Jalan masuk ke dalam kasih karunia
![]() | |
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Senin, 3 Feb 2025 |
Kemarin | Minggu, 02 Feb 2025 |
Besok | Selasa, 04 Feb 2025 |
Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin. (Wahyu 22:21)
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. (2 Korintus 8:9)
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. (2 Korintus 9:8)
Dalam pembahasan yang lalu kita sudah melihat bahwa kasih karunia yang melimpah disediakan oleh Tuhan, bukan hanya untuk pembenaran atau lahir baru, tetapi juga untuk pengudusan atau proses pendewasaan rohani kita. Namun, bagaimanakah cara seseorang masuk ke dalam kasih karunia Tuhan? Bagaimanakah cara seseorang hidup dari hari ke hari di dalam kasih karunia? Kita akan melihat dua realitas yang Tuhan ingin bentuk dalam hidup kita, supaya kita menjalani kehidupan sehari-hari kita di dalam kasih karunia-Nya. Pertama-tama mari kita merenungkan dari mana kasih karunia didapatkan.
Kasih karunia hanya dapat ditemukan di dalam satu pribadi, “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus.” Artinya, untuk mendapatkan kasih karunia ini, kita harus bertemu dengan pribadi sumber kasih karunia ini. Tidak mengherankan, banyak sekali surat-surat dalam Perjanjian Baru diakhiri dengan “Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian!”
Tuhan bukanlah Tuhan yang suka menggunakan kata-kata yang sia-sia atau kosong atau sekedar sebagai suatu formalitas. Kata penutup yang diulang-ulang ini menunjukkan apa yang menjadi isi hati Tuhan. Ketika Firman Tuhan ditutup dengan kata-kata ini, apapun pesan yang mendahuluinya harus diaplikasikan dengan kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus.
Realitas yang kedua adalah, dengan kemampuan siapakah kehidupan orang Kristen bergantung? Sering kali kita lebih bergantung kepada kemampuan kita sendiri. “Apakah aku mampu untuk menyenangkan dan melayani Tuhan?” “Apakah aku mampu untuk menjadi saksi yang efektif?” Firman Tuhan selalu menunjuk kepada kemampuan Tuhan, bukan kemampuan kita. “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah” (Ibrani 7:25). “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung” (Yudas 1:24). “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan” (Efesus 3:20).
Setelah kita menemukan jalan masuk kepada kasih karunia, kita mungkin berpikir “Lalu, apakah aku bisa hidup dengan kasih karunia Tuhan?” Sekali lagi, masalahnya bukanlah kemampuan kita, tetapi kemampuan Tuhan. “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu” Jika kita mau mengandalkan Dia yang sanggup, yaitu Allah kita, maka kita akan mengalami kasih karunia-Nya yang menguduskan dalam hidup kita.
Doa
Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin. (Wahyu 22:21) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. (2 Korintus 8:9)