Manasye merendahkan dirinya di hadapan Allah
Ayo Saat Teduh | |
---|---|
Tanggal | Kamis, 26 Sep 2024 |
Kemarin | Rabu, 25 Sep 2024 |
Besok | Jumat, 27 Sep 2024 |
Keangkuhan dan pemberontakan Raja Manasye terhadap Tuhan sangatlah luar biasa. Ia melakukan tindakan-tindakan yang keji di hadapan Tuhan. Manasye “mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal” (2 Tawarikh 33:6). Namun demikian, ketika ia merendahkan dirinya di hadapan Allah, Tuhan mencurahkan kasih karunia-Nya kepada Manasye.
Ketika manusia merendahkan diri di hadapan Allah, pemulihan rohani yang radikal akan dialami. Sekilas, kekejian yang dilakukan oleh Manasye sepertinya menutup jalan pemulihan. Namun, Alkitab penuh dengan pernyataan dan kesaksian dari kasih karunia Tuhan sebagai jawaban terhadap mereka yang dengan rendah hati berseru kepada-Nya. Tuhan justru meminta kita untuk berseru kepada Dia di tengah-tengah situasi yang sulit. “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku” (Mazmur 50:15). Bahkan ketika kesulitan tersebut adalah ditangkap dalam pembuangan akibat memberontak kepada Allah, Tuhan tetap berjanji untuk mendengar dan menolong. “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu” (Yeremia 29:12-14).
Inilah kemurahan hati Allah kepada orang yang rendah hati. Tidak heran jika Allah mau melimpahkan kasih karunia bahkan terhadap orang yang angkuh dan melawan Dia seperti Manasye. “Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja.” Ini bukanlah sekedar sikap merendah yang biasa. Di tengah-tengah penderitaannya yang memalukan, ia dilanda oleh kerendahan hati. Ia memohon kepada Tuhan untuk menolong dia. Tuhan memulihkan dia. Namun, hasil yang paling indah dari karya kasih karunia Allah ini adalah sebuah kesadaran yang di tanah di dalam hati Manasye. “Dan Manasye mengakui, bahwa TUHAN itu Allah.”