Pemilihan pemimpin menurut kehendak Tuhan

Dari GBI Danau Bogor Raya
Lompat ke: navigasi, cari
Logo Inspirational.jpgLogo Inspirational.jpg
Inspirasi
Tanggal11 Februari 2024
PenulisDoddy Agungpamudji
Sebelumnya
Selanjutnya

Dalam perjalanan sejarah umat manusia, Tuhan seringkali terlibat secara aktif dalam pemilihan pemimpin. Alkitab, sebagai sumber kebijaksanaan rohaniah, memberikan gambaran bahwa Tuhan memiliki peran dalam menetapkan pemimpin.

Dalam perjalanan sejarah umat manusia, Tuhan seringkali terlibat secara aktif dalam pemilihan pemimpin. Alkitab, sebagai sumber kebijaksanaan rohaniah, memberikan gambaran bahwa Tuhan memiliki peran dalam menetapkan pemimpin. Sebagai renungan singkat, kita dapat melihat beberapa ayat Alkitab yang menyoroti prinsip ini.

Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;

Daniel 2:21

Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki kontrol penuh atas perubahan zaman dan pemerintahan. Pemilihan pemimpin bukanlah kebetulan semata, melainkan bagian dari rencana ilahi.

Roma 13:1 (TB),

Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.

Paulus menekankan bahwa pemerintah dan pemimpin berasal dari ketetapan Allah. Ini mencerminkan prinsip bahwa otoritas pemimpin memiliki akar dalam kehendak ilahi.

Amsal 21:1 (TB),

Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.

Pemimpin, termasuk raja, diarahkan oleh Tuhan. Hati mereka berada dalam kekuasaan Tuhan, yang memandu mereka sesuai dengan rencana-Nya. Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa pemilihan pemimpin tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

Dalam berbagai konteks sejarah, Tuhan telah memilih pemimpin yang mungkin tidak dianggap manusia sebagai pilihan yang wajar. Oleh karena itu, dalam memahami perjalanan politik dan pemimpin saat ini, marilah kita membawa hati dan pikiran kita untuk mencari kebijaksanaan Tuhan serta memahami bahwa rencana-Nya mungkin melebihi pemahaman kita yang terbatas.