Pilih Tuhan atau Mamon?

Dari GBI Danau Bogor Raya
Revisi sejak 19 November 2022 04.14 oleh Leo (bicara | kontrib) (Penggantian teks - "| summary =" menjadi "| longsummary= | summary= | shortsummary=")
Lompat ke: navigasi, cari
Background 2021 The Year of Integrity.jpgBackground 2021 The Year of Integrity.jpg
Renungan khusus
Tanggal14 Maret 2021
PenulisPdt Chris Silitonga, MEd
Renungan khusus lainnya

Salah satu pesan yang Bapak Gembala kita sampaikan mengenai Tahun Integritas adalah bahwa kita harus mempelajari banyak dari Tuhan Yesus. Yesus adalah model keteladanan utama kita dalam hal integritas. Jesus is the Man of Integrity. Apa yang Tuhan Yesus lakukan, perkatakan, bagaimana Dia berinteraksi dengan orang-orang yang datang kepada-Nya, menjadi hal-hal yang harus kita perhatikan, pelajari dan terapkan dalam kehidupan kita.

Salah satu interaksi Yesus yang dicatat dalam Alkitab adalah peristiwa yang tercatat dalam Matius 19:16-26, di mana Yesus bercakap-cakap dengan seorang muda yang kaya datang kepada-Nya. Lukas mencatat bahwa orang muda ini juga seorang pemimpin. Jadi sosok yang bercakap-cakap dengan Yesus ini adalah seorang pemimpin muda yang kaya. (Lukas 18:18)

Orang muda kaya ini bertanya kepada Yesus; perbuatan baik apa yang harus ia lakukan agar memperoleh hidup yang kekal? (Matius 19:16). Pertanyaan semacam ini diajukan oleh banyak orang dan adalah hal yang wajar saja untuk menanyakan demikian. Namun dalam pertanyaan ini terbetik suatu pemahaman yang perlu Tuhan Yesus luruskan.

  1. Keselamatan hanya oleh Kristus Yesus
  2. Yesus menjawab pertanyaan anak muda kaya ini dalam ayat 17 dengan ‘menegur’, bahwa bukan karena perbuatan baik-lah seseorang memperoleh hidup kekal. Langkah pertama untuk menerima keselamatan bukanlah dengan perbuatan baik tetapi dengan menerima anugerah keselamatan dari Allah melalui Kristus dengan iman. Doktrin ini konsisten dengan apa yang Yesus ungkapkan sendiri bahwa keselamatan adalah:

    Segala perbuatan baik yang dilakukan di luar Kristus tidak akan membawa orang kepada kehidupan kekal.

    Anugerah keselamatan yang kita terima dengan iman, sejatinya akan nampak dalam perbuatan-perbuatan kita (Yakobus 2:14-26). Itulah sebabnya Yesus melanjutkan jawaban kepada orang muda ini setelah menerangkan ‘Satu’, yaitu diri-Nya, yang dapat memberi hidup kekal, dengan menjelaskan bagaimana menjalankan hidup di muka bumi ini. Yesus berkata:

    “Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah. (Matius 19:17)

    Kata kuncinya adalah: segala perintah Allah (Eng.: keep the commandments).

  3. Pilihlah Tuhan dan bukan Mamon agar memiliki hidup
  4. Sangat menarik, orang muda kaya ini melanjutkan pertanyaan kepada Yesus, perintah yang mana yang harus dijalankan? Yesus menjawab dengan mengutip bagian dari Hukum Moral, atau yang umum dikenal dengan nama 10 Perintah Allah. (Matius 19:18-20)

    Mulai dari jawaban inilah terungkap bahwa untuk mengklaim diri sebagai pribadi yang berintegritas, orang percaya perlu menentukan sikap: memilih Tuhan atau Mamon.

    Hukum Moral diberi TUHAN kepada Israel di Sinai. Dalam kesepuluh hukum ini,

    Kita mengetahui bahwa keempat aturan pertama hanya bisa benar-benar terjadi melalui dan di dalam Kristus, dengan iman. (Matius 19:17)

    Namun, bukan hanya hidup kekal yang harus kita perhatikan, tetapi juga hidup keseharian kita di bumi. Agar hidup kita di bumi terjalani dengan baik, kuncinya adalah kita harus memperhatikan bagaimana kita berinteraksi dengan sesama kita manusia, yaitu saling mengasihi.

    Enam aturan dalam Hukum Moral inilah yang Yesus kutip dalam Matius 19:18-20 dan ditekankan di ayat 20 agar kita saling mengasihi.

Orang muda kaya ini mengklaim bahwa dia sudah menjalankan hukum moral ini, termasuk perihal aturan interaksi dengan sesama. Namun entah dia lupa, tidak sadar atau pura-pura tidak tahu, Yesus tidak menyebutkan aturan terakhir dari hukum moral, yaitu jangan menginginkan apapun yang dipunyai sesamamu manusia (bdk. Keluaran 20:17). Orang muda kaya ini mengklaim bahwa dia sudah jalankan semua hukum moral, lalu bertanya: "Perintah yang mana lagi yang kurang?" (Matius 19:20). Jawab Yesus: “Juallah segala milikmu, bagikan pada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga dan ikutlah Aku” (Matius 19:21). Orang muda ini meninggalkan Yesus dengan sedih karena hartanya banyak (Matius 19:22). Artinya dia lebih memilih untuk terikat dengan Mamon dari pada mengikuti Yesus dan melakukan apa yang Yesus perintahkan.

Banyak orang mengira Yesus mengajarkan bahwa kekayaan membuat orang tidak dapat masuk ke sorga. Bahkan beberapa orang mungkin mengajarkan bahwa semakin miskin semakin baik, dan semakin kaya semakin buruk. Tetapi ini pemahaman yang salah, karena jika benar demikian, maka segala janji TUHAN bahwa Ia akan memberkati kita, memperluas daerah kita dan menyertai kita menjadi hal yang kontradiktif.

Di sini Tuhan Yesus sedang menunjukkan bahwa orang muda kaya ini ternyata sangat terikat dengan kekayaannya. Seandainya orang muda ini melakukan apa yang TUHAN perintahkan, pasti dia akan tetap sejahtera dan bahkan tidak tertutup kemungkinan menjadi lebih kaya dalam segala hal.

Pemiskinan seseorang bukanlah bagian dari rencana TUHAN dalam kehidupan orang percaya yang taat pada-Nya. Hidup di bumi bisa saja melewati fase-fase lembah kekelaman, badai, pergumulan bahkan penganiayaan. Tetapi di dalam Kristus kita menjadi kuat dan kaya untuk menanggung dan menjalaninya (Filipi 4:10-13). Kekayaan yang TUHAN berikan kepada orang yang benar-benar memilik integritas; menuruti perintah-perintah-Nya, melampaui kekayaan secara fisik yang umumnya dicari dan dipahami oleh banyak orang.

Camkan ini: Orang yang hatinya terikat dengan kekayaan, tidak mungkin dapat menjalankan kehidupannya dengan menempatkan TUHAN menjadi yang nomor satu dalam hidupnya, dan tidak mungkin menjalankan perintah TUHAN untuk mengasihi sesama manusia.

Tuhan Yesus mengingatkan bahwa orang percaya tidak dapat memfokuskan diri pada TUHAN dan Mamon pada saat yang bersamaan.

“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:19-21)
“Tidak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)

Kekayaan yang kita hasilkan di atas muka bumi, haruslah dihasilkan dan digunakan melalui cara-cara yang diatur dan dikenan oleh Tuhan. Hanya dengan cara demikian, maka kekayaan itu menjadi sesuatu yang berharga, bisa dinikmati dan dapat diteruskan kepada generasi berikutnya.

“Siapa mencintai uang tidak akan puas akan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya.” (Pengkhotbah 5:9, 12-13)

Mengklaim diri kita ber-integritas: artinya mengikuti perintah TUHAN dan mengasihi sesama. Itu akan tercermin di dalam cara kita menempatkan kekayaan dalam hidup kita. Almarhum Pdt. Abraham Lalamentik pernah berkata: “Show me how you handle your wealth and I’ll show you how actually you care about other people.” (terj.: Tunjukkan pada saya bagaimana kamu memperlakukan hartamu dan saya tunjukkan padamu bagaimana sesungguhnya kamu peduli pada orang lain).

Epilogue

Setelah mendengar percakapan Tuhan Yesus dengan orang muda kaya tersebut dan pengajaran-pengajaran Yesus tentang hal ini, rasul Petrus kemudian bertanya kepada Yesus:

“Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Matius 19:27)

Apakah yang akan kita peroleh dari kesetiaan kita mengikut Yesus dan bukan mengikuti Mamon? Jawaban Yesus kepada Petrus menjadi bagian kita juga:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.” (Matius 19:28)

Kita yang mengikut Yesus dengan setia, akan mendapatkan bagian kita dari pada-Nya dan bahkan memerintah bersama-Nya. Pilihlah TUHAN dan bukan Mamon. (CS)