Rebut kemenangan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 5 Juni 2010 07.05 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Rebut kemenangan
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeJuni 2010
MingguIV (2010-25)
Sebelumnya
    Selanjutnya

      Mari kita mengambil waktu untuk membaca dan menyimak kembali kisah Yusuf saat di Mesir, sebagaimana teks di atas.

      Apabila kita perhatikan kehidupan Yusuf, sukses dalam hidupnya diperoleh melalui suatu perjalanan bak pasang-surut gelombang yang luar biasa. Lahir dari keluarga yang cukup berada, lalu dijual sebagai budak oleh kakak-kakak kandungnya sendiri, dijual ke Mesir, diangkat sebagai pembantu lalu kemudian kepala rumah tangga Potifar, difitnah oleh istri Potifar dan akhirnya dijebloskan dalam penjara.

      Kisah ini belum berakhir: ketika dalam penjara, Yusuf –dengan hikmat ALLAH- menerjemahkan mimpi yang didapat oleh Juru Roti dan Juru Minum Firaun. Ketika akhirnya Juru Minum dibebaskan, jasanya dilupakan sampai ketika akhirnya Firaun bermimpi, barulah sang Juru Minum mengingat akan hikmat yang dimiliki Yusuf.

      Ketika Firaun memerintahkan Yusuf dibawa kepadanya untuk menerangkan mimpi yang begitu mengganggunya, Yusuf dapat menerjemahkannya dengan tepat. Bahkan lebih dari itu, Yusuf bahkan memberikan usulan tepat bagaimana mengatasi persoalan yang akan dihadapi Mesir di masa mendatang. Dalam satu hari itu, seorang tahanan diangkat menjadi raja muda di Mesir.

      Kisah ini terus berlanjut sampai akhirnya dipertemukan kembali dengan seluruh kakak-kakak kandungnya dan Yakub, ayahnya.

      Setidaknya ada 4 (empat) hal yang dapat kita pelajari dari karakter Yusuf, bagaimana ia mampu menjalani hidup yang demikian bergejolak dan pada akhirnya merebut kemenangan total:

      1. Tidak menyimpan kepahitan, melainkan mengasihi siapapun
        Sejak pertama kali Alkitab mencatat kisah Yusuf, tidak sekalipun dicatat Yusuf kecewa atau pahit atas perlakukan yang ia terima. Ia tidak pernah mengutuki saudara-saudaranya, ia tidak pernah pahit pada Potifar, ia tidak kecewa kepada juru minum Firaun yang melupakan pertolongannya saat dipenjara. Di Kejadian 37:2 pun dicatat, bahwa sejak masa mudanya Yusuf mudah bergaul dengan anak-anak dari gundik ayahnya yang notabene adalah budak ibunya. Yusuf mengasihi siapapun yang ia temui dalam perjalanan hidupnya. Karakter ini paling nyata ketika ia mengampuni semua kakak-kakak kandungnya yang telah menjualnya sebagai budak (Kejadian 45:2-4).
        Diskusi: bagaimana dengan kita? Adakah kepahitan dan kekecewaan yang sebenarnya masih kita simpan dan ini menghambat kita meraih kemenangan?
      2. Menerima setiap pengalaman hidup sebagai bagian dari rencana TUHAN atas hidupnya
        Perhatikanlah apa Yusuf katakan dalam Kejadian 45:8, yaitu bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupannya – termasuk kegetiran hidup – adalah bagian dari rencana TUHAN yang luar biasa atas hidupnya. Inilah karakter kunci Yusuf: ia percaya bahwa TUHAN pasti akan menggenapi janji-Nya yaitu penyertaan, pemulihan dan kelimpahan bagi orang-orang yang percaya pada-Nya. Itulah sebabnya Yusuf percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidupnya, terdapat rencana TUHAN yang indah dan luar biasa baginya.
        Jika Yusuf mempunyai ayat favorit, mungkin ayat favoritnya adalah Roma 8:28 yaitu bahwa ALLAH turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi DIA.
        Diskusi: mudahkah bagi kita untuk menerima segala sesuatu dalam hidup ini sebagai bagian dari rencana TUHAN bagi hidup kita?
      3. Tidak mudah jatuh oleh godaan
        Salah satu peristiwa dalam kehidupan Yusuf di Mesir yang jelas menunjukkan kekuatan karakternya adalah ia tidak jatuh dalam godaan perzinahan dari istri Potifar (Kejadian 39:8-10). Kesempatan terbuka bagi dirinya untuk melakukan perbuatan dosa, namun Yusuf tidak membiarkan dirinya dikuasai hawa nafsu dan kedagingan. Yusuf tidak memberi celah bagi iblis untuk menjatuhkannya. Demikian juga hendaknya kita; jangan pernah memberi kesempatan kepada iblis untuk menggoda kita, yaitu menggunakan berkat dengan cara yang berlawanan dengan keinginan TUHAN.

      Peneguhan

      Adanya kalanya pengalaman dan keadaan yang kita hadapi sulit dan berat untuk dijalani. Kita mungkin tidak mengerti alasan-alasan dibalik semua peristiwa, tetapi melalui semua peristiwa tersebut kita menerimanya bahwa ALLAH memiliki pemikiran di atas pemikiran kita. Bagian kita adalah taat, setia dan percaya kepada-Nya, dan karenanya kemenangan akan kita raih.

      Sumber