Mengikut Yesus sebagai murid (3)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 05.01 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Lukas 9:23)

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. (Yohanes 10:27)

Seperti kita sudah renungkan sebelumnya, mengikut Yesus sebagai seorang murid adalah satu cara untuk memiliki persekutuan yang benar dengan Allah dalam kerendahan hati dan iman. Syarat menjadi murid adalah menyangkal dan mematikan kedagingan. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari.” Kedagingan dan kepentingan diri sendiri adalah hal yang paling mendasar yang menghalangi kita mengikut Dia.

Tiga kata-kata sederhana memperlihatkan pesan inti dari pemuridan: “dan mengikut Aku.” Seluruh kehidupan Kekristenan dapat dirangkum dan digenapi dengan kerendahan hati dan mengandalkan Allah setiap hari. Tuhan menghendaki agar kita dapat bertumbuh dalam kasih karunia-Nya. “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). Yesus datang membawa kelimpahan kasih karunia. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14). Saat kita mengikut Dia dalam kerendahan hati dan pengandalan akan Dia, maka Ia akan mencurahkan kasih karunia-Nya ke dalam hidup kita.

Yesus memiliki semua yang kita perlukan. Di dalam Dia, seluruh sumber daya Allah yang kita perlukan untuk hidup yang berkenan kepada Dia. “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa” (Kolose 2:9-10). Di dalam Dia, terdapat seluruh hikmat dan pengetahuan. “Di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kolose 2:3). Yesus adalah kehidupan yang kita perlukan: “Kristus, yang adalah hidup kita” (Kolose 3:4). Yesus adalah “Tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu” (Kolose 3:11).

Kita membutuhkan Tuhan Yesus seperti domba membutuhkan gembala. Bahkan, perjalanan kita sebagai murid digambarkan di dalam Alkitab seperti domba mengikuti gembala. Semua orang berdosa yang masih ada di dunia ini adalah seperti domba yang kehilangan gembala. “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Matius 9:36). Yesus adalah gembala agung kita. “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Yohanes 10:11). Setelah mati bagi kita, Ia ingin memimpin kita sepanjang kehidupan kita di dunia ini. “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Jika kita dengan rendah hati mengandalkan Dia, maka kita dapat mendengar suara-Nya melalui Firman-Nya dan dipimpin oleh Roh Kudus. Dengan cara inilah kita dapat masuk dalam kepenuhan kasih karunia yang Tuhan sediakan bagi kita sepanjang hidup kita di dunia ini.

Doa

Tuhan Yesus, gembalaku yang baik, aku perlu Engkau seperti domba membutuhkan gembala. Dengan rendah hati aku percaya bahwa Engkau akan menuntun aku melalui kehidupanku, mencurahkan aku dengan kepenuhan kasih karunia-Mu, di dalam nama-Mu yang kudus. Amin.

Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. (Lukas 9:23)

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. (Yohanes 10:27)

Seperti kita sudah renungkan sebelumnya, mengikut Yesus sebagai seorang murid adalah satu cara untuk memiliki persekutuan yang benar dengan Allah dalam kerendahan hati dan iman.