Persiapan untuk menyeberangi sungai Yordan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari

Wanita Allah, dalam perjalanan menuju tanah Kanaan, bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua menghadapi sungai Yordan yang melimpah.

Bacaan: Yosua 3:1-6

Pendahuluan

Wanita Allah, dalam perjalanan menuju tanah Kanaan, bangsa Israel di bawah pimpinan Yosua menghadapi sungai Yordan yang melimpah. Tanah Kanaan yang dijanjikan itu tampaknya tak terjangkau, kendati mereka tidak di beri tahu bagaimana mereka akan menyeberangi sungai, dan tidak diperlengkapi untuk menyeberanginya dengan cara yang biasa, namun mereka tetap berangkat dengan iman, setelah diberitahukan (Yosua 1:11) bahwa mereka akan menyeberanginya dan iman mereka pada perjanjian Allah memandu langkah mereka.

Meskipun tidak ada petunjuk konkret tentang cara menyeberangi sungai, mereka berangkat dengan keyakinan bahwa Allah akan menuntun mereka.

Isi

  1. Kepemimpinan Yosua
  2. Yosua memimpin bangsa Israel dengan teladan yang baik. Ia bangun pagi-pagi untuk bekerja, mencerminkan ketidakcintaannya pada kenyamanan pribadi. Kesetiaan dan kerja kerasnya mengilhami para kepala suku dan semua yang melayani jemaat untuk bertindak dengan tekun.

  3. Mengikuti tabut perjanjian
  4. Umat Israel diperintahkan mengikuti Tabut Perjanjian sebagai tanda kehadiran Allah. Mereka harus bergantung pada hukum dan belas kasih-Nya yang tersemat dalam Tabut, menjadikannya penuntun hidup.

    Kepentingan menjaga jarak dari Tabut menegaskan rasa takut dan hormat terhadap kehadiran Ilahi, dan sekaligus menunjukkan bahwa Tabut memiliki kekuatan pelindung yang cukup. Dalam perjalanan menuju tanah Kanaan, keberanian untuk menghadapi perjalanan yang belum pernah dilalui didorong oleh keyakinan akan penyertaan Allah.

  5. Menguduskan diri

    Sebelum pengalaman luar biasa, bangsa Israel diinstruksikan untuk menguduskan diri. Kesiapan untuk menerima perbuatan ajaib Allah memerlukan pemisahan dari pencemaran jasmani dan rohani yaitu kunci untuk menerima berbagai manifestasi kemuliaan dan anugerah Tuhan. Dengan memisahkan diri, memusatkan perhatian pada firman-Nya, dan berdoa, mereka dapat menghormati Allah dan meraih penghiburan dari peristiwa tersebut.

  6. Kesigapan para Imam
  7. Para imam, meskipun bukan dari suku Lewi yang biasanya bertugas, diperintahkan untuk mengangkut Tabut Perjanjian di depan bangsa Israel, bahkan dalam menghadapi bahaya. Dalam ketaatan penuh, mereka menyeberangi sungai tanpa rasa takut, menjunjung tinggi kehormatan dan pertahanan yang terkandung dalam Tabut. Kepemimpinan para imam mencerminkan keyakinan pada Tuhan dan memotivasi umat dalam pelaksanaan ibadah.

Kesimpulan

Dalam perjalanan melintasi sungai Yordan menuju tanah Kanaan, bangsa Israel menunjukkan iman yang kokoh dan ketaatan pada perintah Allah (meskipun tidak ada petunjuk konkret tentang cara menyeberangi sungai, Tuhan tidak langsung memberitahukan kalau sungai itu akan terbelah dan dasar sungainya akan kering).
Demikian pula, Wanita Allah harus berjalan terus di jalan kewajiban kita, walaupun kita tahu ada banyak kesukaran di depan, dengan percaya bahwa Allah akan menolong kita melewatinya ketika kita sampai pada kesukaran itu.

Mari kita terus maju sejauh kita mampu dan bergantung pada kesanggupan Allah ketika kita mendapati diri tidak mampu. Kesiapan untuk mengikuti tabut perjanjian, menguduskan diri, dan kesigapan para imam menyoroti pentingnya iman, ketaatan, dan kesiapan rohani dalam menghadapi peristiwa yang luar biasa.
Wanita Allah, Tuhan tidak memberitahu langsung kepada kita, seperti apa perjalanan hidup kita, yakinlah bahwa Allah yang setia akan memimpin dan melindungi kita dalam setiap langkah. Tuhan Yesus Memberkati.

Jadwal

  • 05 Mar: Materi COOL: Iri hati yang mengarahkan pada benci
  • 12 Mar: Materi COOL: Persiapan untuk menyeberangi sungai Yordan
  • 19 Mar: Ibadah WBI
  • 26 Mar: Menara Doa Wanita