Karakter, komitmen, dan kompetensi

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 6 Oktober 2010 08.23 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Karakter, komitmen, dan kompetensi
Logo Cool.png
Suplemen Diskusi COOL
PeriodeOktober 2010
MingguIII (2010-41)
Sebelumnya
    Selanjutnya

      Pernahkah Anda merasa bahwa tidak mungkin lagi untuk mencapai cita-cita, atau meraih karir yang lebih baik atau kehidupan yang lebih layak?

      Mungkin hal tersebut disebabkan oleh realitas kenyataan, atau usia yang semakin bertambah atau situasi yang kelihatannya tidak memungkinkan. Anda tidak sendirian. Faktanya banyak orang dari masa-ke-masa mendapatkan diri mereka dalam situasi yang serupa. Salah satu tokoh dalam Alkitab mengalami episode yang tidak mengenakkan dalam hidupnya: dia mulanya adalah keturunan raja/bangsawan (Daniel 1:3; 1:6), namun negaranya dijajah da ia dibuang ke negeri asing, dijadikan budak, tetapi sepanjang hidupnya ia habiskan menjadi pegawai ranking atas dari penjajahannya. Praktis ia menjadi pangeran di negeri asing. Melihat situasi ini sepertinya mustahil bukan memiliki jalan hidup demikian? Namun Alkitab mencatat dengan jelas bahwa inilah yang terjadi kepada tokoh kita: Daniel.

      Daniel menjadi pribadi yang sukses dalam Alkitab. Ia salah satu jajaran nabi besar (berdasarkan ukuran kitabnya) dan bahkan ALLAH membukakan banyak rahasia akhir zaman kepadanya. Ia pernah terancam dibunuh, pernah terancam mati di kandang singa, tetapi semuanya itu dilaluinya bersama TUHAN. Apa yang membuat Daniel dapat menjalani kehidupan yang seperti itu? Setidaknya ada 3 kualitas hidup Daniel yang membuatnya ia menjadi orang yang sukses di negeri orang asing dan di tengah kesulitan-kesulitan hidupnya, yaitu Karakter, Komitmen dan Kompetensi. Perhatikan urutannya, jalan sampai terbolak-balik. Kalau Daniel dapat melakukannya di masa lampau dan Firman TUHAN pun mencatatnya, artinya kehidupan Daniel dapat kita teladani pula di masa kini.

      1. Karakter (Daniel 1:4)

      Satu kualitas yang paling menonjol dari Daniel adalah bahwa ia memiliki karakter yang kuat. Karakter dapat didefinisikan sebagai konsistensi antara pikiran dan tindakan di mana saja dan kapan saja, dan dapat dinilai secara obyektif.
      Ketika Nebukadnezar mencari calon-calon pegawai kerajaan, maka salah satu persyaratannya adalah bahwa calon-calon itu haruslah memiliki karakter yang baik (“tidak ada sesuatu cela”). Daniel memiliki karakter: perkataan dan tindakannya di hadapan orang banyak maupun saat sedang sendirian adalah selalu konsisten. Daniel yang di hadapan Nebukadnezar adalah Daniel yang sama ketika sedang sendirian atau di hadapan ALLAH. Orang yang bertindak baik di hadapan orang lain namun berpikir/bertindak lain saat sedang sendirian adalah orang yang tidak memiliki karakter.
      Karakter bukanlah berkat atau urapan. Karakter adalah sesuatu yang terjadi karena kita memilih untuk berkarakter yang kuat. Bagaimana caranya kita melatih dan mengembangkan karakter? Cara yang sederhana atau efektif adalah: dengan memberikan respons yang tepat/sesuai Firman setiap saat. Respons-respons yang tepat/sesuai Firman TUHAN, jika dilakukan terus akan menjadi kebiasaan (habit), lalu menjadi perilaku (behaviour) dan akhirnya menjadi karakter. Kalau engkau selalu bersungut-sungut dalam segala masalah –misalnya- maka karaktermu nantinya menjadi si-bersungut-sungut. Namun jika responsmu dalam menghadapi masalah apa pun adalah selalu bersukacita dan mengucap syukur, maka karaktermu akan dikenal sebagai si-pengucap syukur/si-bersukacita.

      2. Komitmen (Daniel 1:8, 6:11)

      Dalam berbagai peristiwa, Daniel menghadapi kendala di mana ia diminta untuk berkompromi –khususnya dalam hal imannya. Ketika masih muda, ia diminta untuk berkompromi menyantap makanan-makanan haram menurut Taurat. Daniel menolak. Ketika ia sudah tua, ia diminta untuk menyembah raja sebagai TUHAN dan Daniel pun menolak yang akhirnya berkonsekuensi ia dilempar ke kandang singa. Maka Daniel mengambil sikap demikian? Karena ia mengambil keputusan untuk selalu mendahulukan TUHAN ALLAH-nya dalam kehidupannya. Ini adalah komitmen Daniel.
      Komitmen secara sederhana dapat diartikan sebagai kesetiaan terhadap perjanjian yang telah dibuat sebelumnya. Kita sudah melihat bahwa Daniel adalah pribadi yang berkarakter kuat. Karakter ini jugalah yang tampak dalam komitmennya kepada ALLAH. Komitmen kepada ALLAH bukan saja menyembah-Nya, tetapi juga untuk menjalani hidup ini sebagaimana yang ALLAH kehendaki. Saya yakin, Daniel seumur hidupnya memegang teguh perjanjian TUHAN dengan bangsa Israel sebagaimana tertulis dalam Ulangan 11:8-15, oleh karenanya ia tetap sukses walau di negeri asing dan dalam situasi yang tidak mengenakkan.
      Komitmen-lah kepada TUHAN seumur hidupmu.

      3. Kompetensi (Daniel 1:19-20)

      Ada satu pedoman yang sering digunakan saat merekrut pegawai: lebih baik mempekerjakan pekerja yang masih bodoh tapi berkelakuan baik, daripada pekerja yang pintar tapi berkelakuan buruk. Daniel membuktikan bahwa dirinya adalah pribadi yang berkarakter dan memegang teguh komitmen, maka barulah kompetensi-nya diperhitungkan. Namun Daniel bukan hanya mengandalkan kualitas kelakuan semata, ia pun menjadikan dirinya memiliki kompetensi/keahlian di atas rata-rata, yaitu sepuluh kali lebih ahli dibanding para ahli lainnya!
      Anak-anak TUHAN pun diminta untuk memiliki etos keahlian di atas rata-rata. TUHAN sendiri mengajarkan dan memberikan teladan ini; jika seseorang memintamu berjalan 1 mil, engkau berjalan 2 mil dan jika seseorang meminta pakaianmu, maka kau berikan jubahmu. Kehidupan kekristenan adalah kehidupan di atas rata-rata. Namun ingatlah bahwa kompetensi akan menjadi berguna kalau engkau memiliki karakter dan komitmen yang kuat.
      Kompetensi akan terus ditambahkan oleh TUHAN, kalau kita mempergunakannya untuk memuliakan nama TUHAN. Ketika tidak ada yang mampu menerjemahkan mimpi Nebukadnezar, Daniel dapat menerjemahkannya. Tetapi Daniel tidak mengambil pujian untuk dirinya, sebaliknya ia mengembalikan segala kemuliaan kepada ALLAH-nya.

      Peneguhan

      Jikalau Daniel dapat bertahan, bahkan sukses dalam hidupnya dengan bermodalkan Karakter, Komitmen dan Kompetensi, maka hal itu juga dapat berlaku bagi Anda dan saya. Kunci dari ketiga “K” ini adalah bahwa fokus kepada TUHAN. Karakter Daniel adalah menyenangkan TUHAN. Komitmen Daniel adalah mengikuti segala perintah TUHAN. Kompetensi Daniel adalah agar nama TUHAN yang dipermuliakan.

      Yang terutama di dalam hidup ini: meninggikan nama YESUS
      Yang terutama di dalam hidup ini: memuliakan Nama-NYA

      (Ref) Haleluya, Haleluya, saya mau cinta YESUS
      Haleluya, Haleluya, saya mau cinta YESUS

      Sumber