Hidup dalam kasih karunia: iman dan kerendahan hati

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. " (Yakobus 4:6)

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri. (Roma 5:2)

Bagaimanakah orang percaya hidup dalam kasih karunia yang menguduskan setiap harinya? Seperti ketika pertama kali menerima kasih karunia yang membenarkan pada saat lahir baru, kasih karunia dalam kehidupan sehari-hari orang percaya didapatkan dengan iman dan kerendahan hati. Kita dibenarkan, dinyatakan benar di hadapan Allah, ketika kita dengan rendah hati percaya kepada Tuhan Yesus. Dalam kerendahan hati kita mengakui keadaan kita yang berdosa.

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23)

“Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23a).

Kita juga menaruh iman percaya kita kepada Yesus untuk tawaran keselamatan atas dasar kematian dan kebangkitan-Nya. “Tetapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23b).

Demikianlah sebagaimana kita telah mengambil bagian dalam kasih karunia-Nya yang membenarkan melalui iman dan kerendahan hati, demikian pula Tuhan menginginkan kita mengambil bagian dalam kasih karunia-Nya yang menguduskan dari hari ke hari.

Tuhan menghendaki kita untuk hidup dalam kerendahan hati, karena kita memerlukan kasih karunia untuk bisa bertumbuh dalam hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ingatlah akan kebenaran mengenai kasih karunia ini: “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Petrus 3:18). Jika kita tidak mau berjalan dalam kerendahan hati, kita tidak dapat menikmati dampak pengudusan dari kasih karunia, karena “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani (memberikan kasih karunia kepada - KJV) orang yang rendah hati.” Ketika kita hidup dengan mengandalkan kekuatan sendiri, Tuhan akan menolak kita. Ketika kita hidup dengan rendah hati, Tuhan memberikan kasih karunia kepada kita setiap hari.

Tuhan juga ingin kita hidup dalam iman, karena iman adalah jalan masuk kepada kasih karunia. “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri.” Kita sekarang hidup dalam kerajaan yang memberikan “kasih karunia demi kasih karunia” (Yohanes 1:16). Kelimpahan kasih karunia disediakan untuk setiap langkah hidup kita. Kasih karunia ini diterima melalui iman. Pada saat kita percaya kepada Tuhan Yesus untuk setiap aspek kehidupan kita, dengan iman kita sedang menjangkau kasih karunia Tuhan yang tak terbatas.

Jadi kita dapat melihat bahwa hidup dalam kasih karunia melibatkan dua realitas: iman dan kerendahan hati. Bukan kita yang menghasilkan keduanya. Keduanya bukan usaha manusia. Kerendahan hati mengakui bahwa kita tidak dapat mengerjakan kekudusan, kasih dan kesempurnaan. Iman berarti mengandalkan apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan. Kedua hal ini akan menjadi nyata dalam hidup kita melalui hubungan yang semakin intim dengan Tuhan. Semakin kita mengenal Tuhan Yesus Kristus, semakin kita rendah hati dan semakin beriman.

Doa

Ya Tuhan, Engkaulah Juru Selamatku. Ampuni aku jika selama ini aku meremehkan betapa aku membutuhkan Engkau. Ampuni kecongkakan dan pengandalan diriku selama ini. Aku merendahkan diriku di hadapan-Mu. Aku mau hidup hanya mengandalkan Engkau. Aku mau hidup dalam kasih karunia-Mu, bukan dalam kekuatanku sendiri. Tolong aku untuk semakin mengenal Engkau, supaya iman dan kerendahan hati boleh ada dalam hidup ku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.

"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. " (Yakobus 4:6)

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri. (Roma 5:2)

Bagaimanakah orang percaya hidup dalam kasih karunia yang menguduskan setiap harinya?