Tidur tentram dan aman

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 26 Januari 2024 09.11 oleh Jaen (bicara | kontrib) (Baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Logo Inspirational.jpgLogo Inspirational.jpg
Inspirasi
Tanggal18 Februari 2024
PenulisVictor Pandiwidjaja
Sebelumnya
Selanjutnya

Berkat Tuhan tidak selalu berupa uang, karena bisa tidur dengan tentram dan aman seperti yang tertulis dalam Mazmur 4:8 juga merupakan salah satu anugerah dan berkat Tuhan, karena bisa jadi ada orang-orang yang tidak demikian.

Berkat Tuhan tidak selalu berupa uang, karena bisa tidur dengan tentram dan aman seperti yang tertulis dalam Mazmur 4:8 juga merupakan salah satu anugerah dan berkat Tuhan, karena bisa jadi ada orang-orang yang tidak demikian. Mazmur:4 setidaknya menjelaskan ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab seseorang tidak bisa tidur dengan tentram.

  1. Amarah yang menjadi dosa. Marah merupakan hal yang manusiawi, misalnya jika kita menemukan sesuatu hal yang bertentangan dengan prinsip hidup, etika, atau peraturan. Namun Daud mengingatkan dalam Mazmur 4:4, jika marah janganlah sampai berdosa. Efesus 4:26 menjelaskan bahwa jika marah, harus segera surut, paling lama hingga matahari terbenam, dan janganlah dipendam atau disimpan sebagai dendam. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, agar kesalahan kita pun diampuni oleh Bapa di surga Matius 6:14-15.
  2. Kuatir pada kedudukan, posisi, atau jabatan. Memiliki suatu pekerjaan, apalagi suatu jabatan tertentu, tentu memberikan suatu kebanggaan atau rasa dihormati oleh orang lain. Mengejar prestasi, baik dalam pekerjaan, pendidikan, dan pelayanan, tentu merupakan suatu hal yang baik. Namun mengejar atau mempertahankan suatu kedudukan hingga akhirnya menyebabkan hilangnya ketentraman dalam hati, tentu merupakan hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Mengapa? Karena segala kedudukan atau kemuliaan itu milik Tuhan, Dia yang memberi pada orang-orang yang dikasihiNya Mazmur 4:3.
  3. Kuatir pada uang atau kekayaan. Apakah hanya orang miskin yang kuatir? Tidak juga. Ada orang yang banyak harta kekayaannya namun hidup dalam kekuatiran yang berlebihan, mungkin takut harta bendanya dicuri orang, atau bisnisnya tutup lalu jatuh miskin. Umumnya yang sering terjadi orang kuatir, misalnya bagaimana membayar cicilan rumah atau kendaraan, uang sekolah, hutang bisnis, dan lain-lain. Orang-orang yang disebutkan di atas umumnya tidak bisa tidur dengan tentram dan aman. Matius 6:25-34, mengingatkan bahwa kita harus mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, karena Allah peduli dan tahu akan setiap kebutuhan kita, pasti Ia akan memenuhi setiap keperluan kita tepat pada waktunya.

Mencari Kerajaan Allah berarti mendahulukan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita. Langkah praktisnya dengan mencari wajah-Nya setiap pagi dengan menyembah Tuhan dan membaca Firman-Nya. Tanya dan cari tahu kehendak Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. He is our provider. Dia pasti memberikan segala berkatNya sesuai dengan kapasitas setiap anakNya. Mazmur 4:7-8 memberikan jaminan dan penghiburan bahwa Allah itu memberikan sukacita yang berbeda dari dunia berikan, bahkan melebihi dari rasa aman dan tentram dari orang-orang yang kelimpahan gandum dan anggur (baca : orang kaya raya). Rasa aman yang sejati dan terpenting bukanlah dari memiliki seluruh kekayaan dunia ini, tetapi memiliki Allah yang hidup, yang melindungi dan memenuhi setiap keperluan dari anak-anakNya.

(Victor Pandiwidjaja)