Tetap tinggal dalam kasih karunia Allah

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. (Kisah Para Rasul 11:23)

Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. (Kisah Para Rasul 13:43)

Setiap saat kasih karunia Allah diizinkan untuk bekerja dalam hati manusia, akan muncul tanda-tanda yang menyertai. Hal ini akan memberikan sukacita kepada mereka yang menyaksikan karya kasih karunia ini. Namun, adalah penting untuk menasihati mereka yang sudah hidup dalam kasih karunia, untuk tetap tinggal di dalam kasih karunia Allah.

Ketika Barnabas tiba di Antiokia untuk memeriksa kabar mengenai kebangunan rohani di sana, ia dapat melihat sendiri kasih karunia Allah sedang bekerja. Hal ini membuat Barnabas bersukacita. “Bersukacitalah ia.” Namun, ia tahu bahwa mereka perlu mendapatkan nasihat. Oleh karena itu ia mulai memberitahu mereka untuk tetap setia di dalam Kristus. Barnabas “menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.” Adalah penting bagi mereka yang sudah memulai di dalam Kristus lewat iman kepada-Nya, untuk tetap berjalan di dalam Dia. Pada dasarnya, hidup di dalam Kristus adalah hubungan yang terpenting. “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3). Hidup Kekristenan bukanlah sekedar bertemu Dia dan menerima hidup yang kekal. Persekutuan dengan Allah harus dipelihara dan dibangun dari hari ke hari.

Beberapa saat setelah Barnabas membagikan nasihat ini dengan jemaat di Antiokia, utara dari Israel, ia dan Paulus mengunjungi Antiokia yang lain yang terletak di Pisidia, daerah yang sekarang bernama Turki. Di sini, mereka memberikan nasihat yang serupa. Namun, dalam kesempatan ini, nasihat mereka berkaitan dengan kasih karunia Allah: “Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.” Kasih karunia bukan saja awal untuk kita memulai hidup bersama Tuhan, tetapi juga cara untuk kita tetap berjalan bersama Dia. Kita harus mengejar kasih karunia Allah setiap hari. Adalah sebuah kesalahan jika kasih karunia dianggap hanya sesuatu yang sudah terjadi di masa lampau. Kita dapat memuji dan bersyukur kepada Allah untuk semua kasih karunia yang sudah Ia limpahkan di waktu-waktu yang lalu. Namun, kasih karunia Allah tetap penting untuk hari ini dan hari-hari selanjutnya. Adalah tepat jika pada jemaat di satu tempat dinasihatkan untuk tetap setia di dalam Tuhan, sementara jemaat di tempat lain dinasihatkan untuk tetap berjalan di dalam kasih karunia. Kasih karunia tidak dapat dipisahkan dari Tuhan Yesus Kristus. “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus” (2 Korintus 8:9).

Doa

Tuhan, aku ingin tetap setia di dalam Engkau dan kasih karunia-Mu. Aku tidak ingin pengalamanku di dalam Engkau dan kasih karunia-Mu hanya di masa lalu saja. Aku rindu untuk mengenal Engkau lebih lagi, dan mengalami kasih karunia-Mu lebih lagi, setiap hari! Amin.

Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan. (Kisah Para Rasul 11:23)

Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. (Kisah Para Rasul 13:43)

Setiap saat kasih karunia Allah diizinkan untuk bekerja dalam hati manusia, akan muncul tanda-tanda yang menyertai.