The Living Words

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Februari 2021 10.20 oleh Leo (bicara | kontrib) (upd)
Lompat ke: navigasi, cari

Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" (Markus 5:39, 41)

Yairus seorang kepala rumah ibadat, saat itu ia sedang mengalami kesusahan yaitu putrinya yang masih kecil dan yang dicintainya sakit lalu meninggal dunia. Orang-orang yang berada di situ meratapinya namun tidak dapat memberikan jalan keluar untuk kesusahan Yairus.

Namun tindakan Yairus pada saat itu adalah tindakan yang tepat, yaitu dia datang kepada Yesus.

Yesus berkata di Yohanes 11:25-26, Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

Di dalam Yesus tidak ada kematian, Yesus selalu mengubah suasana perkabungan menjadi sukacita, Ia tidak melihat peti mati karena suara-Nya mengenyahkan kegelapan dan menembus maut, suara Tuhan Yesus adalah Suara Kehidupan, The Living Words.

3 hal yang kita bisa tangkap dari Yairus sehingga ia memperoleh The Living Words dari Tuhan Yesus:

  1. Iman
    Iman adalah sikap hati yang percaya kepada Tuhan dan firman-Nya.
    Ibrani 11:6, Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
    Iman Yairus ini yang membuat Tuhan berkenan dan mujizat terjadi.
    Yairus tahu bahwa orang-orang disekitarnya tidak bisa mendatangkan kehidupan, sama dengan yang terjadi di dalam kehidupan yang kita jalani bahwa ketika sesuatu yang buruk terjadi lalu apa yang kita dengar dari orang-orang di sekitar kita ? "ah, bisnisku udah hancur dan tidak mungkin pulih...", "ah, rumah tanggaku sudah berantakan, lebih baik cerai saja…", dan lain-lain.
    Yairus tidak mau terpengaruh dengan jeritan, keributan orang di sekitar dia melainkan dia bergerak mendatangi Yesus.
  2. Kerendahan hati
    Yairus adalah seorang kepala rumah ibadat. Pada waktu itu kepala rumah ibadat merupakan suatu jabatan yang tinggi, tetapi dengan segala kerendahan hatinya dia tersungkur di depan kaki Yesus dan memohon pertolongan-Nya.
    Tuhan berkenan dengan orang yang rendah hati.
    Yesaya 57:15, Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
  3. Kesabaran
    Perjalanan Tuhan Yesus ke rumah Yairus tertunda karena Tuhan Yesus menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan di tengah-tengah perjalanan. Tetapi Yairus tidak ngomel-ngomel, tidak putus asa melainkan ia tetap sabar menunggu dan berharap kepada Tuhan.
    Yairus bisa bersabar, menurut saya karena ia beriman dan rendah hati sehingga Tuhan memberikan dia semangat dan kekuatan untuk tidak menyerah.
    Tuhan menyukai orang yang sabar, dan melalui kesabarannya Yairus menuai hasilnya yaitu The Living Words dari Yesus Kristus, "Talita kum"! dan anak yang dikasihinya pun hidup kembali.

Saat ini apa yang mati di dalam hidup Saudara? Jangan putus asa, jangan mengandalkan manusia, apalagi kekuatan dari iblis, karena suara-suara itu tidak mendatangkan kehidupan melainkan kematian.

Mari belajar dari Yairus yang beriman kepada Tuhan, rendah hati serta sabar menantikan Tuhan maka dia mendapat kata-kata dari Tuhan Yesus yang menghidupkan (The Living Words).

Sepatah kata dari Tuhan lebih berharga dari ribuan kata-kata dari manusia.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Sumber