Apakah kita menyembah satu Allah atau tiga Allah?

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 27 Juli 2023 01.43 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Renungan Khusus 2019.jpgRenungan Khusus 2019-1x1.jpg
Renungan khusus
Tanggal13 Maret 2022
PenulisPdt Chris Silitonga, MEd
Renungan khusus lainnya

Ajaran Tritunggal adalah alkitabiah

Tritunggal atau trinitas bukanlah suatu kebenaran yang diperoleh melalui akal budi atau dibuat oleh manusia, melainkan suatu kebenaran yang diketahui melalui pernyataan dan pewahyuan sebagaimana yang Allah ungkapkan mengenai diri-Nya di dalam Alkitab[1].

Sekalipun kata ‘tritunggal’ atau ‘trinitas’ itu sendiri tidak ada di dalam Alkitab, namun itu adalah istilah yang digunakan oleh Gereja selama ribuan tahun untuk menjelaskan bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Atas apa yang terungkap dalam Alkitab, pada Konsili di Nicea tahun 325, pemahaman akan tritunggal dibukukan.

Argumentasi yang mengatakan bahwa ajaran Tritunggal tidaklah alkitabiah semata-mata karena tidak ada tertulis demikian di Alkitab; justru tidak alkitabiah. Ratusan ayat dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah yang kita sembah dalam nama Yesus Kristus adalah Allah yang Tritunggal. Yang harus kita mengerti adalah bahwa Allah yang kita sembah adalah suatu realita yang melampaui keberadaan kita. Kita hanya dapat memahami Tritunggal sejauh mana Allah mengungkapkan hal tersebut. Kita dapat memahami ke-tritunggal-an Allah sampai titik tertentu saja —tidak 100%— dan selanjutnya adalah menerimanya dengan iman.

Orang Kristen menyembah satu Allah atau tiga Allah?

Ada pemahaman seolah-olah orang Kristen menyembah 3 (tiga) Allah: Bapa, Anak (atau Putra) dan Roh Kudus. Benarkah demikian? Jawabannya adalah: salah. Kekristenan sebagai kelanjutan dari Yudaisme adalah iman yang bersifat monoteisme alias menyembah 1 (satu) Allah. Dalam Perjanjian Lama penegasan akan monoteisme ini tampak jelas dalam shema Yisrael yang mendeklarasikan iman kepada 1 (satu) Allah, sebagaimana tertulis dalam Ulangan 6:4-5,

Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

Kata ‘esa’ menunjukkan ‘tunggal atau satu’. Mikha 2:15a pun mengatakan:

Bukankah Allah yang esa menjadikan mereka daging dan roh?

Pengertian ini tidak berubah di Perjanjian Baru, di mana Tuhan Yesus dan para Rasul mengajarkan hal yang sama. Perhatikan beberapa ayat berikut:

Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa.” (Markus 12:29)
tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa. (1 Korintus 8:4)
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. (1 Timotius 2:5)

Namun sebagaimana kita telah ketahui sebelumnya, Allah ternyata mengungkapkan diri-Nya berkali-kali juga sebagai plural atau jamak, seperti misalnya kata Elohim (Kejadian 1:1) yang adalah bentuk jamak dari El yang memberi pengertian “lebih dari satu”, penggunaan kata ‘kita’ dalam penciptaan manusia (Kejadian 1:28; 3:22; 11:7).

  1. Yesaya 48:16; 61:1 mengungkapkan Allah Tritunggal
  2. Peristiwa terdengarnya suara Bapa, kehadiran Yesus dan Roh Kudus yang turun seperti merpati pada saat Yesus dibaptis dalam Matius 3:16-17
  3. Dan adanya kesetaraan dari Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam Amanat Agung dan kesaksian di Sorga. (Matius 28:19; 1 Yohanes 5:7)

Para rasul pun tercatat memberikan salam dan doa berkat rasuli dengan mengungkapan trinitas. (2 Korintus 3:14; Galatia 1:3, bdk. Yudas 1:20-21)

Dengan demikian, jika kita sebagai orang Kristen ditanya apakah kita menyembah 1 Allah atau 3 Allah, jawabannya adalah tegas: Kristen menyembah 1 (satu) Allah, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, ketiga yang esa. Ini adalah suatu pemahaman yang unik, tidak mudah dicerna dan sangat berbeda dengan pemahaman agama/iman manapun di dunia akan sosok ilahi yang mereka sembah. Hanya Kekristenan, setelah melihat dan memperhatikan ayat-demi-ayat dalam Alkitab, yang menyembah Allah Tritunggal.

Pengertian Tritunggal

Konsili Nicaea tahun 325 membuat suatu ‘rumusan’ kalimat definisi mengenai Tritunggal guna memudahkan umat memahami akan tersebut:

Allah itu esa, tapi memiliki tiga pribadi yang sama kekal dan sederajat, sama dalam hakekat, tetapi beda dalam pribadi-Nya; 1 Hakekat, 3 Pribadi. Jadi Bapa adalah Allah; Anak adalah Allah; dan Roh Kudus adalah Allah. Tidak ada tiga Allah melainkan satu Allah.[2]

Pemahaman ini menjadi fondasi dasar teologi Kristen di seluruh aliran arus utama (mainstream) Kekristenan, seperti Pentakosta, Protestan, Katolik, Metodis, Injili, Baptis, Anglikan dan seterusnya. Jika suatu gereja/denominasi/aliran mengklaim sebagai Kristen tetapi memiliki pemahaman yang tidak sama akan Tritunggal seperti di atas, artinya mereka membuat suatu pengertian yang tidak alkitabiah dan bahkan jadi penyesatan. Pemahaman akan Tritunggal yang alkitabiah menjadi titik penting untuk mengetahui apakah suatu gereja/denominasi/aliran adalah benar atau tidak.

Tiga pemahaman yang salah akan Tritunggal yang mengarah kepada penyesatan:

  1. Triteisme: Percaya karena ada 3 pribadi, maka ada 3 Allah. Ini melawan prinsip satu Allah.
  2. Modalisme/Sabelianisme: Percaya ada 1 pribadi Allah namun dalam 3 wujud. Ini melawan prinsip 3 pribadi, 1 hakekat.
  3. Subordinasionisme/Arianisme - Anak (Yesus) dan Roh Kudus kedudukannya lebih rendah dari Bapa. Biasanya pengikut paham ini akan membuat derajat Bapa lebih tinggi dari Anak dan Anak lebih tinggi dari Roh Kudus.

Salah satu tuduhan kepada GBI sebagai gereja dengan teologi Pentakosta[3] adalah bahwa kita tidak menganut Tritunggal. Ini tuduhan yang salah karena baik di Pengakuan Iman GBI, Pengajaran Dasar dan Tata Gereja GBI jelas bahwa GBI menganut pemahaman Tritunggal sebagaimana dijelaskan diatas[4] yaitu sama seperti yang dipahami oleh gereja-gereja arus utama. Maraknya pemahaman yang salah akan Tritunggal dan tuduhan sesat kepada GBI akhirnya mendorong BPH GBI mengeluarkan Surat No.159 tahun 2020 tentang Sikap Teologis GBI mengenai Tritunggal, di mana isinya menjabarkan panjang lebar mengenai Tritunggal sebagaimana disusun oleh Forum Teolog GBI[5].

Perlu juga disikapi bahwa Jesus Only Movement dan Oneness Pentecostal bukanlah bagian dari gereja/insan Pentakosta. Jesus Only Movement awalnya memang lahir dari suatu pertemuan jemaat Pentakosta di Amerika Serikat tahun 1913 tetapi kemudian mendeklarasikan hanya ada 1 Allah yaitu Yesus di mana Bapa serta Roh Kudus hanyalah perwujudan lain dari Yesus[6]. Ini artinya gerakan tersebut telah keluar dari pemahaman Tritunggal yang alkitabiah.

Gerakan ini akhirnya melahirkan denominasi Oneness Pentecostal di tahun 1914[7] dan memisahkan diri dari gereja-gereja arus utama. Kedua hal tersebut kerap menimbulkan tuduhan bahwa semua aliran Pentakosta mengusung pemahaman yang sama, semata-mata karena nama denominasi mereka ada kata “pentakosta”. Itu tuduhan yang salah. Jesus Only Movement dan Oneness Pentecostal menganut pemahaman Modalisme/Sabelianisme sebagaimana yang telah kita pelajari di atas, sehingga dapat dikatakan sebagai penyesatan[8].

Peran Allah Tritunggal dan keselamatan

Ketiga pribadi dari Allah Tritunggal memiliki peran yang spesifik sebagai Allah kepada kita, termasuk dalam hal keselamatan.

  1. BAPA, adalah Allah yang bersemayam jauh di atas kita; Allah yang daripada-Nya bersumber segala sesuatu. (1 Korintus 8:6; Yesaya 66:1)
    Tegasnya, Allah yang terutama sekali adalah sebagai Pencipta dan Pemelihara. (bdk. Matius 6:25-27)
    Dalam hal keselamatan, Bapa-lah yang menginisiasi keselamatan. (Efesus 1:3-6)
  2. ANAK (KRISTUS), adalah Allah yang tinggal dekat beserta dengan kita manusia. (Matius 1:23; Yohanes 1:14) Itulah yang dilakukan dengan kedatangan-Nya ke dunia ini. Tujuannya adalah menyelamatkan/mendamaikan manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Jadi Anak adalah Allah yang terutama sekali sebagai Pendamai dan Penyelamat. (2 Korintus 5:17-19)
    Dalam hal keselamatan, Anak-lah yang merealisasikan keselamatan tersebut. (Efesus 1:7-12)
  3. ROH KUDUS, adalah Allah yang tinggal di dalam kita/bekerja di hati kita. (2 Korintus 3:16)
    Oleh Roh Kudus inilah maka manusia dimungkinkan untuk percaya/bertobat kepada Kristus, sehingga manusia boleh dibebaskan dari belenggu dosa. Maka Roh Kudus adalah Allah yang terutama sekali sebagai Pembebas. (Roma 8:12)
    Dalam hal keselamatan, Roh Kudus-lah yang menyatakan dan meneguhkan keselamatan. (Efesus 1:13-14)

Kabarkan Yesus!

Banyak orang Kristen yang kemudian menjadi bertanya: bagaimana kita bisa mengabarkan Injil keselamatan jika pemahaman akan Allah Tritunggal adalah sesuatu yang bahkan tidak mudah dipahami orang Kristen? Bagaimana orang-orang non-Kristen bisa bertobat dan menerima kasih anugerah keselamatan dari Allah? Jawabannya adalah bahwa anugerah keselamatan diterima melalui dan di dalam Yesus Kristus. Allah telah menetapkan bahwa hanya melalui Yesus-lah keselamatan diberitakan dan diterima dengan iman oleh orang-orang yang mau percaya kepada-Nya.

Yohanes 3:16-17, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Kisah Para Rasul 4:11-12, Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Matius 1:21, Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
Roma 5:21; 6:23, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
2 Korintus 4:5, Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Hanya setelah seseorang menjadi percaya, bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, perjalanan menuju pengenalan dan pemahaman yang lebih dalam akan Allah Tritunggal dapat dimulai. Itulah sebabnya tugas kita dalam mengabarkan Injil adalah dengan mengabarkan Yesus Kristus. Keselamatan hanya ada di dalam Dia dan melalui Dia. Beritakan Injil keselamatan; kabarkan Yesus! (CS)

Referensi

  1. ^ KOM 100: Mengenal Allah dan Tinggal di dalam Kristus (Jakarta: Divisi Pengajaran GBI Jl. Jend. Gatot Subroto, 2021), hlm.93-94
  2. ^ French L. Arrington, Doktrin Kristen Perspektif Pentakosta (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015), hlm.92
  3. ^ Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: Departemen Teologi BPP GBI, 2014), hlm.14
  4. ^ Dapat dilihat di buku Pengajaran Dasar Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: BPH GBI, 2014), hlm 33-40 dan Tata Gereja Gereja Bethel Indonesia (Jakarta: BPH GBI, 2014), hlm.11; 151-152; 154. Sejak tahun 2021, nama Badan Pekerja Harian (BPH) berubah menjadi Badan Pekerja Pusat (BPP)
  5. ^ Sebagai informasi tambahan, Gereja kita, GBI Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta, juga menempatkan perwakilannya dalam Forum Teolog GBI dan ikut aktif dalam menghasilkan tulisan-tulisan teologis yang digunakan untuk diusung oleh gereja-gereja dalam Sinode GBI.
  6. ^ https://www.britannica.com/event/Jesus-Only diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 11:20 WIB.
  7. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Oneness_Pentecostalism diakses pada tanggal 22 November 2021 pukul 11:30 WIB
  8. ^ Perihal Modelisme/Sabelianisme yang dianut kuat oleh Jesus Only Movement dan Oneness Pentecostal dibahas panjang lebar dalam Surat No.159 tahun 2020 yang dikeluarkan oleh BPH GBI.

Tritunggal atau trinitas bukanlah suatu kebenaran yang diperoleh melalui akal budi atau dibuat oleh manusia, melainkan suatu kebenaran yang diketahui melalui pernyataan dan pewahyuan sebagaimana yang Allah ungkapkan mengenai diri-Nya di dalam Alkitab.