Kasih karunia dan kerendahan hati

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 03.12 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. " (1 Petrus 5:5)

Jika kita ingin bertumbuh di dalam kasih karunia maka iman dan kerendahan hati harus ada dalam hidup kita. Mengenai kerendahan hati, Alkitab menulis "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. " Dalam terjemahan King James ditulis “Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati.”

Kesombongan adalah hal yang Tuhan benci. “Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong…” (Amsal 6:16-17). Tuhan ingin agar hidup kita semakin baik, kesombongan membuat hidup kita hancur. “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan” (Amsal 16:18). Tuhan ingin kita hidup dalam kebenaran, kesombongan penuh dengan kepalsuan. “Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau” (Obaja 1:3). Tuhan ingin agar kita tumbuh dalam kehormatan, kesombongan mempermalukan kita. “Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati” (Amsal 11:2).

Sebaliknya, kerendahan hati adalah karakter yang ingin Tuhan lihat dalam hidup kita. “Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak” (Amsal 16:19). Alkitab berkata lebih baik menjadi orang yang rendah hati dan bergaul dengan orang-orang yang sederhana dari pada menikmati harta yang banyak tetapi menjadi orang yang sombong.

Firman Tuhan juga berkata “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3). Orang yang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang sadar akan keterbatasan dan ketidakberdayaan mereka dan mengandalkan Tuhan saja maka mereka akan mengalami berkat Tuhan.

Alkitab juga berkata “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk” (Yesaya 57:15). Tuhan hadir diantara orang-orang yang rendah hati dan memanifestasikan penyegaran rohani dalam kehidupan mereka.

Tentunya manusia tidak bisa membeli kerendahan hati. Kerendahan hati muncul dari pengenalan yang semakin dalam tentang Tuhan. “Aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci… Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir” (Yesaya 6:5). Pada saat Allah ditinggikan dan dimuliakan, Yesaya menjawab dengan sikap rendahan hati yang mendalam. Demikian juga dengan kita, pada saat kita semakin intim dengan TUHAN dan semakin mengenal Dia, kita akan semakin rendah hati.

Doa

Tuhan yang maha tinggi, aku bertobat dari segala keangkuhan dan kesombonganku. Ajar aku Tuhan untuk menolak kecongkakan. Taruhlah hati yang semakin rendah hati, lewat pengenalanku akan Engkau yang semakin dalam, supaya aku dapat hidup dalam kasih karunia. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. " (1 Petrus 5:5) Jika kita ingin bertumbuh di dalam kasih karunia maka iman dan kerendahan hati harus ada dalam hidup kita. Mengenai kerendahan hati, Alkitab menulis "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. " Dalam terjemahan King James ditulis “Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberikan kasih karunia kepada orang yang rendah hati.”