Meletakkan doktrin gereja (KOM 340.5)

Dari GBI Danau Bogor Raya
< KOM
Revisi sejak 29 September 2024 01.31 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd edition)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

“Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.”

2 Tesalonika 2:15

Tujuan

Supaya para peserta dapat menentukan arahan gereja dan memiliki petunjuk-petunjuk doktrinal di dalam mengembangkan kerjasama di dalam Tubuh Kristus. Sebuah Persekutuan terbentuk oleh kesamaan doktrin.

Salah satu panggilan hamba Tuhan adalah meletakkan prinsip-prinsip dasar tentang kebenaran Firman Tuhan di dalam hati jemaat. Hal ini dibutuhkan sebagai dasar bagi jemaat dalam pengambilan keputusan-keputusan yang berkenaan dengan masalah kehidupan dan keimanan.

Tugas tersebut merupakan panggilan mulia seorang pengajar. Hal itu membutuhkan pengurapan, keterampilan dan kesetiaan.

Tiga bentuk serangan iblis

  1. 2 Tim 4:5Penganiayaan
  2. Penganiayaan dan kerelaan menjadi martir adalah salah satu ciri utama dari gereja mula-mula. Kebanyakan orang Kristen rela menyerahkan nyawanya untuk satu tujuan yang mulia, namun sayangnya mereka sering terjebak didalam sikap berkorban yang mengandalkan kekuatan diri sendiri.

  3. 2 Tim 4:10Kedagingan dan keduniawian
  4. Kadang-kadang pelaksanaan tugas pelayanan dilandasi oleh motif yang tidak kudus. Hal ini dapat menjadi sumber munculnya penekanan yang tidak sehat di dalam doktrin yang kemudian dapat menjadi cikal bakal ajaran sesat. Ketika seorang pengajar firman Tuhan mulai mengarahkan pengajarannya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak ramai, maka ia sudah membuka dirinya terhadap kemungkinan penyusupan ajaran sesat.

  5. 1 Tim 4:1-2Pengajaran sesat
  6. Ada orang yang mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Suatu ketika kebohongan kita bisa ditunggangi oleh roh-roh jahat sampai kebohongan itu bahkan bisa seperti diurapi.

Pandangan umum orang awam terhadap doktrin

  1. Tuhan Yesus dan rasul-rasul tidak pernah menyusun sebuah doktrin
  2. Alasan: Yesus dan ke 12 murid-Nya hampir secara ekslusif berbicara kepada orang Yahudi. Mereka sudah memiliki sebuah doktrin standar yaitu Hukum Musa. Paulus dilain pihak bekerja keras untuk meletakkan doktrin yang benar bagi jemaat orang-orang non Yahudi.

  3. Gal 1:8-12Kehadiran doktrin sebagai potensi perpecahan tubuh Kristus
  4. Akibat dosa dalam diri manusia, manusia akan menekankan satu aspek lebih dibanding yang lain. Jika tidak hati-hati hal ini bisa ditunggangi iblis.

  5. 2 Tim 3:6-7; Ams 14:12, 16-22Yang penting kita mempercayai sesuatu
  6. Ketulusan tidak pernah menggantikan kebenaran (ketulusan adalah perkara yang relatif).

  7. Sikap kita terhadap Tuhan lebih penting daripada doktrin
  8. Jika kita bersikeras mempertahankan kebenaran kita sendiri dan menolak kesaksian kolektif yang telah diwariskan kepada kita dari para pendahulu kita di masa lalu (kumpulan doktrin yang sehat) dan nasihat saudara-saudara seiman pada zaman ini, hal itu menunjukkan adanya suatu masalah besar di dalam sikap hati kita.

  9. Doktrin itu membosankan bagi manusia modern
  10. Kuncinya ialah bagaimana menyampaikan kebenaran yang solid dengan cara yang menarik dan aplikatif.

Berbagai level pengajaran

  1. Pewahyuan
  2. Sesuatu yang tidak dapat kita ketahui dengan cara jasmani kecuali ada suatu sumber supranatural yang dibukakan bagi kita.

  3. Firman Tuhan
  4. Kumpulan kitab-kitab yang telah diterima dan diakui keabsahan pengakuannya dan dapat dibuktikan otentisitasnya.

  5. Doktrin
  6. Kebenaran sentral yang membentuk dasar pengajaran iman Kristen yang benar.

  7. Pengajaran
  8. Doktrin yang diaplikasikan.

  9. Implementasi
  10. Praktik-praktik pelaksanaan doktrin.

“Life is the first gift, Love is the second, and understanding the third.”
- Anonymous -

Doktrin dalam skema studi teologia

KOM 340.5 Doktrin.jpg

Berbagai aspek keberadaan doktrin

  1. Doktrin harus ditaati
  2. Materi pengajaran sebuah gereja pada hakikatnya merupakan penjabaran dari doktrin dasarnya. Itu sebabnya doktrin merupakan kumpulan nilai-nilai yang tidak dapat diperdebatkan kembali.

  3. Doktrin bersifat membangun
    1. Defensif
    2. Ofensif
    3. Konstruktif
  4. Doktrin mempengaruhi persekutuan tubuh Kristus
    1. Pengaruhnya terhadap kesatuan filosofi Berbagai denominasi dapat saling menerima dan bersekutu pada level tertentu karena persamaan doktrin dasar.
    2. Pengaruhnya terhadap kesatuan operasional Terbukanya peluang-peluang bekerjasama dalam proyek-proyek gereja tertentu yang merupakan ekspresi dari doktrin dasar yang sama.
  5. Doktrin mempengaruhi karakteristik masyarakatnya
  6. Ketaatan kolektif suatu komunitas terhadap filosofi yang membentuk pemikiran dan perilaku mereka selama bertahun-tahun akan meninggalkan bekas yang nyata di dalam karakteristik masyarakat tersebut.

Doktrin dan tantangannya

  1. Doktrin mengenai Allah dan Trinitas
  2. Tantangannya adalah:
    1. Gnostisisme
    2. Adalah suatu bentuk humanisme rohani yang menjadikan kemajuan manusia sebagai tujuan utama di atas segalanya. Dalam hal ini ‘kemajuan’ dapat berarti pencerahan rohani, peningkatan kualitas roh, pengetahuan yang mendalam dan lain-lain. Mereka memisahkan segala sesuatu – termasuk manusia - dalam dua golongan unsur; material dan spiritual. Segala suatu yang sifatnya material tidak dapat mencapai standar setinggi yang spiritual. Itu sebabnya wajar jika manusia hidup dalam dosa.

    3. Arianisme
    4. Pencetusnya adalah bishop Arianus dari Alexandria, yang mempertahankan keesaan Allah sehingga memisahkan Kristus dari Bapa.

    5. Makedonianisme
    6. Pencetusnya adalah Bishop Makedonius, yang mengatakan bahwa Roh Kudus adalah makhluk ciptaan Yesus yang pertama.

  3. Doktrin mengenai meselamatan dan penebusan
  4. Pada dasarnya perdebatan dalam bidang ini terbagi dalam 2 kubu, yaitu:
    1. Pelagianisme
    2. Aliran yang berpendirian bahwa manusia masih memiliki sifat-sifat yang baik yang cukup untuk membawa dirinya mengejar nilai-nilai yang ilahi.

    3. Agustinianisme
    4. Aliran yang berpendirian bahwa akibat dosa manusia sepenuhnya tidak berdaya untuk berusaha menjangkau nilai-nilai yang ilahi,sehingga sepenuhnya bergantung kepada uluran tangan Tuhan.

    Dari kedua kubu ekstrem ini kemudian lahir pandangan-pandangan baru yang lebih moderat, yaitu: Semi Pelagianisme dan Semi Agustinianisme, yang merupakan pandangan-pandangan yang kompromistik dari kedua kubu ekstrem tersebut.

  5. Doktrin mengenai otoritasa
  6. Yaitu perdebatan tentang institusi yang memiliki kedaulatan tertinggi dalam masalah iman percaya.
    1. Humanisme modern
    2. Menekankan bahwa otoritas atas hal itu harus dikembalikan kepada hati nurani setiap pribadi.

    3. Reformis Luther
    4. Menekankan bahwa otoritas tertinggi tentang hal itu berakhir pada Firman Allah.

Diskusi

  1. Jika kita seorang pemimpin gereja, seorang gembala, langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk dapat meletakkan doktrin yang benar bagi jemaat kita?
  2. Bagaimana sikap kita dalam menghadapi pemahaman-pemahaman yang menyimpang di dalam gereja maupun masyarakat?

Aplikasi

Motivasikan jemaat Anda untuk selalu rindu akan pengajaran-pengajaran yang Alkitabiah!

"True doctrine, understood, changes attitudes and behaviour. The study of the doctrines of the gospel will improve behavior quicker than a study of behavior will improve behavior."

— Boy K. Packer

Sumber

  • Abraham Lalamentik dan Tim (Oktober 2020). "340.5 Meletakkan doktrin gereja". The Soldier (edisi ke-1 (ebook), Oktober 2020). Jakarta: GBI Jalan Gatot Subroto. ISBN 978-979-3571-20-1.