Happy Angpao! (Pdt Sutadi Rusli)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 September 2024 07.12 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| name= Sutadi Rusli↵" menjadi "| name= Sutadi Rusli | type= pesangembala ")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Shalom Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, tidak terasa kita sudah memasuki minggu kedua pada bulan kedua di tahun 2013. Minggu depan kita akan memasuki minggu kedua dari 12 Weeks of Wholeness, untuk menjaga api dari apa yang telah Tuhan pesankan pada 12-12-12 yang lalu, yaitu bahwa Tuhan telah membukakan Pintu Gerbang Penuaian, Mujizat, dan Berkat.

Beberapa minggu ke depan, 24 Februari 2013, ada pemilihan Gubernur Jawa Barat. Mari pergunakan hak pilih Saudara, karena Jawa Barat ada di dalam tangan Tuhan. Jangan jadi "golput", tapi ambil bagian sebagai Warga Negara Indonesia!

Saudara yang dikasihi Tuhan, hari ini bertepatan dengan perayaan Imlek, jadi saya mengucapkan Gong Xi dulu bagi yang merayakan tahun baru Imlek.

Ada yang tanya kepada saya, boleh ikut Tahun Baru Imlek nggak? Saudara sebagai orang percaya, tentu boleh saja ikut Imlek. Tapi tentu ada hal-hal yang sesuai kebenaran Firman Tuhan yang harus kita ikuti. Mengunjungi keluarga, saling memberi satu sama lain, itu sesuai Firman Tuhan, kita ikuti. Tapi kita tidak perlu lagi mengikuti ritual-ritual yang ada. Pada waktu kita ada dalam komunitas, biarlah kabar baik itu kita bagikan kepada setiap rekan-rekan kita sehingga mereka melihat Tuhan Yesus ada di dalam hidup Saudara dan saya.

Kita ambil spirit positif dari perayaan tahun baru Imlek ini. Ada dua spirit positif yang mau saya bagikan dari tradisi perayaan tahun baru Imlek ini yaitu Spirit Mengasihi dan Spirit Memberi. Untuk itu saya berikan tema hari ini Happy Angpao!

Spirit Mengasihi

"Angpao" artinya adalah amplop merah. Merah adalah warna yang ceria dan sukacita. Saudara, orang-orang yang ikut dalam tahun baru Imlek, saling mengunjungi, memperlihatkan saling mengasihi, memaafkan satu sama lain, memberkati satu sama lain. Sebagai orang-orang yang sudah mengenal Tuhan Yesus, Saudara harus jauh lebih baik daripada mereka.

Yohanes 13:34-35, Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Firman ini begitu luar biasa. Ini adalah inti pelajaran dari kasih Yesus. Tuhan katakan, Aku memberikan perintah baru. Kenapa Tuhan katakan perintah baru? Saudara, peristiwa ini adalah peristiwa Perjamuan Malam Terakhir, dan Tuhan sudah menjanjikan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka akan menerima Roh Kudus.

Perintah baru ini berbicara bahwa murid-murid Yesus Kristus akan menerima Roh Kudus. Perintah ini disebut Tuhan sebagai perintah baru, berarti karena kita sudah diberikan Roh Kudus, sehingga Tuhan memberikan perintah baru yaitu kamu akan dimampukan untuk saling mengasihi satu sama lain.

Kalau Saudara mengakui beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan Saudara mengakui ada Roh Kudus di dalam diri Saudara, maka Tuhan mau Saudara adalah orang yang saling mengasihi. Orang-orang yang sudah punya Roh Kudus, tidak mungkin tidak memiliki kasih satu sama lain. Pasti memiliki kasih satu sama lain! Amin.

Yohanes 13:31, Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

Perhatikan baik, kapan Tuhan memberikan perintah baru? Setelah Yudas pergi! Jadi Tuhan memberikan perintah baru ini kepada 11 murid-murid-Nya. Dengarkan baik, Saudara yang dikasihi Tuhan, Yudas Iskariot adalah gambaran orang yang serakah dan egois, dan mementingkan dirinya sendiri. Itulah gambaran Yudas Iskariot. Orang yang egois, lebih mementingkan diri sendiri, tidak mungkin memiliki spirit saling mengasihi satu sama lain. Kalau ada yang mementingkan diri sendiri, Saudara adalah orang yang egois, tidak bisa mengasihi satu sama lain. Kita bukan gambaran Yudas Iskariot, kita adalah gambaran orang-orang yang memiliki Roh Allah dalam hidup kita sehingga kita bisa saling mengasihi satu sama lain.

Ada sebuah cerita dalam Alkitab mengenai orang Samaria yang baik hati. Satu hari ada seorang Yahudi dirampok, digebuki setengah mati, lalu tergeletak tidak ada yang menolong. Dalam kondisi sekarat ini, ada seorang Imam sedang lewat, bisa dibilang orang-orang yang melayani khotbah di mimbar, seperti saya ini. Dia lihat orang ini tidak bergerak, lalu dia pikir, saya mau khotbah, nanti kalau saya pegang orang ini berarti saya akan menjadi najis dan tidak bisa melayani di Bait Allah, nanti saya repot. Di lain pihak kalau orang ini luka-luka, perlu ditolong, saya juga tidak punya waktu, jemaat sudah menunggu saya datang. Jadi dia tinggalkan orang yang sekarat ini.

Lalu lewat pula seorang Lewi. Lewi adalah pelayan Tuhan, bisa dikatakan para Diaken, Diakones, atau Worship Leaders. Orang ini berpikiran sama seperti Imam tadi, Waduh saya harus memimpin pujian, nanti kalau saya sampai telat, nanti digantikan orang lain, nanti saya tidak dapat persembahan kasih! Akhirnya dia jalan juga dan menjauhi orang itu.

Terakhir ada orang Samaria. Orang Samaria adalah musuh orang Yahudi. Orang Yahudi tidak mau berkawan dengan orang Samaria, merasa mereka adalah orang nomor satu, bangsa yang terpilih. Tapi di sini Tuhan membuktikan bagaimana justru orang Samaria yang notabene musuh dari orang Yahudi, justru dia yang turun dari keledainya, sekalipun dia tahu dari pakaiannya, orang yang tergeletak itu adalah orang Yahudi! Dia memiliki belas kasihan, memiliki kasih. Serta merta dia bawa orang Yahudi itu untuk dirawat di sebuah penginapan. Dia bayar penginapan di muka, bahkan nanti saat dia kembali, kalau kurang, dia akan bayar kekurangannya lagi. Padahal orang Samaria ini punya risiko yang luar biasa. Dia bisa saja dirampok oleh perampok yang sama. Dia juga punya risiko disalahmengertikan, kalau ada orang Yahudi yang lewat lagi, dia bisa dikira kalau dia yang merampok! Sehingga dia bisa digebuki oleh orang Yahudi lainnya. Bahkan dia korbankan uangnya untuk perawatan dan penginapan. Bahkan kalau kurang dia mau bayar lagi! Orang Samaria adalah gambaran orang-orang yang belum kenal Yesus. Saudara, kita mengaku bahwa kita punya Yesus, tapi kita sering kalah dengan orang-orang yang belum kenal Yesus. Kita tidak boleh kalah! Kita harus jauh di atas mereka, karena kasih Yesus sudah ada di dalam diri kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan, ayat 35, Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Bagaimana orang luar bisa tahu kalau Saudara adalah murid Yesus? Orang luar tahu bahwa Saudara murid Yesus, bukan karena Saudara banyak pabrik, banyak uang, banyak mobil, banyak rumahnya, bukan karena Saudara khotbah, bukan karena saya khotbah pakai jas, bukan karena Saudara banyak harta. Tapi semua orang tahu Saudara murid Yesus pada waktu kita saling mengasihi. Amin? Ini kuncinya!

Sekalipun Saudara hapal Alkitab satu buku, tapi kalau Saudara tidak punya kasih, maka Saudara bukan murid Yesus! Percuma saja apa yang kita dapat. Kesempatan hari-hari ini, kita praktekkan dengan sungguh, dalam hidup Saudara itu ada kasih Yesus. Orang Samaria bisa mengasihi musuhnya. Berkatilah musuh kita, doakan mereka, maka Saudara akan diberkati Tuhan.

Ada sebuah kisah dari kejadian yang sungguh terjadi. Seorang tokoh, Eric Liddell, adalah seorang pelari maraton Olimpiade yang lahir pada tahun 1902 dari keluarga pasangan misionaris. Eric Liddell adalah satu-satunya pelari maraton Olimpiade yang tidak mau lari pada hari Minggu, karena baginya di hari Minggu dia mau memuliakan Tuhan. Dia kemudian menjadi misionaris di Cina seperti orang tuanya dan saat dikirim ke sana, ada satu periode waktu ketika Cina diinvasi oleh Jepang. Pada waktu itu dia hidup bersama-sama dengan para tawanan dalam kamp penampungan Jepang. Nama Eric Liddell ini begitu dikenal karena dia benar-benar membagikan kasih kepada setiap orang yang ada di dalam kamp tawanan 1800 orang itu. Dia menyampaikan agar tidak membenci orang Jepang, harus berdoa bagi orang Jepang. Pada usia 43 tahun, dia meninggal karena sakit. Setelah dia meninggal, kalau orang ditanya, apa kesan kamu pada waktu ada di tawanan? Mereka bilang, hanya ada satu, yaitu Eric Liddell. Anak-anak ditanya siapa yang berkesan kepada kamu? Eric Liddell!

Kisah kehidupan Eric Liddell ini diangkat dalam sebuah film berjudul Chariots of Fire (1981), filmnya sudah ditonton oleh lebih dari 850 juta jiwa.

Bagaimana dengan kita? Apa kita mau menjadi berkat bagi banyak orang? Membagikan Yesus pada semua orang?

Satu kali, Mother Teresa ditanya, kenapa mau melayani tanpa pamrih? Dia jawab, "Saya melihat di setiap wajah yang saya jumpai, di situ ada wajah Tuhan Yesus." Saudara, waktu kita melihat di lingkungan kita, teman-teman kita, ada wajah Tuhan Yesus, kasih Yesus, maka kita akan mengasihi satu sama lain.

Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. (1 Yohanes 2:9-11)

Pesan Tuhan, jangan ada yang membenci satu dengan yang lain! Jangan ada sakit hati satu sama lain. Di antara kita harus saling mengasihi, dan waktu kita lakukan itu, Saudara adalah murid-murid Tuhan Yesus Kristus! Amin! Jangan kalah dengan orang-orang yang tidak mengenal Yesus.

Spirit memberi

Hari ini pasti banyak yang membawa Angpao, biasanya diberikan dari yang sudah menikah, dewasa, kepada orang yang lebih muda. Ini berbicara bahwa orang yang dewasa rohani pasti memiliki spirit memberi.

Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." (Lukas 21:1-4)

Satu hari Tuhan sedang duduk di Bait Allah, dia duduk melihat peti persembahan. Dia melihat ada janda miskin yang memberi dua peser. Uang peser ini adalah uang dari keping tembaga yang tipis sekali, boleh dikatakan hampir tidak ada nilainya.

Kalau bicara janda, saya ingat Firman Tuhan dalam 1 Timotius 5:3-9,

Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.

Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam. Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup.

Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela. Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. Yang didaftarkan sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami

Mari kalau ada orang tua kita yang masih hidup, pelihara mereka dengan baik. Jangan sampai mereka dibiarkan begitu saja, itu tidak boleh terjadi.

Saudara, ketika janda miskin ini memberi persembahan, Yesus katakan janda ini memberikan lebih banyak dari orang-orang kaya. Di situ Tuhan duduk tidak jauh dari peti persembahan. Dia melihat orang-orang yang membawa persembahan. Apa yang Saudara kepada Tuhan, itu Tuhan lihat. Apa yang Saudara persembahkan kepada Tuhan, itu Tuhan perhatikan! Jangan memberikan dengan sembarangan. Tuhan perhatikan, Dia menilai Saudara, bagaimana hati Saudara ketika memberi, sikap Saudara waktu memberi! Saudara percaya Dia hadir di tengah-tengah kita? Amin? Dia melihat, ada yang memberi dengan sukacita dan sukarela, jangan sampai Tuhan juga lihat ada yang menggerutu.

Saya simpulkan, ada 3 hal yang Tuhan lihat:

  1. Tanggung jawab kita dalam memberi
  2. Jangan pamer
  3. Sikap hati dalam memberi

#1 Tanggung jawab kita dalam memberi

Lukas 12:48b, Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

Kira-kira pengertiannya, orang yang dapat berkat, diberkati, itu diberikan tanggung jawab untuk memberi! Kalau Saudara terima berkat lebih besar, artinya Saudara memiliki tanggung jawab memberi lebih besar. Siapa yang mau lebih diberkati lebih Tuhan? Artinya Saudara punya tanggung jawab untuk memberi. Bahkan dikatakan, dituntut! Tuhan lihat tanggung jawab Saudara di dalam memberi. Mungkin ada yang punya kekayaan Rp 10 miliar, tapi ketika beribadah, cuma mau memberi 2000 rupiah. Sudah begitu, ditambah ngedumel, uangnya pun diremas-remas begitu rupa. Artinya tidak punya tanggung jawab untuk memberi.

David Yonggi Cho ketika mengawali gereja, masih begitu sederhana. Satu kali dia umumkan, bahwa mereka akan membangun gereja yang lebih besar. Kemudian ada janda miskin datang pada David Yonggi Cho. Dia mempersembahkan sebuah mangkok bekas dan sumpit, miliknya satu-satunya, dipersembahkan untuk pembangunan gereja. Pdt David Yonggi Cho menolak pemberian Ibu itu, "Tidak usah, ini kan satu-satunya, nanti Ibu tidak punya lagi mangkok dan supit." Saat itu juga, si Ibu ini berkata, "Bapak Pendeta, saya bukan kasih ini buat Bapak Pendeta, saya bawa persembahan ini kepada Tuhan! Buat Tuhan!" David Yonggi Cho pun, tersungkur minta ampun pada Tuhan, dia mengaku salah dan bertobat, karena dia tidak menghargai apa yang janda miskin itu bawa, mangkok bekas dan sumpit. Dia lupa bahwa janda miskin itu membawa persembahan bukan untuk dia, bukan untuk manusia, tapi untuk Tuhan! Apa yang terjadi kemudian? Mangkok itu dilelang, dan laku terjual USD 50.000! Kita tidak boleh meremehkan apapun juga, di dalam Tuhan semuanya berharga!

Tuhan menilai apa yang Saudara berikan. Makin diberkati, kita makin diberi tanggung jawab makin besar.

#2 Jangan pamer

Matius 6:4, Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Ini berbicara mengenai jangan pamer! Jangan ada seorang pun merasa berjasa, karena gereja Tuhan adalah milik Tuhan. Jang ada yang berkata "Wah, gereja ini bisa berdiri karena saya yang menyumbang, saya yang membangun." Jangan merasa jadi Pahlawan! Hanya ada satu saja, Yesus Kristus Tuhan. Kita hanya hamba-hamba-Nya. Jangan ada yang pamer, saya kasih segini-segitu.

Gereja kita mengelola keuangan secara bertanggung jawab. Uang persembahan, penerimaan, dan pengeluaran, semua diaudit secara internal dan eksternal. Memang karena satu dan lain hal, tidak mudah untuk membuat rekening atas nama gereja, sehingga saat ini rekening gereja memakai nama saya. Tapi rekening itu sendiri tidak pernah saya pegang. Saya hanya menerima laporannya saja. Itu adalah bentuk tanggung jawab kita kepada Tuhan.

Waktu kita tidak pamer, maka kita juga yang diberkati oleh Tuhan.

#3 Sikap hati dalam memberi

Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. (2 Korintus 9:6-8)

Saudara, camkan baik, kita dilihat Tuhan, apakah kita memberi dengan sukacita dan sukarela.

Penutup

Orang muda yang kaya

Terakhir saya mau membagikan kembali dari pemuda yang kaya yang datang pada Tuhan.

Matius 19:16-22, Orang muda yang kaya,

Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."

Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Ada 6 perintah yang Tuhan sebutkan di dalam ayat-ayat ini:

  1. Jangan membunuh
  2. Jangan berzinah
  3. Jangan mencuri
  4. Jangan mengucapkan saksi dusta
  5. Hormatilah ayahmu dan ibumu
  6. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

Baru saja Tuhan Yesus mengatakan keenam perintah ini, orang muda yang kaya itu langsung memotong, "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?"

Saudara, angka 6 adalah angka manusia. Angka Antikristus adalah 666. Angka rolet, dari 1-36, dijumlahkan adalah 666. Begitu Saudara main rolet, spirit itu masuk dalam diri Saudara. Bahkan di dunia politik, entertainment, saat ini begitu banyak tampil angka 666.

Lalu, kepada orang muda yang kaya itu, Tuhan suruh jual semua hartanya! Tuhan sebenarnya tidak mau kita miskin, tapi yang Dia mau sebenarnya supaya kita jangan serakah. Saudara, siapa mau menjadi dewasa rohani, makin diberkati? Mari hari ini kita makin sungguh-sungguh lagi, lebih dewasa rohani lagi.

Ular

Tahun baru Imlek ini dikatakan sebagai tahun ular. Ular berbicara spirit pembunuh, roh yang menyala-nyala bisa dipadamkan. Ular juga adalah gambaran iblis, gambaran roh kita dibunuh menjadi suam-suam kuku. Iblis juga adalah pencuri damai sejahtera, pembohong. Dia berusaha tanamkan kepada kita bahwa Firman Tuhan tidak pernah terjadi, dia terus bohongi kita. Tapi tetap pegang Firman Tuhan dan Roh Kudus dalam hidup Saudara! Saudara pasti diberkati lebih lagi. Amin.

Tuhan Yesus memberkati.