Iri hati yang mengarahkan pada benci

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 24 Februari 2024 02.34 oleh Sari (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari

Wanita Allah, kisah Yusuf dan saudara-saudaranya di dalam kitab Kejadian 37, menghadirkan narasi klasik tentang irihati dan benci.

Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.

Kejadian 37:11

Pendahuluan

Wanita Allah, kisah Yusuf dan saudara-saudaranya di dalam kitab Kejadian 37, menghadirkan narasi klasik tentang irihati dan benci. Saudara-saudara Yusuf (selain adik Yusuf yaitu Benyamin) ini menunjukkan bagaimana perasaan irihati dapat berkembang menjadi benci yang merugikan. Irihati muncul berawal dari pemberian jubah yang maha indah untuk Yusuf dari ayahnya (Yakub) dan mimpi Yusuf yang menyatakan bahwa smua saudara-saudaranya termasuk ayahnya akan sujud pada Yusuf. Saudara-saudara Yusuf mengalami emosional yang gelap, memunculkan rasa benci yang mengarahkan pada tindakan pembunuhan.

Wanita Allah, iman tidak bisa dibangun kalau kita jauh dari Tuhan. Iman kekristenan itu melebihi logika manusia, oleh sebab itu iman hanya akan bisa kita mengerti dan kita alami saat kita tinggal dalam Tuhan, dan Firman itu sanggup membuat iman dalam hati kita menjadi hidup dan bertumbuh.

Isi

Dalam KBBI : irihati = cemburu, bahasa aslinya = khof-nun-alef dan benci = sin-nun-alef, irihati dan benci memiliki suku kata yang hampir mirip, dan benci mengarahkan pada pembunuhan (1 Yohanes 3:15a) "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia" dan 1 Yohanes 2:9 Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Dari irihati-benci-gelap-bunuh. Irihati saudara-saudara Yusuf sebagai perasaan tidak puas dan cemburu terhadap keberhasilan atau perhatian orang lain. Saudara-saudara Yusuf merasakan ketidakadilan, timbul benci dalam amarahnya, sehingga memutuskan untuk membunuh. Saudara-saudara Yusuf tidak mampu mengelola perasaan negatifnya dengan bijak, sehingga benci merusaknya dan menciptakan konsekuensi yang tragis. Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya mengajarkan bahwa irihati dan benci tidak hanya menciptakan ketegangan emosioal, tetapi berpotensi menghancurkan hubungan dan tindakan kekerasan yang tidak terpikirkan. Bagaimana pentingnya mengelola emosi dan penerimaan atas keberhasilan orang lain untuk mencegah irihati merajalela.

Kesimpulan

Wanita Allah, menjadi peringatan yang kuat tentang bahaya irihati dan benci dalam kehidupan manusia di zaman now. Dengan membawa irihati ke dalam hidup kita, seseorang dapat mengalami perubahan emosional yang merugikan, dan jika tidak dikelola dengan baik, dapat berkembang menjadi pembunuhan (tubuh/jiwa). Marilah kita mengelola emosi dengan penerimaan dan sikap yang positif terhadap keberhasilan orang lain dengan menerima orang lain dengan apa adanya, bukan ada apanya, sesuai kebenaran Firman Tuhan, Matius 22:39 Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Jadwal

  • 05 Mar: Materi COOL: Iri hati yang mengarahkan pada benci
  • 12 Mar: Materi COOL: Persiapan untuk menyebrangi sungai Yordan
  • 20 Feb: Ibadah WBI
  • 27 Feb: Menara Doa Wanita