Mengalami semua yang baru (Pdt Ir Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Pada tanggal 1 sampai dengan 7 Juli yang lalu kita bersama-sama masuk dalam "masa sabat" untuk berdoa dan berpuasa untuk mempersiapkan sesuatu yang baru yang hendak Tuhan lakukan dalam hidup kita. Kalau hari-hari ini kita berada di tahun Samekh Zayin, maka nanti pada tanggal 13 September yang akan datang kita akan memasuki tahun yang dalam penanggalan Yahudi ialah tahun 5768 yang juga disebut dengan tahun Samekh Heth. Samekh Heth berbicara mengenai "sesuatu yang baru". Hal ini berbicara mengenai musim yang baru, kesembuhan, pemulihan dan berkat yang baru yang Tuhan sediakan bagi kita.

Hari Sabtu yang lalu adalah hari yang fenomenal, karena hari tersebut adalah tanggal 7/7/07. Angka 7 berbicara mengenai angka yang sempurna. Triple 7 juga berbicara mengenai kesempurnaan tritunggal Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Ada banyak acara penting yang dilakukan oleh banyak orang dibanyak tempat bertepatan dengan tanggal 7/7/07 tersebut. Sebenarnya pada tanggal 7/7/07 saya harus menuju kota Singapura karena ditugaskan oleh Bapa rohani kita (Pdt. Niko Njotorahardjo) untuk memimpin ibadah perjamuan kudus pada hari Minggu di sana , menggantikan Gembala setempat yang ditugaskan oleh Pak Niko ke Amerika Serikat. Namun diluar dugaan, perjalanan dari Bogor menuju bandara Soekarno-Hatta mengalami kemacetan yang luar biasa, sehingga saya tidak dapat sampai di bandara tepat waktu, dan terpaksa kembali lagi ke kota Bogor. Tetapi saya bersukacita karena saya tahu bahwa Tuhan menginginkan agar saya dapat beribadah bersama dengan jemaat di Bogor yang dikasihi Tuhan.

Angka 7/7/7 berbicara mengenai angka yang sempurna, berbicara mengenai kesempurnaan dalam kedewasaan rohani. Hari-hari ini Tuhan hendak memberikan suatu berkat yang baru, pertolongan, pelayanan dengan paradigma yang baru. Karena kedepan ada begitu banyak tantangan demi tantangan akan terjadi di dalam kehidupan Gereja Tuhan. Tetapi Tuhan sudah mempersiapkan hal - hal yang baru bagi kita. Pada waktu kita mengikuti tuntunan Tuhan maka akan melihat sesuatu yang baru yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.

Tuhan memberikan kepada saya Mazmur 57:1-3: "Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua. Kasihanilah aku ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu. Aku berseru kepada-Mu ya Allah, Yang Maha Tinggi, kepada Allah yang menyelesaikannya bagiku"

Miktam adalah sebuah tulisan yang ditulis di atas batu. Daud menuliskan miktam ini pada waktu ia berada di En-Gedi. Saat itu ia sedang mengalami intimidasi serta ketakutan karena dikejar-kejar oleh Saul, sampai ketika ia tiba di daerah yang bernama En-Gedi. En-Gedi adalah suatu daerah yang kering-kerontang, di mana didekat dengan En-Gedi ada tempat yang bernama Qumran, yaitu tempat ditemukannya gulungan-gulungan Firman Tuhan yang ditulis beberapa ribu tahun yang lalu. Daud bersembunyi di sebuah gua di daerah En-Gedi. Daud saat itu mengalami ketakutan karena dikejar-kejar oleh Saul yang sangat membenci dan berniat membunuh Daud.

Ada 3 hal yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat tersebut:

  1. Di dalam Tuhan ada jalan keluar
  2. Berseru
  3. Hati yang tabah/teguh

Di dalam Tuhan ada jalan keluar

Penekanan pada ayat 2b, "...dalam naungan sayapMu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.". Dalam Amplified Bible, dituliskan: "... sampai berlalu badai penghancuran itu."

Ada cerita mengenai angin badai dan angin sepoi-sepoi yang bertaruh menjatuhkan seekor kera yang sedang ada di atas pohon. Ketika angin badai mulai bertiup, maka kera itu semakin kuat berpegangan, melekat pada pohon tersebut, sehingga kera tersebut tidak jatuh. Kemudian ketika giliran angin sepoi-sepoi berhembus, kera tersebut mulai merasa nyaman dan terbuai, lama-kelamaan ia mulai mengantuk dan melonggarkan pegangannya, dan pada saat itulah dalam satu tiupan angin yang kuat, kera tersebut jatuh.

Badai diartikan sebagai masalah yang berat yang menghancurkan. Tetapi pada saat kita menghadapinya bersama Tuhan maka kita akan melihat bahwa badai itu akan berlalu, dan justru Tuhan pakai untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup kita. Kita harus bersyukur jika badai datang dalam hidup kita, karena tujuan Tuhan dengan mengizinkan badai terjadi dalam hidup kita ialah agar kita semakin melekat kepada-Nya. Saat badai datang, kita jangan lari kesana-kemari, tetapi datang pada Tuhan Yesus dan semakin melekat kepadaNya, maka kita akan melihat pertolongan-Nya, dan badaipun akan berlalu dari hidup kita.

1 Korintus 10:13 berkata: "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Mungkin saudara merasa sudah tidak kuat lagi menanggung beban permasalahan yang terasa menghimpit, tetapi sesungguhnya Tuhan tahu kekuatan saudara. Tuhan punya takaran dan ukuran kekuatan kita masing-masing. Pada saat kita mengalami masalah, lalu datang melekat pada-Nya, maka Ia berjanji bahwa Ia akan memberikan jalan keluar.

Di negara-negara maju, kita dapat menggunakan GPS (suatu peta elektronik yang terkoneksi dengan satelit), sehingga jika kita ingin menuju suatu tempat dan tidak tahu jalan, kita cukup menggunakan GPS tersebut, maka jalan yang harus kita lalui dapat kita lihat pada peta elektronik tersebut. Ada petunjuk langkah - demi langkah akan jalan yang hendak kita lalui. Hari-hari ini, kita harus menggunakan "GPS-nya Tuhan" yaitu tuntunan Tuhan melalui Firman-Nya. Kita akan dituntun oleh-Nya langkah demi langkah. Waktu kita mulai melangkah sesuai tuntunan Tuhan pada langkah pertama, maka langkah berikutnyapun akan Tuhan tunjukkan pada kita.

Artinya senantiasa dituntun oleh Tuhan di dalam setiap langkah kita di dalam Tuhan ada jalan keluar. Jika kita menyimak fungsi GPS (dituntun lewat satelit) yaitu berguna untuk memberitahu jalan atau arah satu demi satu. Misalnya sekitar 100 meter kedepan di jalan raya itu akan mengalami kemacetan. Setelah berlalu dari kendala kemacetan, kemudian alat tersebut memberi petunjuk lagi apa yang akan dihadapi. Ini adalah analogi bagaimana Tuhan menuntun kita langkah demi langkah. Tujuannya supaya kita tidak bingung menghadapi satu demi satu masalah tersebut. Di dalam Tuhan pasti ada jalan keluarnya. Demikian juga halnya dengan rencana pembangunan gereja di Danau Bogor Raya, kita berhati-hati bergerak selangkah-demi selangkah sesuai dengan pimpinan Tuhan. Apapun masalah yang saudara hadapi, ketahuilah bahwa didalam Tuhan pasti ada jalan keluar !

Berseru

Ayat 3 berkata: "Aku berseru.." dalam terjemahan Amplified Bible adalah "aku menangis"

Daud mengungkapkan bebannya dalam seruan dengan hati yang tulus dan sungguh-sungguh, bukan kepalsuan. Mempersiapkan waktu bahkan hatinya khusus buat Tuhan.

Sekitar 15-20 tahun yang lalu saat saya melayani kematian di daerah Pluit. Ada kebiasaan dalam masa berkabung ada sekelompok orang yang menangis. Mereka khusus disewa untuk menangisi orang yang sudah meninggal. Jadi bukan hanya mobil atau rumah saja yang disewa tetapi orang pun ada yang khusus disewa. Tugas mereka hanya melakukan perintah yaitu menangis, lalu dibayar. Tuhan tidak mau kita "menangis palsu" seperti demikian. Tetapi Ia ingin kita seperti Daud, yang menangis, berseru dengan segenap hatinya kepada Tuhan.

Seruan Daud yang diartikan menangis dilakukannya dengan sungguh-sungguh (tulus dari lubuk hatinya). Bukan seperti yang dilakukan oleh sekelompok orang menangis demi mendapatkan bayaran (air mata buaya). Ketika daud berbeban berat, yang dilakukannya adalah duduk diam di kaki Tuhan dan menangis dengan hati yang hancur lalu menantikan pertolongan-Nya yang nyata. Artinya dia sungguh mengandalkan Allah. Mazmur 46:11-12, "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah !, Aku ditinggikan diantara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi." Terjemahan lain dari kata diam ialah serahkanlah, lepaskanlah. Sekalipun kita mengalami kekeringan rohani, kesusahan ekonomi, dan segala pergumulan yang kita hadapi di dalam hidup ini, Allah adalah penolong kita dan mari kita tinggal diam dihadiratNya dan serukan permohonan pertolongan kepada-Nya. Tuhan akan melepaskan segala beban yang berat, yaitu saat kita meninggikan dan memuliakan-Nya. Sebab, "Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub" (Mazmur 46:12). Hari-hari ini pertolongan Tuhan ialah dengan cara yang baru, yaitu dengan cara yang supranatural. Itu sebabnya marilah kita menanggalkan konsep dan paradigma kita yang lama, sebab Tuhan sedang melakukan sesuatu yang baru.

Hati yang tabah/teguh

Raja Yosafat menerapkan Firman Tuhan, yaitu "dengan tabah hati, ia menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan" (2 Taw 17:6a). Tabah artinya tetap dan kuatkan hati. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, tetap dan kuatkan hati kita.

Di dalam Mazmur 23:3, "Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntunkan aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya".

Dalam bahasa Inggris diterjemahkan: "He restore my soul..." kalau mendengar kata restore, maka saya teringat kata restoran. Saat kita mengadakan perjalanan jauh, lalu saat kita penat dan lelah, maka kita mampir ke restoran, untuk beristirahat sejenak serta makan dan minum. Mungkin perjalanan saudara begitu panjang dan melelahkan. Tuhan mau merestorasi saudara. Cara Tuhan merestorasi kita ialah saat kita meluangkan waktu khusus untuk bersekutu secara pribadi dengan-Nya. Waktu kita duduk diam di kaki Tuhan, maka kita akan memperoleh kesegaran dihadirat-Nya. Ada kekuatan baru yang kita dapatkan, ada "GPS" yang baru yang Tuhan berikan untuk menuntun kita.

Yesaya 43:18-19 berkata: FirmanNya:" janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai dipadang belantara."

Mari jangan ingat-ingat hal-hal yang buruk yang telah terjadi di waktu yang lalu. Tuhan hendak melakukan sesuatu yang baru. Ada "jalan di padang gurun", berbicara mengenai jalan keluar dari Tuhan atas segala keruwetan dan masalah yang kita alami. Ada "sungai di padang belantara" berbicara mengenai keluarga yang mengalami kekeringan, baik ekonomi maupun segala hal yang lain, ada sungai berkat Tuhan yang hendak Ia curahkan dalam hidup kita.

Sumber