Dengan sombong Manasye memberontak terhadap Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 2 Mei 2023 05.10 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| judul =" menjadi "| title=")
Lompat ke: navigasi, cari
Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan TUHAN dari depan orang Israel. (2 Tawarikh 33:1-2)

Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya. Oleh sebab itu TUHAN mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. (2 Tawarikh 33:10-11)

Manasye adalah raja lainnya yang juga dengan angkuh melawan Tuhan. “Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.” Kesombongannya jauh lebih mengejutkan dari pada Nebukadnezar yang memerintah di Babel. Manasye memerintah di Yerusalem dan dibesarkan oleh seorang ayah yang saleh, yaitu raja Hizkia.

Manasye dipengaruhi oleh bangsa-bangsa penyembah berhala yang berkuasa di tanah perjanjian sebelum Tuhan memberikannya kepada bangsa Israel. Kejahatannya “sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan TUHAN dari depan orang Israel.” Perilaku rohani dari bangsa-bangsa Kanaan ini merupakan kekejian di mata Tuhan. Mereka menyembah berhala di bukit-bukit dan di gunung-gunung. Manasye “mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dirobohkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk para Baal, membuat patung-patung Asyera dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya” (2 Tawarikh 33:3). Manasye bahkan membawa penyembahan berhala ke dalam Bait Allah di Yerusalem. “Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah TUHAN, walaupun sehubungan dengan rumah itu TUHAN telah berfirman: "Di Yerusalem nama-Ku akan tinggal untuk selama-lamanya!" (2 Tawarikh 33:4).

Bangsa-bangsa yang ada sebelum Israel masuk ke tanah perjanjian, melakukan ritual pengorbanan anak-anak dan mencari petunjuk dari setan-setan. Yang mengejutkan, Manasye “mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal” (2 Tawarikh 33:6). Bahkan, Manasye melakukan yang lebih jahat dibandingkan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sebelumnya. “Tetapi Manasye menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dipunahkan TUHAN dari depan orang Israel” (2 Tawarikh 33:9). Oleh karena kasih-Nya, Allah menjangkau raja yang angkuh ini. “Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya.” Hasil akhir dari pemberontakan yang terus menerus ini adalah dipermalukan dan ditawan dalam pembuangan. “Oleh sebab itu TUHAN mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel.”

Doa

Allah Bapa di sorga, lindungilah aku dari pengaruh dunia ini. Aku sudah pernah mengalami belenggu akibat kenikmatan duniawi ini. Peliharalah aku agar setiap benih ilahi yang tertanam dalam hidupku tumbuh menjadi sempurna, untuk kemuliaan-Mu. Amin.