Tetap tinggal dalam Firman Kasih Karunia-nya (2)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 04.57 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. (Kisah Para Rasul 20:32)

Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. (Yakobus 1:21)

Nasihat Paulus kepada orang percaya adalah untuk “bertekun dalam iman” (Kisah Para Rasul 14:22). Iman yang dimaksud adalah firman Allah. Paulus kemudian menyebutnya “firman kasih karunia-Nya.” Karena kasih karunia sudah meresapi firman Allah, maka firman itu dapat melakukan banyak perkara yang mulia dalam hidup kita.

Yakobus menulisnya “firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Tuhan ingin menanam firman-Nya ke dalam hati manusia, agar mereka dapat bertumbuh dan berbuah. Seperti inilah bagaimana Allah mulai bekerja di dalam kita: “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal” (1 Petrus 1:23). Dengan menyampaikan firman-Nya kepada kita, melalui khotbah, pengajaran, kesaksian atau penginjilan, Tuhan menabur benih yang kekal yaitu "firman kasih karunia-Nya” ke dalam hidup kita. Ketika kita percaya kepada Dia, benih tersebut akan tumbuh di dalam hati kita. Sekarang, Allah ingin tetap menabur benih kehidupan-Nya ke dalam hidup kita supaya kita dapat bertumbuh menjadi dewasa di dalam Dia.

Bagian kita adalah menerima firman-Nya dengan rendah hati. “Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu.” Kita harus senantiasa membaca firman-Nya sebagai sebuah kebutuhan pribadi yang mendesak. Sikap seperti itu merupakan tanda persetujuan dengan perkataan Yesus. “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Kita tidak dapat benar-benar tetap tinggal di dalam kasih karunia tanpa hidup di dalam “firman kasih karunia” dengan teratur. Jika kita dengan rendah hati selalu menerima firman Allah, kasih karunia-Nya yang bekerja di dalam kita akan memperlihatkan kuasa transformasi dari firman: “yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Karya penyelamatan ini tidak terbatas kepada saat kita menerima pembenaran ketika lahir baru saja, tetapi juga dalam proses pengudusan dari hari ke hari. Tuhan berdoa bagi murid-murid-Nya mengenai karya pengudusan dari firman Allah. “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17). Firman Allah mampu membuat hidup kita sesuai dengan apa yang sudah Tuhan rencanakan: “firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa.”

Doa

Ya Allah, sumber kehidupan. Aku bersyukur karena Engkau sudah menanam benih firman-Mu di dalam hatiku. Aku bersukacita untuk setiap perubahan yang sudah dikerjakan oleh firman-Mu di dalam hidupku. Sekarang, aku rindu untuk tetap tinggal di dalam firman kasih karunia-Mu, yang sanggup menyelamatkan jiwaku. Amin.

'Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. (Kisah Para Rasul 20:32)

Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. (Yakobus 1:21)

Nasihat Paulus kepada orang percaya adalah untuk “bertekun dalam iman” (Kisah Para Rasul 14:22).