Rahasia runtuhnya tembok Yerikho

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 17 April 2010 05.31 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu. (Yosua 6:20)

Sebagaimana yang Firman Tuhan ceritakan mengenai kisah runtuhnya tembok Yerikho dalam kitab Yosua pasal yang ke-enam; maka kita ketahui bahwa tembok Yerikho runtuh dengan cara yang unik. Tembok Yerikho runtuh tanpa perbuatan tangan manusia. Tembok Yerikho runtuh karena ketaatan orang-orang Israel dalam mendengarkan suara Tuhan.

Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan." (Yosua 6:3-5)

Para imam peniup sangkakala dan segenap barisan pasukan Israel pada waktu itu mendengarkan secara detail dan melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan melalui Yosua. Apa rahasia di balik ketaatan mereka? Apa yang membuat mereka mampu untuk dengar-dengaran akan perintah Tuhan sehingga mereka dapat mengalahkan dan menduduki kota Yerikho? Rahasianya ada di dalam kitab Yosua pasal yang ke-5, satu pasal sebelum pasal yang menceritakan runtuhnya tembok Yerikho.

Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi orang Israel itu. Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya." Lalu Yosua membuat pisau dari batu dan disunatnyalah orang Israel itu di Bukit Kulit Khatan. (Yosua 5:1-3)

Rahasia ketaatan pasukan Israel sehingga akhirnya tembok setebal 6 meter itu runtuh ternyata adalah HATI YANG BARU, hati yang telah disunat.

Ketika semua raja orang Amori dan semua raja Kanaan ketakutan dan hilang semangat karena mendengar bahwa Tuhan telah mengeringkan sungai Yordan di depan orang Israel; maka apa yang dilakukan oleh Tuhan? Apakah Tuhan dengan tergesa-gesa langsung menyuruh orang Israel untuk menyerang dan mengalahkan mereka? Tidak. Yang Tuhan lakukan adalah malah menyuruh Yosua untuk menyunat orang Israel untuk kedua kalinya.

Generasi Musa telah disunat dan telah mati selama 40 tahun di Padang Gurun karena ketidaktaatan mereka. Generasi Musa melambangkan manusia lama /kirbat lama (ada di bawah hukum Taurat/Perjanjian Lama). Angka 40 tahun berbicara mengenai lama suatu fase/siklus kehidupan. “Generasi Musa” yaitu kehidupan lama kita harus mati. Dan “Padang Gurun” adalah medianya. Kematian manusia lama, konsep-konsep lama terjadi di dalam panasnya “padang gurun” kehidupan.

Generasi Yosua berbicara mengenai generasi baru /kirbat baru (berada di bawah hukum Roh). Sunatnya bukan lagi sunat daging tapi sunat hati (penanggalan manusia lama/dosa).

Sunat ternyata merupakan kunci persiapan untuk mengalahkan orang Amori dan Kanaan. Bukan oleh kuat dan gagahnya kita, tapi kemenangan terjadi diawali dari hati yang telah disunat. Hati yang baru yang telah disunat akan memampukan kita untuk hidup taat dipimpin oleh Roh dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Inilah kunci KEMENANGAN orang Israel untuk merobohkan tembok Yerikho dan kota-kota lainnya.

Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. (Yehezkiel 36:25-27)

Hai Imam-Imam Doa, Pujian, dan Penyembahan… mau berhasil dalam kehidupan ini? Mau melihat doa, pujian, dan penyembahanmu berkuasa, sehingga tembok-tembok Yerikho dan tembok-tembok penjara dalam kehidupanmu dan kotamu/lingkunganmu diruntuhkan? Mau melihat orang-orang yang engkau kasihi yang belum percaya Tuhan diselamatkan? Mau melihat apa yang selama ini engkau doakan dan gumulkan digenapi dalam hidupmu? Jawabannya adalah: Milikilah hati yang telah disunat; hati yang tidak lagi mementingkan diri sendiri, bebas dari kepahitan dan kecemaran, bebas dari legalistik agamawi dan hidup sepenuhnya dikuasai oleh Roh Kudus. Niscaya saat engkau memuji dan menyembah Tuhan dengan suaramu atau saat engkau memainkan alat musik dari hatimu yang baru – hati yang mengasihi Tuhan, engkau akan melihat bahwa sungguh tahun ini akan menjadi Tahun Mujijat dan Kesembuhan yang Kreatif bagimu. Apa yang belum pernah engkau dengar dengan telinga, yang belum pernah dilihat mata, bahkan yang belum pernah timbul di pikiran itulah yang disediakan Allah bagi ORANG-ORANG YANG MENGASIHINYA.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Sumber