Khotbah:20010708-0600/SR

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 20 September 2024 06.52 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| type= pesangembala↵ | type= Pesan Gembala↵" menjadi " | type= pesangembala")
Lompat ke: navigasi, cari

Lukas 17: 11-19, Pada suatu waktu Tuhan tiba disuatu desa Samaria dan Galilea, Dia melihat di kejauhan ada 10 orang kusta. Orang kusta pada saat itu harus berdiri jauh antara orang sehat, karena penyakit kusta adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya pada saat itu. Mereka berdiri jauh minimal sekitar 300 kaki atau hampir 100 meter. Pada waktu mereka melihat Yesus mereka berteriak, Yesus menoleh kepada mereka dan berkata "Pergilah perlihatkan dirimu kepada Imam-Imam. Sementara mereka berjalan apa yang terjadi? Kesepuluh orang kusta itu semuanya sembuh, semuanya ditahirkan oleh Tuhan.

Saat ini saya bukan berbicara mengenai kesembuhan secara jasmani tetapi apa yang saya ingin bagikan kepada saudara, seperti 1 orang diantara sepuluh orang yang tahir. Sepuluh orang semua sudah disembuhkan oleh Tuhan tetapi hanya 1 orang yang kembali kepada Tuhan dan lalu dia mengucap syukur, berterima kasih kepada Tuhan Yesus, dia tersungkur dihadapan Tuhan. Saat itu Yesus bertanya "Mana lagi yang 9 orang?"

Orang itu mendapatkan porsi yang luar biasa, keselamatan ada didalam satu orang yang sudah disembuhkan. Sembilan orang lain yang sudah disembuhkan mereka berjalan lenggang-kangkung ketempat yang lain. Mereka sama sekali lupa akan apa yang sudah mereka alami, mereka lupa semuanya.

Tuhan berbicara kepada kita semuanya pada hari ini kita semua adalah orang-orang kusta waktu dulu kita semua adalah orang berdosa. Angka 10 adalah satu angka, angka yang genap dan angka yang tertinggi. 100%. Roma 3:10 berkata tidak ada seorangpun yang benar semuanya sudah berbuat kesalahan. Memang saat ini orang yang percaya didalam Yesus kita semua sudah dibenarkan, dikuduskan, bahkan diselamatkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Artinya seperti 10 orang kusta tadi begitu kita semua sudah ditahirkan oleh Yesus, seharusnya kita bersyukur tetapi yang bersyukur hanya 1 orang, 9 orang yang lain tidak ingat lagi siapa yang telah menyembuhkan.

Waktu saya mempersiapkan khotbah ini, saya merenungkan Tuhan apa betul begitu banyak orang Kristen yang diselamatkan apa betul 9 orang ini mewakili 90% dari orang percaya yang tidak ingat lagi apa yang sudah dilakukan oleh Yesus. Apakah ini gambaran dari 90% jemaat di Rayon VII atau jemaat di seluruh dunia yang sudah diselamatkan tetapi tidak mengucap syukur. Satu orang ini mewakili 10% dari jemaat Rayon VII atau seluruh jemaat yang ada boleh mengucap suykur atas pertolongan Tuhan.

Mari kita renungkan apakah hari-hari ini kita bersyukur atas segala yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Tapi kembali lagi bertanya ulang apakah kita berada diantara yang satu orang, atau kita diantara 9 orang di mana mereka tidak mengucap syukur. Kenapa orang tidak dapat mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan? Kenapa banyak orang lupa akan akan apa yang terjadi dalam kehidupannya?

Ada seorang Panglima perang dari Cina dia tidak pernah lupa akan kehidupannya dulu, yaitu seorang petani. Dia merasa dirinya tidak ada apa-apanya. Banyak orang percaya tidak lakukan hal ini, dia lupa semuanya. Kalau hari-hari ini saya boleh berkhotbah dengan satu Alkitab. Alkitab ini adalah Alkitab kesayangan saya di mana beberapa belas tahun yang lampau istri saya memberikan Alkitab ini. Dengan Alkitab inilah pertama kali di mana saya membaca seluruh isi Alkitab dari perjanjian lama sampai perjanjian baru. Alkitab ini yang saya gunakan waktu saya bersekolah untuk menjadi pendeta dan juga ketika pertama kali saya berkhotbah di salah satu daerah Cipinang Jakarta. Pada saat sekarang saya lihat Alkitab ini dan pada waktu saya membacanya, saya ingat siapa saya dulu.

Banyak orang Kristen lupa siapa mereka sesungguhnya, mereka tidak ingat lagi kehidupan waktu dulu, kita semua belum ditahirkan, pada waktu kita lupa dan mulai tidak bisa mengucap syukur kita anggap Tuhan belum memberkati kita. Kita mengeluh dan bersungut-sungut, kita ngomel, kita ingat siapa kita dulu kita tidak bisa ngomel kita bisa mengucap syukur senantiasa.

Di dalam Menara Doa Rayon VII satu bulan yang lalu para pendoa dan saya sendiri Tuhan memberikan suatu penglihatan didalam alam roh ada satu kepala ular naga yang sedang mengintip mencari celah untuk menerkam jemaat maupun hamba-hamba Tuhan.

Dua minggu yang lampau Tuhan membukakan satu firman Tuhan: Bilangan 21:4-6. Tuhan mengingatkan mengenai ular tedung yang menyerang orang Israel yang tidak mengucap syukur dan yang bersungut-sungut. Orang Israel bersungut-sungut kepada Tuhan, mereka komplain padahal sebelum ini Tuhan telah melakukan muzizat 41 kali tapi mereka masih bersungut-sungut, ngomel. Pada waktu itu Tuhan perintahkan ular tedung untuk menggigit mereka, sehingga mati. Alkitab mencatat ada 12.530 muzizat yang Tuhan lakukan didalam kehidupan orang Israel selama 40 tahun mereka di padang gurun. Tapi mereka berkali-kali bersungut-sungut, mereka terus ngomel.

Ada seorang tidak pernah mengucap syukur, tetapi sekali waktu dia didorong oleh Tuhan pergi mengunjungi temannya di rumah sakit, di ruangan ICU. Temannya terbaring di situ dan pada waktu itu Roh Kudus bicara kepadanya "Coba kamu lihat siapa yang ada di depan kamu". Saat itu juga dia mengucap syukur kepada Tuhan. Bukan saya yang terbaring di Rumah Sakit, saya mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan.

Seorang pengulas Alkitab yang terkenal dari Amerika, Netti Headry, suatu waktu dirampok. Dompetnya dikuras habis. Selesai dirampok dia pulang ke rumah, ia menulis dalam buku hariannya bahwa ia mengucap syukur yang dirampok itu dompetnya, bukan nyawanya, dan yang kedua ia bersyukur bahwa ia dirampok, bukan merampok.

Jika kita mau berjalan maju dalam kehidupan kita, kita harus selalu melihat ke atas, kita melihat kepada Tuhan, tapi kita juga harus bisa melihat kebawah jangan melihat keatas supaya kita dapat mengucap syukur. Kita katakan "Tuhan terima kasih atas semua berkat yang ada dalam kehidupan saya". Hati-hati ular naga sedang mengintip, ia hendak menyerang saudara sampai saudara mati secara rohani karena saudara bersungut-sungut, mengeluh tidak dapat mengucap syukur, padahal Dia selalu dan senantiasa melakukan muzizat besar dalam kehidupan kita.

Lukas 7:41-47 memberikan gambaran mengenai dua macam orang. Orang pertama adalah Simon seorang farisi ahli taurat, sedangkan orang kedua adalah seorang pendosa bernama Maria Magdalena. Pada kesempatan ini Yesus memberikan perumpamaan satu orang yang punya hutang 500 dinnar dan orang yang lain 50 dinnar, kedua-duanya dihapuskan hutangnya. Perbedaannya adalah bagaimana mereka mengucap syukur. Waktu Yesus datang, Simon orang farisi tersebut hanya tenang-tenang saja. Sedangkan wanita pendosa ini pada waktu Yesus datang, disekanya kaki Tuhan yang penuh debu dengan air matanya lalu ia cium kaki yang kotor lalu ia siram dengan minyak narwastu yang wangi dan mahal harganya lalu ia usap dengan rambutnya.

Coba kita nilai diri kita sendiri? Apakah kita seperti orang farisi itu? Kita merasa kita boleh ada karena kekuatan kita sendiri? Mazmur 100:4, pada waktu kita mengucap syukur pintu pertolongan Tuhan dibuka, berkat Tuhan dicurahkan. Pada waktu kita mengucap syukur Tuhan lebih lagi memberkati kita, baik berkat jasmani maupun rohani. Oleh sebab itu mari kita mengucap syukur seperti orang kusta dan wanita pendosa yang mengucap syukur dengan berlimpah-limpah kepada Tuhan. Amin.

Sumber