marketing dll. Orang percaya hidup bukan kuat gagah kita, tetapi karena Roh Kudus yang memampukan di dalam menghadapi segala masalah.

Pengangkatan Gereja

Saya pun teringat pada hari Rabu, 8 Agustus 2007, Malam Terobosan 3K yang dilayani oleh DR. Owuor dari Kenya-Afrika. Beliau sudah pergi ke berbagai macam benua. Tuhan memberi suatu penglihatan yaitu ada dua buah cincin pernikahan yang turun dari langit sampai ke awan-awan permai. Bentuknya luar biasa bagusnya dan bagian atasnya di dekor ada semacam permata. Lalu sisi kanan suara Tuhan nyatakan kepada beliau, bahwa: "Mulai saat ini semua otoritas di Surga dan semua otoritas di bumi telah diberikan kepada Yesus Kristus". Pernyataan ini bagi Gereja-Nya hal yang sangat luar biasa. Penglihatan berikutnya adalah di atas dua cincin pernikahan tersebut ada kuda putih dan ada yang duduk di sana (Yesus). Dalam tradisi bangsa Yahudi membawa cincin sebagai mas kawin/mahar untuk melamar mempelai wanita. Ini berbicara waktu Tuhan yang sudah amat dekat atau singkat. Kita sebagai mempalai wanita Kristus (gereja) dan diingatkan bagi gereja Tuhan supaya segera bertobat sebab sudah tidak banyak waktu lagi.

Wahyu 19:7-9: Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Pengangkatan gereja mempunyai dua alasan:

  1. Pengantin itu telah berpakaian lengkap dan siap di sorga untuk "perjamuan kawin Anak Domba" demikianlah, gereja seharusnya sudah diangkat dan berada di sorga.
  2. Pengantin yang telah ada di sorga itu sudah berpakaian lengkap dalam "perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus. Agar perbuatan-perbuatan yang benar dari orang kudus menjadi lengkap, mereka harus berada di sorga dan dibebaskan dari segala ketidakmurnian. Disitulah saat pengangkatan gereja, mengapa alasan kita menjadi Kristen, dan alasan mau dipanggil menjadi hamba Tuhan. Supaya kita masuk dalam Kerajaan Surga.

Tugas kita

Tuhan sudah sediakan sebagai mempelai pria yaitu cincin pernikahan.

Apa tugas kita sebagai mempelai wanita? Kita harus mempersiapkan baju putih terbuat dari lenan halus, putih bersih yang Tuhan berikan kepada kita. Dan mungkin hari-hari ini jubah putih yang sudah Tuhan berikan, lenan halus itu ada bercaknya/noda. Mungkin ada banyak kotoran, perzinahan, kotoran kebencian, sakit hati, iri hati, korupsi, selingkuh, dsb. Tuhan mau kita menjadi mempelai dengan baju lenan putih yang bersih. Hanya oleh darah Yesus Kristus semua bercak-bercak itu diubah menjadi putih seperti salju.

1 Tesalonika 4:16-17: "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan".

Penutup

Sebagai orang Kristen yang sudah di merdekakan dari ikatan dosa, sepatutnya kita melakukan firman Tuhan supaya mengalami kemerdekaan sejati. Dan tetap teguh/bertahan di dalam menghadapi masalah atau pencobaan, yaitu tidak jatuh ke dalam dosa. Kita akan menikmati kebahagiaan bersama Tuhan. Lebih waspada diri dari segala macam siasat iblis dengan tidak memberi sedikit pun peluang baginya. Sebab Tuhan Yesus telah mengubah bercak-bercak kotaran dosa menjadi putih seperti salju.

Sumber