Keep The Fire Burning Pentakosta (Pdt Nathan Subroto, MDiv)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 3 September 2024 14.06 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "text-muted" menjadi "text-body-secondary")
Lompat ke: navigasi, cari

Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. (Roma 12:11)

Shalom, hari ini adalah hari yang kedelapan, kita ada dalam sebuah masa memperingati sekaligus merayakan Pentakosta. Tahun ini kita dapat tema Keep the Fire Burning.

Pentakosta artinya adalah hari kelima puluh. Sebelum masuk mengenai Pentakosta di zaman modern ini, waktu saya mempersiapkan untuk sharing malam ini, Tuhan mengingatkan saya untuk mengingatkan kepada kita semua, kalau kita belajar sejarah dalam Alkitab dalam Perjanjian Lama, Tuhan itu memberikan peraturan memberikan hukum, memberikan arahan, bahkan memberikan Firman. Dalam Perjanjian Lama terjadi seperti itu.

Kita bisa lihat banyak contohnya, dan salah satunya yang terpenting adalah Hukum Taurat di Keluaran 20. Nah, kita sebagai keturunan Adam dan Hawa yang sudah jatuh dalam dosa, ternyata manusia dikasih hukum itu, ketika dikasih perintah, dikasih aturan, dikasih Firman, ternyata ngga banyak yang berubah.

Seperti di rumah, kalau ada orang tua yang ngomong, orang tua bilang ini itu ngga boleh ini dan itu. Seringkali kita dengar, tapi susah melakukannya. Contoh, pulang itu harus taruh sepatu di rak, seringkali malah lupa dan taruh sembarangan, langsung masuk ke rumah aja.

Jadi waktu Perjanjian Lama, kita bisa melihat, Tuhan memberikan hukum, memberikan peraturan, arahan, memberikan Firman. Yang berubah cuma sedikit. Yang bertobat cuma sedikit. Manusia itu susah benar dikasih tahu. Nah, kalau tadi saya ambil contoh di rumah, di sekolah juga gitu. Guru ngasih tahu murid-murid, yang ngerti itu sedikit. Guru ngasih tahu murid-murid menyelesaikan soal, yang bisa cuma beberapa.

Waktu kita masuk Perjanjian Baru, kita melihat ada satu tokoh yang spesial, yaitu Yesus Kristus. Waktu Yesus Kristus hadir di muka bumi, kita tahu tujuannya untuk mati di kayu salib menebus dosa umat manusia. Tapi bukan itu saja, ada tujuan lain Yesus hadir di muka bumi. Ternyata Tuhan Yesus hadir untuk memberikan contoh, memberikan keteladanan.

Kalau tadi di Perjanjian Lama orang dikasih tahu, dikasih hukum kasih, ngga nyambung. Anak-anak di sekolah dijelasin sama guru ngga ngerti. Nah, sebagai guru, kalau kita jelaskan sesuatu lalu anak-anak ngga ngerti, apa yang kita lakukan? Kita kasih contoh! Begini loh contoh soalnya. Waktu dikasih contoh itu, anak-anak mulai ngerti, oh gitu maksudnya.

Hal ini ternyata bisa kita temukan di Alkitab dalam Perjanjian Lama. Waktu manusia dikasih hukum kasih, peraturan, dikasih perintah kasih, dikasih Firman, banyak yang ngga nyambung.

Tapi masuk Perjanjian Baru, ada sosok Yesus. Dikatakan dalam Yohanes 1, Firman yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Supaya menjadi contoh, oh maksudnya begini, maksudnya mengasihi itu begini, maksudnya mengampuni itu begini.

Tapi jujur ya, Bapak/Ibu/Saudara, setelah dikasih contoh, apakah semua orang melakukan maunya Tuhan? Ngga juga. Kenapa? Karena manusia itu human nature-nya memang sinful, dosa. Rasul Paulus mengatakan, aku ingin berbuat baik, tapi malah perbuatan jahat yang aku lakukan. Human nature, atau sifat dasar manusia, dosa, udah dikasih tahu begini-begitu, susah melakukan. Sudah dikasih contoh, sebagian besar mulai bisa melakukan, tapi sebagian besar lainnya masih susah melakukan. Dan luar biasanya, waktu Yesus naik ke Surga, Tuhan Yesus bilang, kamu tunggu ya 10 hari, nanti ada Roh Kudus mau datang. Roh Kudus akan dicurahkan, Roh Kudus akan masuk dalma hidup kita.

Nah, kalau tadi Perjanjian Lama kasih hukum, peraturan, Firman, kasih arahan ngga nyambung, lalu Yesus datang kasih contoh, udah mulai nyambung, tapi masih susah melakukan. Nah, waktu Roh Kudus hadir, Roh Kudus masuk dalam hidup manusia. Roh Kudus itu memampukan kita untuk melakukan setiap perintah-perintah Tuhan. Dulu dikasih contoh tapi masih susah melakukan. Tuhan pun memberikan Roh Kudus-Nya untuk empowering kita, memberikan kuasa kepada kita. Untuk apa? Untuk hidup benar.

Dulu dikasih contoh supaya jadi benar, tapi masih susah melakukan. Waktu Roh Kudus dicurahkan, dikasih kemampuan, dikasih kuasa, dikasih bimbingan, tuntunan, bayangkan, Roh yang sama yang memberi perintah, Roh yang sama memberikan contoh, dan Roh yang sama masuk dalam hidup kita untuk memampukan kita jadi orang benar.

Di luar sana ada ajaran agar kita berbuat benar, berbuat baik, agar kita diselamatkan. Tapi waktu kita sudah diselamatkan, kita harus berbuat benar, berbuat baik. Kenapa? Jawabannya di Kisah 1:8, kamu akan menerima kuasa dan kamu akan jadi saksi-Ku. Hanya orang benar yang bisa menjadi saksi Tuhan.

Kalau kita mau menjadi saksi Tuhan, kita adalah cerminan Tuhan. Tadi malam, Pak Jonny menggunakan kata-kata menjadi ambassador-nya Tuhan. Duta besarnya Tuhan. Gimana kita bisa jadi saksi kalau hidup kita ngga benar. Gimana kita bisa menuai jiwa-jiwa kalau hidup kita ngga benar. Kita ngajak orang, yuk ke gereja, yuk ke COOL. Tapi orang itu bilang dalam hati, hidupku lebih benar dari kamu, ngapain ikut kamu?

Nah, kalau berbicara tentang Roh Kudus memampukan kita menjadi saksi. Menjadi saksi itu artinya apa? Artinya hidup benar. Ngga mungkin kita diangkat jadi saksi kalau hidup kita ngga benar. Saya pernah dipanggil untuk jadi saksi, bukan terdakwa ya. Saya tanya sama pengacaranya, kenapa saya jadi saksi? Dia bilang, selain Bapak menyaksikan kejadian itu, selain Bapak melihat kejadian itu, tapi Bapak juga kami anggap orang benar. Waktu saya dengar itu, wah benar Kisah 1:8, kita bisa menjadi saksi kalau hidup benar, dan itu adalah fungsi Roh Kudus hidup di dalam kita.

Pentakosta dalam Perjanjian Lama

Pentakosta dalam Perjanjian Lama berbicara tentang hari ke-50 setelah Paskah. Paskah bicara tentang pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Lima puluh hari setelah keluarnya dari Mesir itu adalah hari diturunkannya 10 hukum Allah dirayakan dengan kata Shavuot.

Seperti yang tadi sudah sama-sama kita belajar, Perjanjian Lama bicara tentang diberi perintah. Tapi setelah Perjanjian Baru, diberikan kuasa untuk melakukan perintah itu.

Setelah bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, mereka merayakan hari raya Shavuot, turunnya 10 hukum Allah, 50 hari setelah Paskah, atau Pentakosta. Jadi waktu bangsa Israel mengembara di padang gurun, mereka merayakan Shavuot waktu Tuhan memberikan perintah itu. Tapi waktu mereka sudah masuk ke Tanah Perjanjian, bagaimana cara mereka merayakan Shavuot? Caranya adalah mereka membawa hasil tuaian ke Bait Allah ke Yerusalem.

Nah makanya waktu kita belajar tentang pencurahan Roh Kudus di zaman ini, bahkan kita sudah doakan, kita sudah imani, kita sudah alami Pentakosta Ketiga, penuaian terbesar dan terakhir; itu sangat teologis. Kenapa? Pentakosta identik dengan penuaian. Orang kalau sudah dipenuhi Roh Kudus, dipimpin Roh Kudus, hidupnya benar, menjadi saksi, pasti menuai!

Atas dasar ini, saya berani mengatakan, salah satu tanda orang dipimpin Roh Kudus adalah pasti menuai. Salah satu ciri khas jemaat pertama, banyak orang menyukai mereka, dan Tuhan melipatgandakan jumlah mereka. Karena orang itu senang dengan orang yang benar. Kalau kita sudah dipenuhi Roh Kudus, hidup kita benar, orang tuh suka dekat-dekat dengan kita, pasti senang. Jadi pencurahan Roh Kudus itu dengan penuaian identik banget.

Keep the Fire Burning

Nah, tema kita hari-hari ini adalah Keep the Fire Burning. Ayat-ayatnya sudah dibacakan oleh beberapa Hamba Tuhan yang sudah menyampaikan isi hati Tuhan selama beberapa hari yang lalu. Tapi saya mau kita fokus dengan Roma 12:11,

Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Nah di sini dikatakan rohmu menyala-nyala. Ini belum ngomong Roh Kudus, tapi roh manusia. Manusia terdiri dari tiga elemen: tubuh, jiwa, dan roh.

Zaman sekarang, orang begitu peduli dengan tubuh. Tubuh itu yang kelihatan penampilannya, orang senang nge-gym biar kelihatannya bagus. Oh ngga salah sama sekali.

Di dalam tubuh ada yang namanya jiwa. Jiwa itu pikiran, perasaan, kehendak, paradigma, wawasan, mental, karakter. Itu jiwa. Orang lain ngga tahu jiwa kita. Bapak/Ibu ngga tahu jiwa saya. Tapi apa yang ada di dalam tercermin lewat tutur kata dan tingkah laku. Makanya kalau jiwanya benar, pasti tutur kata, tingkah lakunya juga benar. Ada orang yang ngomong, saya ini memang ngomongnya pahit, saya ngomongnya ngga enak, tapi hati saya baik. Ngga ada tuh. Kalau hatinya baik, pasti tercermin dari ucapannya. Kalau hatinya baik pasti tercermin dari kelakuannya. Nah hari-hari ini, bersyukur begitu banyak anak-anak Tuhan yang berurusan dengan jiwanya, makanya di gereja kita ada HMC. Diberesin.

Di dalamnya lagi ada roh, roh manusia, ini yang hari-hari ini kita sedang berurusan. Roh kita harus on fire. Keep the fire burning. Tubuh dijaga bagus, jiwa diperbaiki bagus, tapi di dalam lagi, gimana caranya roh kita tetap on fire? Tetap stay burning? Firman Tuhan katakan, Tuhanlah yang memberi roh. Waktu Tuhan menciptakan manusia pertama, dihembuskanlah roh, makanya manusia menjadi hidup. Makanya roh kita harus melekat terus dengan Roh Tuhan. Kita minta Tuhan penuhi terus agar kita stay on fire. Terus penuhi aku supaya stay on fire.

Beberapa hari ini kita sudah dengar, kalau kita on fire, kita akan melakukan pelayanan yang dahsyat, doanya diubahkan, pujian-penyembahannya diubahkan, pelayanan-pelayanan kita diubahkan.

Tuhan menggerakkan saya untuk menambahkan hari ini, waktu kita on fire, kita juga akan jadi orang-orang yang tangguh. Orang Kristen itu ngga lepas dari masalah. Kalau orang ada yang bilang ikut Tuhan ngga ada masalah, ikut Tuhan ngga ada sakit penyakit, oh salah, ngga ada itu.

Kita sebagai manusia itu masih rentan dengan masalah, masih rentan dengan sakit penyakit. Tapi apa yang membedakan orang biasa dengan orang yang dipenuhi Roh Kudus? Orang yang dipenuhi Roh Kudus, walaupun begitu banyak masalah yang dihadapi, tetap on fire! Amin!

Zakharia 4:6,

Ia menjawab lagi, katanya kepadaku, “Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel, bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman TUHAN Semesta Alam.

Roh dalam ayat ini pakai huruf besar. Roh Tuhan. Makanya roh manusia ini harus melekat terus sama Rohnya Tuhan supaya tetap bisa on fire, bisa tetap semangat. Dan sekali lagi, saya katakan, itu yang membedakan kita dengan dunia. Masalah sama, tapi waktu ngobrol, waktu ketemu, wah kok kamu beda ya? Beberapa hari lalu Pak Pongky mengatakan masa-masa yang sukar, iya benar, sama, kita juga menghadapi juga. Yang membedakan kita dengan dunia adalah kita tetap on fire!

1 Yohanes 4:4,

Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu, sebab Dia yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada dia yang ada di dalam dunia.

Terjemahan lainnya, Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari roh yang ada di dunia. Makanya kita hari-hari ini ketika memasuki masa yang sulit, masa yang uncertain, masa yang penuh dengan ketidakpastian, masa-masa yang jahat, apa sih yang membedakan kita dengan dunia? Yaitu: kita tetap on fire! Tetap kuat! Tetap semangat! Ada sukacita, tetap ayo kita berjuang bersama, dan itu yang membedakan kita dengan dunia!

En theos

Terakhir, on fire itu dalam bahasa Indonesianya semangat. Mandarinnya jiayou (baca: ciayo). Atau antusias. Sampai orang-orang suka ngomong salam antusias. Waktu saya ingat kata-kata ini, saya kagum loh. Antusias, semangat, jiayou ini ditulisnya sebagai enthusiast. Enthusiast itu ternyata berasal dari bahasa Yunani en theos. En theos artinya di dalam Tuhan! Tuhan di dalam aku!

Jadi kenapa kita butuh Roh Kudus, mungkin banyak orang ngomong waduh Roh Kudus identik dengan doa, identik dengan pujian penyembahan, identik dengan pelayanan. Malam ini kita sama-sama belajar, bukan cuma itu, tapi Roh Kuduslah yang akan memampukan kita untuk menghadapi hari-hari ini.

Apa bedanya dunia dengan kita? Menghadapi hari-hari ini kita akan tetap antusias, karena Tuhan di dalam kita dan kita di dalam Tuhan. Saya jadi ingat sebuah ayat dari Yohanes 15:7, kalau aku di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam aku, apapun yang kamu minta, akan terjadi.

Jadi Bapak/Ibu, Saudara, kenapa kita butuh Roh Kudus? Bukan hanya bicara pelayanan, tapi kita butuh Roh Kudus untuk hari-hari kehidupan kita juga.

Amin buat Firman Tuhan.

Lihat pula

Video