Dalam kasih karunia: korban yang lebih baik

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 18 Juli 2018 16.16 oleh Leo (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Lompat ke: navigasi, cari
Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban. (Ibrani 7:26-27)

Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (Ibrani 9:12)

Aspek lain yang lebih baik dari perjanjian baru kasih karunia adalah korban yang kita miliki di dalam Yesus Kristus, Imam Besar kita. Korban dalam perjanjian lama harus dipersembahkan berulang kali, dan harus ada penumpahan darah binatang. Dalam kedua hal ini, korban Yesus jauh lebih baik.

Imam di dalam hukum Taurat mempersembahkan korban yang sama dari hari ke hari.

  • Korban-korban ini tidak dapat menghapus dosa. “Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa” (Ibrani 10:11).
  • Korban-korban ini menyediakan penutupan dosa untuk sementara, sambil menunggu karya pengorbanan yang sempurna dari Mesias yang akan datang. Namun, pada saat yang sama, korban-korban ini secara terus menerus menjadi peringatan mengenai dosa dan kesalahan. “Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa” (Ibrani 10:3).
  • Setiap saat darah binatang tersebut dicurahkan, orang-orang Israel diingatkan akan akibat dari dosa, yaitu kematian. “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Ibrani 9:22).
  • Pada akhirnya, Yesus mati sebagai korban yang sempurna, satu kali untuk selama-lamanya. “Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan… yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban… sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban."
  • Korban Yesus adalah korban yang sejati yang dapat menghapus dosa.
“Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya” (Ibrani 9:26).
“Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang” (Ibrani 9:28).
“Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah” (Ibrani 10:12).

Ketidakmampuan dari korban dalam hukum Taurat adalah karena hanya mencurahkan darah binatang. “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Ibrani 10:4). Jadi, Imam Besar kita mencurahkan darah-Nya sendiri karena kasih karunia. “Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal."

Darah Kristus satu-satunya yang dapat menghapus dosa. “Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Petrus 1:19).

“Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29).

Doa

Tuhan Yesus, Anak Domba Allah, betapa mulia pengorbanan yang Engkau lakukan karena kasih karunia! Satu kematian untuk semua dosa manusia menyediakan pengampunan bagi semua orang yang percaya. Aku bersuka cita untuk anugerah yang agung ini! Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus aku bersyukur. Amin.