Tetap tinggal dalam Firman Kasih Karunia-nya (1)

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman. (Kisah Para Rasul 14:21-22)

Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya. (Kisah Para Rasul 20:32)

Tuhan ingin agar kita tetap berada dalam persekutuan dengan Dia, tetap menerima kelimpahan kasih karunia-Nya: “Tetap setia kepada Tuhan… Tetap hidup di dalam kasih karunia Allah” (Kisah Para Rasul 11:23, 13:43). Satu aspek penting dari proses ini adalah untuk tetap tinggal di dalam firman kasih karunia-Nya.

Ketika Rasul Paulus dan tim misionarisnya melalui kota Listra, Ikonium dan Antiokia (di Pisidia), mereka mendorong pada murid di sana untuk “bertekun di dalam iman.” Iman yang dimaksud adalah kebenaran Allah yang dinyatakan. Yudas menulis mengenai hal ini. “Aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (Yudas 1:3). Jadi, Firman Allah adalah iman tersebut. Artinya, panggilan untuk bertekun di dalam iman” adalah nasihat untuk hidup berdasarkan firman Tuhan.

Kemudian, ketika Paulus mengunjungi para pemimpin gereja di Efesus untuk terakhir kalinya, ia mempercayakan mereka kepada pemeliharaan Tuhan dan firman-Nya. Paulus menyebut firman Allah sebagai “firman kasih karunia-Nya.” Kasih karunia adalah karakteristik dari firman Allah. Kasih karunia meresapi firman Allah. Kasih karunia mengalir dari firman Allah. Dari firman Allah-lah kita mengerti mengenai kasih karunia-Nya. Dari firman kita belajar mengenai firman. Lewat firman kita mengerti apa itu kasih karunia. Dari firman kita mengetahui kebutuhan terbesar kita akan kasih karunia. Dan dari Firmanlah kita belajar bagaimana kita mendapatkan kasih karunia ini.

Jika kita ingin tetap berada di dalam kasih karunia seperti yang Tuhan inginkan, kita harus tetap tinggal di dalam firman kasih karunia-Nya. Kita akan membacanya setiap hari. Mempelajarinya dengan teratur supaya pengertian kita bertambah. Kita akan merenungkannya supaya kita mengetahui berkat yang dijanjikan-Nya dan bagaimana kita melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Lebih dari semua itu, kita rindu tetap berada di dalam firman-Nya supaya kita semakin mengenal Yesus Kristus. Dengan mengenal Dia lebih dalam, kuasa kasih karunia-Nya akan mengubah hidup kita.

Doa

Ya Tuhan Yesus, aku berterima kasih untuk firman kasih karunia-Mu. Ampunilah aku untuk setiap saat di mana aku tidak menempatkan Firman-Mu sebagaimana seharusnya. Aku ingin tinggal di dalamnya dari hari ke hari. Berikanlah kepadaku hati yang haus dan lapar akan Firnan-Mu, Amin!

Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman. (Kisah Para Rasul 14:21-22) Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya. (Kisah Para Rasul 20:32) Tuhan ingin agar kita tetap berada dalam persekutuan dengan Dia, tetap menerima kelimpahan kasih karunia-Nya: “Tetap setia kepada Tuhan… Tetap hidup di dalam kasih karunia Allah” (Kisah Para Rasul 11:23, 13:43).