Perenungan Maria: Menyimpan perkara dalam hati saat Yesus menjawab ketus

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 31 Agustus 2024 10.51 oleh Leo (bicara | kontrib) (fmt)
Lompat ke: navigasi, cari

Maria, ibu Yesus, merupakan tokoh penting dalam Alkitab yang menunjukkan kesabaran dan kebijaksanaan luar biasa dalam menghadapi berbagai situasi.

"Jawab-Nya kepada mereka : Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"

Lukas 2:49

Pendahuluan

Maria, ibu Yesus, merupakan tokoh penting dalam Alkitab yang menunjukkan kesabaran dan kebijaksanaan luar biasa dalam menghadapi berbagai situasi. Salah satu momen yang mencerminkan sikap tersebut adalah ketika Yesus menanggapi Maria dengan ketus, sebagaimana tercatat dalam Lukas 2:48-50, Matius 12:46-50, dan Yohanes 2:3. Melalui kejadian-kejadian ini, kita dapat belajar bagaimana Maria menghadapi reaksi Yesus dan mengingat hal-hal ini.

Isi

  1. Lukas 2:48-50
  2. Maria dan Yusuf menemukan Yesus di bait Allah setelah tiga hari mencari. Ketika Maria menegur Yesus, Dia menjawab dengan mengatakan bahwa Dia harus berada di rumah Bapa-Nya. Jawaban ini mungkin terdengar ketus, namun Maria menyimpan perkara ini di dalam hatinya, menunjukkan bahwa dia merenungkan dan berusaha memahami maksud lebih dalam dari perkataan Yesus.

  3. Matius 12:46-50
  4. Yesus ditanya tentang ibu dan saudara-saudara-Nya saat Dia sedang berbicara kepada orang banyak. Jawaban Yesus yang menyatakan bahwa siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah ibu dan saudara saudara-Nya mungkin terasa tajam bagi Maria, namun lagi-lagi, Maria menunjukkan sikap yang tenang dan merenungkan kata-kata tersebut.

  5. Yohanes 2:3
  6. Saat pesta pernikahan di Kana, Maria memberitahu Yesus bahwa anggur telah habis. Yesus menjawab dengan, "Apa urusanmu dengan Aku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Meskipun tanggapan Yesus terdengar keras, Maria tetap menunjukkan keyakinan kepada-Nya dengan mengatakan kepada pelayan untuk mengikuti apa pun yang Yesus perintahkan.

Ketiga perikop ini menunjukkan bagaimana Maria menyimpan perkara-perkara di dalam hatinya dan berusaha memahami makna yang lebih dalam dari tindakan dan kata-kata Yesus. Sikap Maria ini mengajarkan kita tentang kebijaksanaan dalam menghadapi situasi sulit dan pentingnya merenungkan serta memahami maksud yang lebih dalam di balik setiap peristiwa.

Penutup

Maria, ibu Yesus, menunjukkan teladan luar biasa dalam hal kesabaran dan kebijaksanaan. Ketika dihadapkan dengan jawaban ketus dari Yesus, Maria tidak bereaksi secara emosional tetapi menyimpan perkara-perkara tersebut di dalam hatinya, merenungkan dan berusaha memahami maksud yang lebih dalam. Sikap ini dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan, mengingat pentingnya merenungkan dan mencari makna lebih dalam di balik setiap peristiwa.

Diskusi

Bagaimana wanita Allah dapat menerapkan sikap Maria dalam menyimpan perkara di dalam hati ketika menghadapi situasi sulit dalam kehidupan sehari-hari?

Jadwal

  • 03 Sept: Materi COOL: Karakter istri dalam kitab Ester: Apakah aku seorang Wasti, Zeresh, atau Ester?
  • 10 Sept: Materi COOL: Perenungan Maria: Menyimpan perkara dalam hati saat Yesus menjawab ketus
  • 17 Sept: Ibadah Bethel Indonesia (Ibadah WBI)
  • 24 Sept: Menara Doa Wanita (MDW)