Doa, pujian, dan penyembahan: Kunci kemenangan Anda dalam peperangan rohani

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 17 April 2010 04.31 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

"Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN." (Yesaya 31:1)

Kalau kita berbicara tentang peperangan, tentunya semua orang ingin mengalami kemenangan, dan untuk dapat mengalami kemenangan dalam sebuah peperangan umumnya diperlukan sebuah strategi yang baik, selain itu sangat diperlukan pasukan yang kuat dan besar jumlahnya, persenjataan yang ampuh dan mutakhir (canggih), serta koalisi dengan pihak lain yang dapat membantu kita untuk memenangkan peperangan tersebut.

Uniknya dari ayat yang kita baca di atas, TUHAN memberikan cara yang ‘tidak lazim’ untuk dapat memenangkan sebuah peperangan. Orang-orang yang lebih mengandalkan manusia (pertolongan Mesir) serta lebih mengandalkan kekuatannya sendiri (kuda-kuda, kereta yang banyak serta pasukan berkuda yang besar) tetapi tidak memandang kepada Yang Maha Kudus serta tidak mencari TUHAN justru mengalami celaka (baca: kekalahan)!

Jelas sekali bahwa ayat ini memberikan suatu pengertian kepada kita bahwa untuk dapat mengalami kemenangan dalam setiap peperangan yang kita hadapi kunci utamanya adalah bukan terletak pada kekuatan kita sendiri atau kekuatan manusia melainkan apakah kita fokus pada TUHAN serta mencari DIA.

Saya mendapati dalam Alkitab, paling tidak ada 3 (tiga) kemenangan yang didapat oleh dengan cara yang ‘tidak lazim’ tersebut, yaitu:

  1. Kemenangan bangsa Israel atas Yerikho (Yosua 6:1-27)
  2. Kemenangan Raja Yosafat atas koalisi Moab, Amon dan Meunim (2 Tawarikh 20:1-30)
  3. Kemenangan pasukan Gideon (Hakim-Hakim 7:16-22)

Kemenangan bangsa Israel atas Yerikho (Yosua 6:1-27)

Seandainya bangsa Israel tidak disertai oleh TUHAN, tentunya menghadapi Yerikho dan kota-kota lain di negeri Kanaan bukanlah hal yang mudah. 10 dari 12 pengintai yang diutus Musa melihat dengan mata manusiawi dan mendapati negeri itu terdiri dari kota-kota yang sangat menakutkan di mana bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, orang-orangnya lebih kuat daripada orang Israel, ada orang-orang raksasa yang tinggi-tinggi perawakannya dan ini merupakan suatu negeri yang memakan penduduknya (Bilangan 13:25-33).

Demikian halnya dengan Yerikho. Kota yang dikelilingi dengan tembok yang besar yang mungkin hanya bisa dihancurkan dengan persenjataan berat seperti katapel raksasa dengan batu-batu yang besar sebagai senjatanya. Anehnya, bangsa Israel tidak disuruh berperang dengan persenjataan berat, tetapi TUHAN memberikan strategi yang ‘unik’ di mana bangsa Israel diperintahkan untuk mengelilingi kota tersebut dalam barisan yang sudah diatur oleh TUHAN sebanyak 1 kali putaran per-hari selama 6 hari berturut-turut tanpa mengeluarkan suara apa-apa dan 7 kali putaran di hari ketujuh di mana pada putaran yang terakhir imam peniup sangkakala meniup sangkakalanya disambut dengan gemuruh sorak yang nyaring oleh bangsa Israel maka runtuhlah tembok kota itu sehingga bangsa Israel bisa masuk serta menduduki Yerikho. Yerikho ditaklukkan dengan tiupan sangkakala dan sorak-sorai.

Kemenangan Raja Yosafat atas koalisi Moab, Amon, dan Meunim (2 Tawarikh 20:1-30)

Raja Yosafat mengalami tekanan dan rasa takut saat menghadapi serbuan pasukan besar yang merupakan koalisi Bani Moab, Bani Amon dan Meunim. Di saat yang kritis itu Yosafat mengambil keputusan untuk mencari TUHAN dan menyerukan seluruh Yehuda untuk berpuasa.

TUHAN memberikan pesan melalui Roh-Nya yang hinggap pada seorang Lewi dari bani Asaf yang bernama Yahaziel bin Zakharia bin Benaya bin Matanya agar mereka tidak usah takut dan gentar. Keesokan paginya Yosafat mengangkat orang-orang yang akan menyanyikan nyanyian untuk TUHAN dan memuji TUHAN. Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan pujian: "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" dibuatlah penghadangan oleh TUHAN terhadap bani Amon, bani Moab dan orang-orang pegunungan Seir itu sehingga mereka terpukul kalah.

Ini merupakan kemenangan yang dahsyat hanya dengan nyanyian pujian dan sorak-sorai.

Kemenangan pasukan Gideon (Hakim 7:16-22)

40 tahun setelah Debora dan Barak dipakai TUHAN melepaskan bangsa Israel dari tangan Yabin, raja Kanaan yang memerintah di Hazor, bangsa Israel berada dalam kekuasaan orang Midian selama tujuh tahun, selama itu orang Israel begitu takut terhadap orang-orang Midian, orang-orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur yang menjajah dan menjarah mereka.

Tuhan memakai Gideon dengan cara yang unik untuk melepaskan bangsa Israel dari tangan Midian. Dimulai dengan penyaringan pasukan sehingga hanya tersisa 300 orang dari 32.000 orang yang tadinya ikut bersama-sama dengan Gideon.

Bukan kebetulan kalau ternyata ke-300 pasukan tersebut ternyata mahir meniup sangkakala. Bagaimana mereka bisa mengalahkan bangsa Midian? Sangat unik. Mereka meniup sangkakala sambil memecahkan buyung kosong isi obor sehingga nyala obor itu menjadi terlihat. Kemudian mereka berseru: "Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!" Apa yang terjadi kemudian sungguh tak terduga, seluruh tentara musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri sedang TUHAN membuat mereka saling membunuh dengan pedang mereka sendiri. Kemenangan besar bagi bangsa Israel.

Secara rohani meniup sangkakala berbicara tentang doa, pujian, dan penyembahan dan memecahkan buyung mengandung arti mematahkan kedagingan, keakuan, serta dosa, sehingga terang itu menyala dalam hidup kita. Kalau kita melakukan kedua hal ini maka di alam roh secara profetik itu akan menjadi ‘pedang’ yang mampu mengalahkan musuh-musuh dalam peperangan rohani yang kita hadapi.

Tahun 2010 adalah Tahun Pemulihan dan Kelimpahan. Dalam tahun ini bagi kita yang percaya dan mau hidup dituntun oleh Tuhan Yesus serta terus memandang kepada Tuhan maka kita akan mengalami yang namanya kelimpahan serta berkat yang luar biasa. Namun demikian, peperangan rohani yang kita hadapi pun semakin besar.

Peperangan rohani adalah sesuatu yang sangat nyata terjadi dalam kehidupan kita, baik Anda paham atau tidak mengenai peperangan rohani. Sekarang ini mungkin Anda sedang mengalami peperangan rohani melalui proses, pergumulan, persoalan yang Anda hadapi. Saya dan orang-orang terdekat dengan Anda mungkin tidak tahu peperangan apa yang Anda hadapi, namun satu hal yang saya tahu, kalau Anda ingin mengalami kemenangan dalam peperangan rohani yang Anda hadapi sekarang TUHAN YESUS sudah berikan kuncinya yaitu: doa, pujian, dan penyembahan.

Di era peperangan rohani yang semakin meningkat ini mari kita semakin ahli dalam doa, pujian, dan penyembahan dengan cara mendisiplinkan hidup kita untuk banyak berdoa, memuji dan menyembah TUHAN sampai hal itu menjadi gaya hidup kita.

SELAMAT BERDOA, MEMUJI DAN MENYEMBAH TUHAN.

SELAMAT MERAIH KEMENANGAN BAHKAN MENJADI LEBIH DARI PEMENANG!

Sumber